26

13.8K 1.3K 169
                                    

Jaemin menangis sesenggukan didalam mobil Jeno, dia tak perduli meski Supir beberapa kali mencuri pandangan menatap kearah arahnya lewat kaca dalam mobil. Dia menutupi wajahnya.

Ponselnya disaku celana bergetar, sejenak tangisnya terhenti. Tapi tak berselang lama saat dia melihat sebuah panggilan masuk dari nomor Jeno. Tangisnya pecah lagi tak terbendung.

Jaemin langsung memasukkan nomor Jeno kedalam daftar blokir. Dia meletakkan ponselnya dengan kasar ditempat duduk.

Dia tak menyangka jika Ayah Jeno bersandiwara selama ini kepadanya. Jaemin tak dapat berfikir jernih. Dia sangat kecewa.

Tring!

Jaemin menoleh saat dia mendengar notifikasi pesan masuk. Sebuah pesan dari Renjun.

“Jaemin, Kak Mark berada di kantor polisi. Kenapa nomormu sulit dihubungi?”

Jaemin menangis semakin sesenggukan membaca pesan dari Renjun. Dia merutuki hidupnya sendiri mengapa terasa begitu hancur.

Dia kehilangan orang-orang disekitarnya. Dia dikhianati dan dikecewakan. Apakah masa lalunya begitu buruk?

“Akh...” Jaemin merintih secara mendadak, dia menarik tubuhnya yang semula membungkuk, dia melihat kaosnya basah, sepertinya jahitannya berdarah hingga merembes ke kaosnya.

Dia lupa bahwa jahitannya belum sembuh total, sepertinya karena dia terlalu banyak bergerak dan berlari tadi.

“Akh... Paman bisa bawa aku kerumah sakit?” Tanya Jaemin disela rintihannya

“Baik Nyonya” Jawab Sang supir semakin menambah laju mobilnya.

Jeno membanting ponselnya kasar pada kursi disebelah kemudi, Jaemin menolak panggilannya dan sekarang nomornya tidak bisa dihubungi. Dia berteriak frustasi dan memukul kemudia dengan keras. Dia bahkan kehilangan jejak mobilnya sendiri.

Dia tak tahu kemana supir membawa Jaemin pergi. Sialnya supir juga tak menjawab panggilannya.

Jaemin turun dari mobil Jeno setelah supir mengantarnya kerumah sakit. Dia berdiri didepan supir sembari memegangi perutnya, mencegah darah untuk terus mengalir.

“Paman, terima kasih sudah mengantarku. Sekarang paman bisa kembali pada keluarga mereka. Maaf jika aku membuat Paman kesulitan” Ucap Jaemin membungkuk, sang supir tersenyum lalu melajukan mobilnya kembali.

Jaemin masih sesekali merintih, dia melihat saat mobil milik Jeno berlalu meninggalkan pelataran rumah sakit. Matanya mengedar kesekitar dan mencari taxi.

Jaemin harus menahan sakitnya sedikit lagi. Dia tak sebodoh itu, sang supir pasti akan memberitahu Jeno dimana dia berada sekarang. Jaemin harus mencari rumah sakit lain sebelum Jeno datang. Dia pasti harus mendapat perawatan.

Jeno tercekat saat mendengar suara sambungan telepon, tak berselang lama sang supir menjawabnya, dia memberi tahu dimana Jaemin berada. Jeno dengan cepat melajukan mobilnya menuju rumah sakit yang disebutkan sang supir.

Jeno tampak tergesa keluar dari mobil memasuki gedung rumah sakit. Dia langsung menuju resepsionis.

“Permisi, dimana pasien bernama Na Jaemin dirawat?” Tanya Jeno pada seorang resepsionis

“Mohon tunggu sebentar...” Jawab sayang resepsionis, Jeno mengetuk jemarinya pada meja resepsionis selagi wanita itu sibuk mengutak Atik komputer didepannya.

“Maaf tidak ada pasien bernama Na Jaemin”

“Apa? Tapi supirku mengantarkan seseorang kerumah sakit ini” Ucap Jeno

COMPLICATED🔞 [NOMIN] ✅Where stories live. Discover now