2. A Traveler

80 21 54
                                    

17 tahun kemudian di kediaman Zenitsu dan Nezuko ...

"Selamat pagi!" Sapa Hinata sambil mengambil sarapan buatan Nezuko.

"Kau ini. Oh ya, setelah sarapan, kau dan Ayahmu tolong cari kayu bakar ya," pesan Bu Nezuko.

Hinata mengangguk mengerti. Setelah menghabiskannya, ia mengambil sebuah kapak belakang pintu. Lalu pergi ke hutan yang cukup gelap bersama Zenitsu.

"Kau siap, Hinata-kun?" Tanya Zenitsu.

"Aku selalu siap kapan saja. Ayah kan selalu gak siap kalau mau pergi ke hutan yang gelap," canda Shoyou.

"Ah kau ini. Ya sudah, kita langsung aja," dua bapak anak itu segera pergi untuk mencari kayu bakar. Nezuko memperhatikannya dari jauh.

"Semoga mereka baik-baik saja," ucap Nezuko.

Saat ingin menutup pintu, seorang peramal dari chap kemarin datang. Siapa lagi kalau bukan Nagisa.

"Nezuko! Nezuko! Jangan tutup pintunya! Izinkan aku masuk!"

Nezuko yang syok melihat Nagisa seperti itu pun membiarkannya masuk. Kemudian menyuruhnya untuk duduk di sofa yang terbuat dari kulit rusa hutan.

"Kenapa kau ngos-ngosan begini?" Tanya Nezuko sambil menyeduh teh hangat untuk Nagisa.

"Apa ... Kau ... Memberitahunya?" Balas Nagisa.

Nezuko awalnya diam. Namun dia teringat sesuatu.

"Yang masalah Hinata?" Nagisa mengangguk.

"Jangan sampai dia tahu. Dia belum siap. Kaguya semakin kuat. Aku dan Karma saja tidak bisa mengalahkannya. Begitupun dengan Tokoyami dan Sanguu," jelas Nagisa.

"Dia hampir menguasai seperempat Shueisha, Ultra, Shojo, dan Monthly Ace juga sudah dikuasai. Kontingen Shounen juga hampir hancur," tambahnya.

"Bagaimana cara mengalahkannya?" Tanya Nezuko.

"Di dalam diri Midoriya, Tanjiro, Asta, dan Hinata, terdapat kekuatan besar. Angin ada di tubuh Asta, Api ada di tubuh Hinata, Tanah ada di Midoriya, dan Air ada di Tanjiro. Dan jika keempatnya di gabung, Kaguya bisa kalah," terang Nagisa yang menyesap tehnya.

"Kalau begitu, tunggu mereka siap," simpul Nezuko.

"Dan kau juga harus tetap tutup mulut sampai aku suruh menceritakan semuanya ke Hinata-kun,"

Nagisa berdiri dari sofa, lalu berpamitan dengan Nezuko.

"Jaa! Tunggu info nanti ya!" Ujar Nagisa, lalu pergi dari kediaman keluarga Agatsuma.

Kebetulan saja setelah Nagisa pergi, Zenitsu dan Hinata pulang dengan membawa kayu bakar yang cukup banyak. Kedua otoko itu kelelahan setelah bekerja dan bersandar di sebuah pohon rindang.

"Kalian pasti lapar dan capek ya? Nah, ini ibu buatkan teh hijau untuk kalian berdua," Otomatis mereka berdua mengambil teh buatan Nezuko.

"Enaknya~" ucap Hinata. Lalu terdiam.

"Ada apa, Hinata?" Tanya Zenitsu.

"Aku ingin tahu rasanya berkeliling dunia. Aku ingin sekali melihat dunia luar," kata Hinata terbinar-binar.

"Hinata," panggil sang ibu.

"Di luar itu berbahaya. Di sana banyak sekali hewan buas dan mungkin saja ada perampok yang akan membunuhmu,"

Hinata menatap ibunya, "tapi yang ku baca di buku-buku, dunia luar itu tidak seperti itu," sanggahnya.

"Hinata ... Ibu tahu kau ingin ke luar. Namun, saat ini kau belum siap."

The Shounen Quest (ALTERNATE UNIVERSE: The Crossover Academia)Where stories live. Discover now