Epilog

3.6K 465 383
                                    

Keheningan dimulai ketika percakapan telah habis dan Grace telah selesai menceritakan masa lalunya. [Name] terdiam sambil berusaha mencerna kata-kata dari Grace. Ia masih tidak percaya jika Grace pernah melalui hal yang sesuram itu.

"Bagaimana dengan Rayn dan Rena? Kemana mereka?"

[Name] tertegun. Ia sudah tahu akan diberikan pertanyaan seperti ini. Grace sudah koma selama 5 tahun, sudah pasti Grace tidak mengetahui apapun yang terjadi selama ini.

Meski ragu, [name] tidak bisa menyembunyikan kematian mereka berdua.

"Rayn dan Rena ... sudah tiada."

[Name] takut jika Grace akan menyalahkan diri sendiri, namun Grace justru seperti telah menebaknya. Ia hanya memperlihatkan tatapan sayu itu pada [name].

"Begitu ya."

"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" tanya [name] dengan nada meninggi. Sepertinya ia lelah menahan kesal dihatinya. "Meski Niel telah mati, tetap saja pada akhirnya tidak ada yang tersisa."

[Name] juga tahu jika Niel hanyalah nama samaran dari Noel meski itu tak berbeda jauh. Ia juga tidak mengerti, untuk apa repot-repot mengganti nama?

"Jadi Noel juga telah mati," gumam Grace lirih tanpa tenaga. Ia menggenggam selimutnya, seolah Melampiaskannya di sana.

Mereka juga tidak tahu harus apa karena sang antagonis telah mati dan mereka kini hanya merasa kesal tanpa alasan.

"Bagaimana dengan abang-abangmu?" tanya Grace. [Name] menunjukkan raut sedih. "Mereka baik-baik saja, hanya bang Taufan, bang ice dan bang Solar yang gak ada. Dan aku gak tahu mereka di mana."

Grace terlihat berpikir sejenak. Benang kusut ini masih belum terurai dengan benar. Masih banyak misteri yang belum terpecahkan.

"Aku sebenarnya penasaran soal Noel yang tiba-tiba berubah jahat, aku ingin tahu alasannya." Lalu ia menatap [name] yang hanya diam. "Dan kita juga harus mencari tahu kemana keberadaan abang-abangmu yang lain."

Sejenak mata [name] membelalak. Ia senang sekaligus takut. Namun tidak dapat dipungkiri jika ia benar-benar ingin mencari ketiga abangnya yang tersisa. Meski Rena dan Rayn tidak ada sekali pun. Mungkin kali ini ia bisa bekerja sama dengan Grace. Ia juga ingin tahu, kenapa semua permasalahan ini terjadi.

"Kalau kau mau pergi mencari tahu! Aku akan ikut!" [Name] benar-benar antusias. Grace mengulas senyum tipis. Lalu mengusap surai coklat itu hingga berantakan. [Name] terlihat cemberut dan Grace mengurai tawa lemah. "Baiklah, mungkin pencarian ini akan sulit tapi persiapkan dirimu."

"Tentu! Aku sangat siap!"

Meski Grace dan [name] masing-masing telah kehilangan. Bukan saatnya untuk bersedih dan meratapi nasib. Ini saatnya menguak kebenaran yang ada. Dan mereka akan bekerja sama untuk menyelesaikan ini.

.

.

.

"Tolong beritahu kami tentang keberadaan bang Taufan, bang Ice dan bang Solar!"

Di hadapan mereka kali ini adalah sisa keempat abangnya yang duduk dengan wajah tegang. Serta Grace yang duduk di samping [name] dengan wajah datar. Ia sudah keluar dari rumah sakit sekitar beberapa minggu yang lalu. Lalu pergi selama beberapa hari untuk bersiap.

Keempat abangnya tidak bisa menyembunyikan ketegangan. Meski Gempa sudah semaksimal mungkin menghindari pertanyaan tersebut dengan senyuman. Kali ini [name] membawa Grace beserta abang-abangnya yang dipaksa hadir.

Blaze memasang wajah sedih, seolah dipaksa mengingat sesuatu yang kelam. Begitupun dengan Duri yang langsung menundukkan kepala. Meski ini menyakitkan, tapi [name] harus mendapatkan jawaban yang benar. Ia yakin ketiga abangnya masih hidup dan mereka harus mencarinya.

『 Little Sister And Seven Brothers 』BoBoiBoy ✔Where stories live. Discover now