01. Bertemu

591 39 0
                                    

Tringggg!
Tringggg!

Bunyi alarm itu terdengar nyaring memenuhi setiap sudut kamarmu. Kamu langsung menggerakkan tanganmu menuju ke atas nakas untuk meraih jam alarm itu.

PRAKKK!!

Kamu melempar alarm itu ke lantai hingga hancur.

”Berisik! gak tau apa gue masih mau tidur?”

Kamu kemudian melirik ke arah samping kirimu. Disana terdapat seorang pria yang masih terlelap tidur.

Kamu kemudian meraih segelas air putih diatas nakas kemudian memakainya untuk berkumur-kumur.

PUFFFTTT!!!

”Banjir! Banjir! Banjir!” ralat pria itu saat langsung terbangun akibat disembur air olehmu.

”AISHH!! NOONA!! Kenapa Jay malah disembur?!” kesalnya padamu.

”Biar lo bangun, Anj*ng! telat lo nanti ke sekolah.”

---

Kamu berjalan dengan langkah biasa saja, padahal yang lain sudah berlarian karena takut terlambat interview.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kini giliranmu untuk di interview. Kamu masuk ke dalam ruangan HRD tanpa menunjukkan senyum sama sekali.

BUKK!

Kamu melempar map lamaran kerjamu ke atas meja HRD lalu duduk bersandar di kursi interview, bahkan sebelum disuruh.

”Bisa yang sopan sedikit gak?!”

Kamu menatap pihak HRD itu sebentar, ”Gak, Pak.”

”Bahkan sebelum di Interview, Anda sudah tidak sopan seperti ini. Anda silahkan keluar!”

Kamu kemudian meraih cutter yang berada diantara tempat pensil, ”Tapi saya mau kerja, Pak. Gabut gak ngapa-ngapain. Saya kalo gabut suka gorok orang loh, Pak.”

Kamu mendorong sedikit cutter itu hingga pisau kecilnya keluar, ”Kecuali bapak mau sukarela saya gorok sih gak apa-apa, Pak.”

Tubuh pria itu menegang. Baru kali ini dia menghadapi calon karyawan sepertimu.

”Anda langsung ke ruangan Pak Direktur aja. Biar pak direktur yang menentukan.”

Kamu hanya menggidikkan bahumu, lalu mengambil map lamaran kerjamu.

---

Cklek!

Kamu masuk tanpa permisi ke ruangan Direktur. Setelah bertanya kesana-kemari akhirnya kamu menemukan ruangan Direktur.

”Gak sopan banget yah masuk tanpa permisi.” ujar Direktur itu sambil menatap tajam ke arahmu.

Kamu sempat memandang kagum ke arah pria itu. Dia sangat tampan dan tentunya berkarisma.

”Jeon Jungkook”, gumammu membaca nama Direktur itu yang terletak diatas meja.

Kamu langsung berjalan mendekatinya dan langsung duduk dihadapannya.

”Jadi saya kapan mulai kerja?” tanyamu to the point, membuat pria itu menatapmu tak percaya.

”Memang kamu udah diterima kerja? pihak HRD tadi bilang kalo kamu--”

”Saya nanya loh, kenapa bapak malah nanya balik?”

Jungkook berdecak kesal, ”Mulai besok. Tapi saya mau liat kinerja kamu dulu.”

Setelah mengatakan itu, Jungkook kembali melanjutkan pekerjaannya untuk membaca berkas-berkasnya.

Kamu semakin memperhatikannya, ”Kalau diliat lama-lama, bapak ganteng juga.”

Jungkook hanya menatapmu sekilas, menatap dengan tatapan jengkel, setelahnya kembali sibuk dengan urusannya.

”Tapi sayang ...”

Jungkook menatap bingung ke arahmu, ”Sayang kenapa?”

Kamu tersenyum, ”Gak apa-apa kok, sayang.”

Jungkook menghela napas panjang lalu membanting salah satu berkasnya.

”Saya udah punya istri loh.”

Kamu semakin melebarkan senyum bahkan deretan gigimu yang rapi sudah terlihat, ”Gak nanya sih sebenarnya.”

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

SUAMI DARI MUSUH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang