10

16.5K 1.8K 337
                                    

Jeno tampak gusar berada di kamarnya, dia hanya berjalan hilir mudik sembari mengusap dagunya. Ucapan Mark siang tadi terus mengacau fikirannya. Jeno merasa dia hanya diam ditempat, tak melakukan apapun. Hanya membiarkan rasa rindu terus menyerang batinnya.

Sementara hari terus berlalu dan tanggal pertunangan semakin dekat. Persiapan acara sudah berjalan. Mereka sudah memesan cincin dan Haechan tengah merancang setelan.

Dia tak bisa membiarkan Jaemin berada dengan Mark terlalu lama. Tapi dia masih belum tahu sampai kapan akan seperti ini.

Jeno meraih ponsel dimeja nakas, dia langsung mencari nomor Jaemin dan mencoba menghubunginya.

Jeno mengacak surainya frustasi saat nomor Jaemin tak dapat dihubungi. Dia hampir saja membanting ponselnya kelantai. Jika tak mengingat benda itu sangat penting untuk urusan pekerjaannya.

.....

Minggu malam yang indah, bertabur bintang. Susana klub tampak sangat ramai. Musik sudah menggema didalam klub memanggil seluruh pengunjung untuk menari.

Jaemin masih duduk disebuah meja tak jauh didepan meja bartender. Dia tak berniat meneguk minumannya sama sekali. Hanya memutar gelas berukuran mini itu.

Pertemuan dengan Jeno beberapa hari lalu mengacaukan segala isi fikirannya. Jeno masih sama, tatapan Jeno masih tulus mencintainya. Jaemin menyadari itu. Jeno tak pernah bohong soal perasaanya. Jaemin hanya terlalu naif, dia enggan mengakui.

“Hei...”

Jaemin terkejut saat seseorang datang dan menepuk pundaknya.

“Kak...”

Mark melempar senyum, dia mendudukan tubuhnya didepan Jaemin. Kedua bola mata Jaemin bergerak melihat Mark menuangkan wine pada satu gelas kosong disana.

“Tidak biasanya kesini, ada apa?” Tanya Jaemin.

Mark meneguk winenya, wajahnya berubah. Pria ini tidak pernah terbiasa dengan minuman beralkohol padahal.

“Renjun bilang kalian bertemu Jeno dan Haechan kemarin” Ucap Mark

“Aku juga bertemu dengannya tadi siang” Lanjutnya

“Lalu?”

“Dia masih saja bersikeras ingin kembali padamu” Jawab Mark dengan sebuah tawa kecil, raut wajah Jaemin tampak sulit diartikan. Mark menyadari itu.

“Ayo jujur padaku... Kau menyukai Jeno?”

“Kami pernah tinggal bersama, kami pernah melalui hari bersama. Jika aku mengatakan bahwa aku tak memiliki perasaan, sudah pasti bohong kan Kak?”

“Aku tahu kau seperti apa Jaemin, melihatmu beberapa hari hanya diam seperti ini membuatku terluka. Kau tahu sebanyak apa aku menyukaimu kan? Jangan lihat dia, lihat aku disini”

Jaemin tersenyum dengan kepala menunduk.

“Aku tidak pernah mau memikirkan cinta karena akan seperti ini jadinya. Aku tak tahu Kak, kenapa dia mengubah perasaanku begitu cepat”

“Jika kau biarkan Haechan tahu malam itu, hubungan kalian mungkin tidak akan sejauh ini kan?”

“Ntah apa yang ku fikirkan malam itu” Jaemin tertawa kecut.

Mark memberanikan diri, satu tangannya ia bawa menggenggam jemari Jaemin yang bertaut diatas meja bundar itu. Jaemin sedikit terkejut.

“Jika dia memintamu untuk kembali, tolak dia”

“Aku bahkan tidak berfikir sampai kesana Kak, sepertinya aku lebih bahagia seperti ini” Jawab Jaemin

“Aku harap dia bahagia dengan pertunangannya” Tambahnya dengan seulas senyum getir. Mark mengusap punggung tangan Jaemin mencoba menenangkan perasaan laki-laki mungil dihadapannya ini.

COMPLICATED🔞 [NOMIN] ✅Where stories live. Discover now