2. Pulau Adara

1.2K 83 0
                                    

Terdapat sebuah pulau kecil di seberang laut yang aman, damai, dan tentram. Penduduknya sejahtera di bawah kepemimpinan seorang penguasa yang bernama Mahawira Tarachandra. Seorang lelaki berusia hampir setengah abad itulah yang membawa perubahan bagi penduduk di pulau itu. Dari pulau tanpa nama, menjadi pulau bernama Adara. Dari pulau dengan penduduk yang serba hidup tak beraturan, menjadi pulau modern yang memiliki aturan yang mengikat dan menguntungkan.

Ia membuat perubahan di pulau itu, tentu saja tidak sendiri. Ada istri juga sahabatnya yang ikut andil dalam pengembangan pulau tersebut. Suka duka mereka lalui bersama. Usaha mereka diakui dan patut diacungi jempol oleh seluruh penduduk. Sejak itulah mereka diakui sebagai pendiri, pemilik, juga penguasa pulau.

Kebahagiaan mereka terhenti kala terjadi insiden yang membuat mereka kehilangan orang-orang tercinta. Istrinya, Safira Deidara, meninggal akibat penyakit yang dideritanya. Meninggalkannya juga sang anak lelaki yang tengah berusia lima tahun. Segala kesibukannya membuatnya tak ingin sampai menelantarkan anaknya.

Mendengar sang sahabat kehilangan anak perempuannya yang berusia dua tahun akibat penculikan, membuatnya berpikir untuk menitipkan anaknya kepada mereka.

"Apakah sudah ada kabar dari para detektif mengenai anak kalian?"

"Belum ada, Wira. Ini sudah lebih dari tiga bulan, mereka tak kunjung menemukannya."

"Bukannya aku menyerah, tapi, dengan pulau sekecil ini bukankah harusnya mudah menemukan seorang anak yang hilang akibat penculikan? Aku ingin mengikhlaskan kepergiannya, tapi aku juga tidak akan berhenti mencari."

"Aku juga akan membantu kalian mencari. Lalu, untuk mengisi kekosongan kalian, bolehkan aku minta tolong?"

"Minta tolong apa, Wira?"

"Begini Leon, Agatha, kalian tahu kalau istriku meninggal beberapa bulan yang lalu. Dan aku kini sibuk mengurus segala urusan di pulau ini. Aku tak ingin anakku terlantar."

"Ah, kau ingin menitipkan anakmu disini? Meminta kami menjadi orang tua asuhnya?"

"Iya, setiap aku memiliki waktu luang, aku akan mengunjunginya. Anggap saja ia anak kalian juga."

"Boleh-boleh saja, Wira. Justru aku sangat bahagia bila anak tampan itu disini."

"Yakin, tidak apa-apa?"

"Iya, asal kau tidak keberatan dengan cara asuh kami."

"Tentu saja tidak, aku yakin kalian tidak akan mengajari hal-hal buruk kepada anakku."

"Akhirnya, aku akan punya teman di rumah ini. Leon jarang meluangkan waktu untukku karena ia sibuk melatih bela diri para pemuda-pemuda itu."

"Maafkan aku, sayang."

"Hahahaaa, bersabarlah Agatha. Itu memang tugasnya sebagai seorang yang bertanggung jawab dengan keamanan di pulau ini. Tunggu saja hingga ia memiliki banyak anak buah, pasti ia akan sering di rumah."

"Ku harap hal itu segera datang."

"Oh iya, kapan kau mengantarkan anakmu kemari?"

"Besok pagi. Kalau begitu aku pamit ya, banyak yang harus aku kerjakan."

"Dasar orang sibuk. Hati-hati di jalan."




















.
.



Halo gais, karena masih part-part pengenalan, jadi masih pendek hehee
Part pengenalan masih ada 2 part lagi, jadi mohon bersabar hehehee
Makasih ya yang udah mampir dan baca cerita inii
See you next part

INDESTRUCTIBLEWhere stories live. Discover now