(1) Kedua Kalinya

151 37 22
                                    

"Anak-anak mohon perhatiannya sebentar!!" Intruksi sang wali kelas, Pak Han.

"Ada murid baru hari ini." Seorang siswa tampan memasuki kelas dan menarik perhatian semua orang.

"Silakan perkenalkan diri kamu," perintah Pak Han.

"Baik Pak."

"Halo semua, nama saya Jeon Jungkook, senang bisa bergabung dengan kelas ini, saya harap kita semua dapat berteman baik, mohon bantuannya!" Dia membungkuk sedikit, kemudian duduk di meja paling belakang baris kedua dari kiri.

.

.

.

Waktu jam makan siang dimulai, kantin ramai dipenuhi siswa-siswi yang sibuk mengisi perut mereka setelah jam pelajaran yang panjang.

Di salah satu meja, duduk tiga siswa tampan yang sedang menyantap makan siang mereka dengan nyaman, siswa baru Jungkook, dan dua siswa senior.

"Mencari siapa?" tanya Jimin, hyung kelimanya karena melihat Jungkook memperhatikan sana-sini.

"Tidak ada hyung, siapa tahu saja ada yang aku kenal di sini."

"Memangnya ada yang kau kenal? Kau baru masuk hari ini," sambung Taehyung, hyung keenamnya.

"Hehe ...." Jungkook hanya cengengesan dan segera melanjutkan makannya.

Jimin dan Taehyung bukanlah hyung kandungnya, mereka bertiga dan empat orang lainnya yang juga alumni dari sekolah ini adalah trainee di salah satu perusahan agensi.

Di tengah hiruk pikuknya suasana kantin, duduk menyendiri seorang gadis yang menikmati makan siangnya dengan tenang dan damai.

Kim Yura, gadis berparas cantik yang sudah biasa dengan kesendirian. Ia tidak suka bergaul dan berinteraksi dengan siswa lainnya. Namanya sudah terkenal satu sekolah karena sikapnya yang dingin dan tidak peduli dengan sekitarnya itu. Saat ini beberapa siswi terlihat jelas sedang bergosip tentang dirinya dari jarak yang cukup dekat untuk didengarnya, namun ia tidak memedulikan mereka.

"Bukankah dia terlihat menyedihkan?" Seseorang di perkumpulan itu membuka percakapan.

"Orang yang pertama kali melihatnya mungkin akan berpikir dia ditindas dan diasingkan, padahal dia yang mengasingkan diri sendiri," sahut yang lainnya.

"Entahlah, aku baru pertama kali melihat orang sepertinya seumur hidupku."

"Apa dia punya banyak masalah di rum--" Omongannya terpotong saat gadis yang mereka bicarakan bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kantin. Gadis-gadis itu berpura-pura sibuk dengan makanan mereka saat Yura melewati meja mereka.

"Ya! Kalian lebih menyedihkan dari dia. Dia bahkan tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekolah ini, kenapa kalian begitu peduli padanya?" sela siswi lain yang sudah terlihat muak dengan pembicaraan mereka.

"Enak saja! Untuk apa aku peduli padanya? Dia mungkin tidak tahu namaku walau kami pernah sekelas."

"Tapi kau selalu membicarakan orang yang tidak tahu namamu?"

"Hanya penasaran, kau tahu. Apa kau tidak penasaran? Dia begitu aneh, apa itu tidak mengganggumu?"

"Mengapa itu harus menggangguku? Dia bukannya menindas atau mengejekku, dia hanya diam dan tidak melakukan apa pun."

"Tetap saja ...  karena dia begitu diam itu jadi menggangguku."

"Dia hanya ingin hidup dengan caranya sendiri, kenapa itu bisa mengganggumu? Sudahlah, jangan dibahas lagi, untuk apa membahas orang lain yang bahkan tidak peduli kau hadir di sekolah atau tidak, seperti tidak ada pembahasan lain saja?!"

 ✔️Let Me Know [END]Where stories live. Discover now