Part 19 [ Terror ]

1.4K 264 56
                                    


HAPPY READING!!
SORRY FOR TYPO!!

HAPPY READING!! SORRY FOR TYPO!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏










"Hai, gue Ranaya Ayudya Witama dan gue pindahan dari Jakarta tepatnya SMA Pluto. Gue harap kita bisa berteman baik, salam kenal semuanya. "

Mendengar nama Witama, aku merasakan nyeri dalam dadaku. Itu adalah nama marga keluargaku, seharusnya nama itu ada dalam namaku juga tapi mau bagaimana lagi karena namaku hanya memiliki dua nama di akta lahir yaitu Ballerina Zareena, tak ada Witama.

Aku cukup dikejutkan saat melihat siswi baru yang membuat sekolah gempar itu adalah dia, sosok yang begitu dekat tapi tak pernah terjangkau olehku.

Kalian mau tahu bagaimana perasaanku? Jawabannya senang, karena aku sudah menganggap bahwa dia adalah sepupuku meski yang aku lakukan padanya hanyalah menatap dengan biasa saja.

Mungkin aku bisa memulai pendekatan dengannya, aku tak mau jauh dengan keluargaku lagi.

"Kenapa harus sekelas sama uler itu sih? " gumam Melvin yang tampak kesal, aku yang mendengar pun langsung menegurnya dengan tatapanku.

"Bibir lo mau gue tabok? Dia sepupu gue Mel, gue gak suka lo ngomong gitu. " tegurku.

"Bep— "

"Udah diem deh. "

Setelah itu Melvin langsung tak lagi mengatakan apapun karena guru yang mengajar sudah memulai pembelajaran, saat itu juga aku sudah fokus dengan pelajaran dan tak menghiraukan tingkah Melvin yang terus memainkan rambutku. Kebiasaan dia.

Empat jam berkutat dengan angka, akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Setelah guru berpamitan dan pergi, aku pun langsung membereskan alat tulisku.

"Kuy Bep! " seru Melvin.

"Bentar, gue mau ajak Naya dulu. "

"Aahh buat apasih? Udah gak usah ajak cewek itu, gue gak suka. "

"Mel, dia itu murid baru plus sepupu gue. "

"Serah lo deh Bep, gue ngambek sama lo. Gue duluan aja, bujuk gue nanti di kantin. "

Aku menggelengkan kepala tak habis fikir dengan apa yang dikatakan Melvin, dia sendiri yang ngambek dan dia juga yang minta dibujuk. Aneh memang.

"Nay. " panggilku menatapnya dari bangkuku, aku sudah membalikkan tubuhku menatapnya yang duduk dibelakangku.

"Hai Rin. " balasnya membuatku menerbitkan senyuman.

"Gue mau ke kantin, lo mau ikut gue? "

"Boleh, gue belum tahu letak kantin disini. "

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Where stories live. Discover now