🌧1🌧

100 54 440
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kamu hanyalah kamu, untuk sekedar tawa dan gugu yang tak kunjung menyatu dalam sebuah ragu."
-Amaya

🌧🌧🌧

Petikan gitar rasanya benar-benar menenangkan sebuah gundah dalam sepi.

Tak pernah ada lantunan beraturan yang diriku ciptakan. Hanya untuk sekedar menemani sepi dan rintik di malam hari.

Namaku Amaya. Yap! Hanya Amaya, entahlah ... aku sendiri tak menyadari seperti apa diriku. Hanya pengagum hujan tanpa sebuah alasan.

Drrt drrt drrt....

Suara getaran dari benda pipih di samping cangkir yang tengah aku nikmati membuat kenyamanan malamku sedikut terusik. Dengan malas, diriku mulai mengambil menda tersebut sambil melihat siapa pengganggu

malam tenangnya ini.

"DikaRese"

Memang tak salah tebak, sudah jelas satu-satunya manusia yang berani menggangu waktu damaiku hanyalah cowok tengil satu ini.

"Kenapa?" tanyaku langsung.
"Mbak, jualan pulsa ngga?" tanya manusia di seberang.

"Iya! Jualan. Mau beli berapa? Hutang kemarin udah dicicil belum?" ujarku jengah.

"Siomai depan SD mau ngga?" tawarnya tiba-tiba.

Mataku berbinar kala mendengar kata "Siomai depan SD" uh ... pasti nikmat ujan-ujan gini makan siomai.

"Em .... boleh deh, gratis ya!" ujarku sambil sedikit tersenyum.

"10 menit," jawabnya sebagai penutup percakapan singkat malam ini.

Entahlah ... cowok satu ini rasanya tak pernah lolos dari hari-hariku. Dari TK, SD, SMP, sampai SMA sekali pun aku selalu bersamanya. Bosan memang, tapi ... sikapnya yang tenang mampu membuatku merasa bisa bercanda ringan.

Sambil menunggu siomai datang, inget ya! Aku cuman nunggu siomai, bukan orangnya. Aku membuka laptop yang ada di mejaku, hanya sekedar menuangkan kata-kata singkat yang menjadi pengiring hari-hariku.

"Kamu hanyalah kamu, untuk sekedar tawa dan gugu yang tak kunjung menyatu dalam sebuah ragu."

-KataHujan

Yap! Tak ada teman di dunia nyataku yang tau tentang inisial nama penaku, kecuali Dika. Aku hanya dikenal dengan 'Amaya' dan 'KataHujan' adalah nama diriku di dunia yang berbeda. Dunia yang mampu membuatku jujur perihal hati yang tengah hancur. Ah ... aku benci saat diriku terlihat lemah.

Tok tok tok....

Dengan cepat diriku lari ke pintu depan rumahku. Siomai yang kutunggu-tunggu telah datang!

Kata HujanWhere stories live. Discover now