🌧2🌧

49 20 196
                                    

🌧🌧🌧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

***
Laptopku tiba-tiba menerima notifikasi
dari aplikasi 'kata' favoritku.

"Siapa, Ya?" tanya Dika saat melihat notifikasi muncul di laptopku.

"Cowok aku dong!" ujarku sambil tersenyum dan menggeser layar laptopku agar anak reseh di sampingku tak melihat notif yang baru saja masuk.

"Idih ... gaya-gayaan! Ntar pas dighosting aja tinggal bilang 'Dik, maen yok! Ke puncak kek, suntuk nih hati aku.' Ga ada akhlak banget," ujar Dika sambil mengambil minuman botol yang tadi aku ambilkan.

"Sabar ya Dika ganteng! Makannya cari cewek, biar ngga jadi kacung aku terus, sayang," ujarku sambil tetap fokus pada layar laptopku dengan ekspresi menahan tawa.

"Kan cewek aku tuh kamu! Gimana si," ujarnya tanpa basa-basi.

"Iya aku kan adekmu yang tercantik, secantik ratu bling-bling. Lagian, mana ada cewek mau sama kamu, Dik. Kan kamu pelit haha," ujarku sambil tertawa, ya sebenernya Dika ngga pernah pelit si.

"Kurang baik apa si aku Ya, nih dah aku beliin siomai, masih dikata pelit juga?" tanyanya dengan raut muka agak serius, entahlah ... kali ini raut muka Dika tak sesantai sebelumnya.

"Tuh kan perhitungan!" seruku sambil melihat ke arahnya.

"Bodo amat dah! Aku pulang dulu deh, besok sekolah," ujarnya langsung memakai helm.

"Tuh kan ngambekan! Ih Bang Dik, jangan marah atuh ih!" ujarku tak enak hati, mungkin perkataanku sudah menyakiti hati bocah tengil itu? Tapi ... perasaan biasanya juga biasa kayak gini deh.

"Hmmm."

Hanya itu jawabannya? Aku mengikutinya dari belakang, mengantar Dika sampai ke gerbang rumahku.

"Jangan marah lagi, ya?" ujarku lirih.

"Hmm."

"Ih kok gitu si!" ujarku kesal, ya memang ... aku dan Dika sudah terlalu sering bersama, kadang-kadang anak satu ini sering ngambekkan, ujung-ujungnya? Aku yang ngrengek minta maaf.

"Jangan tidur kemaleman, besok sekolah," ujarnya singkat dan langsung menjalankan motornya.

Aku sedikit tersenyum, itulah Dika, manusia sok ngambek tapi ... aslinya baik juga haha.

Dengan sedikit tersenyum, aku langsung menutup pagar rumahku dan kembali duduk di gazebo tempatku duduk bersama Dika tadi.

Kubuka notifikasi yang sempat memecah keadaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kata HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang