Chapter 4

8.1K 1K 62
                                    












Brengsek.

Sunoo mengumpat dalam hati, mengunyah permen karet dengan netra menusuk pandang jauh di depan.

Baru sepuluh menit ia sampai disana. Bahkan deru mesin mobilnya masih belum padam namun hatinya sudah bergejolak begitu netranya menangkap Black Lamborghini sudah terparkir dengan sang pemilik yang bersandar di sampingnya tengah menenggak santai sekaleng cola.

"Hyung! Aku boleh putar balik tidak?"

"Pulang saja, cuci kaki dan lekas minum susu. Besok tak usah datang ke kafe." Sahut Heeseung turun dari motornya.

"Heeseung hyung galak sekali."

"Jungwon turun atau aku tidak jadi mengantarmu ke kedai es krim besok." Ancam Sunoo ikut turun dari mobil, menjitak pelan kepala Jungwon.

Mereka berdiri saling berhadapan, tak lama banyak orang-orang mendatanginya. Berbincang santai atau sekedar berhighfive ria.

Mereka akrab. Tentu saja.

Salah seorang menepuk bahu Sunoo.
"Sunghoon mempertaruhkan mobilnya untuk malam ini."

"WHAT THE FUCK?!"

Heeseung dan Sunoo langsung terpejam, terkejut mendengar lengkingan suara Jungwon.

"Kau bercanda?!"

Sunoo diam-diam melirik ke sana, Sunghoon sepertinya sama sekali tidak berminat membalas lirikan itu. Terbukti lelaki nan dingin tersebut masih diam tak peduli.

"Apa yang akan kalian pertaruhkan?"

"Aku belum turun gaji." Jawab Jungwoon pelan. "Ini saja aku pakai mobil Heeseung hyung."

"Aku bisa mempertaruhkan motorku." Tukas Heeseung begitu pandangnya terbalas oleh Jake di ujung sana.

Sunoo menghela, terpejam sekali lagi lantas menatap nyalang kakak tertua. "Mobilku. Aku pertaruhkan mobilku."

"Aku tak menginginkan mobilmu Kim Sunoo."

Suara rendah terdengar begitu mendominasi kerumunan mereka. Sunoo berbalik secara cepat hingga hidungnya nyaris menabrak dada bidang Sunghoon.

"Perhatikan langkahmu Kim."

"Park Sunghoon!"

"Hi. Long time no see Kim."

Brengsek. Bajingan satu ini membuat Sunoo lupa caranya menapak di bumi. Meski begitu, Sunoo tentu tahu bagaimana caranya menahan diri agar tak jatuh dalam pesona Macan Arena Park Sunghoon ini.

"Aku tidak sekaya dirimu tuan Park. Tapi mobilku jelas sangat berharga bagiku meski bagimu harganya bahkan bagai mata uang terendah."

Sunghoon terdiam. Ini pertama kalinya ia berbicara dengan Sunoo, selama ini Sunoo hanya melihatnya dari jauh begitupun dirinya yang enggan untuk mendekat.

Dan kesan pertamanya tentu saja, sangat menarik.

Tak pernah ada yang seberani ini padanya. Sunghoon terkekeh, membalas tenang tatapan penuh ambisi dari Sunoo.

"Aku ingin kau."

Meradanglah Sunoo, jelas ia salah paham dengan hal itu. Hampir saja ia melayangkan pukulannya jika saja Heeseung tak segera memeluk pinggangnya dari belakang.

Mengundang tanya dalam benak beberapa orang serta tatapan penuh arti dari pemuda Shim.

"Sunoo-ya, tenangkan dirimu."

FlickerWhere stories live. Discover now