20

14.2K 1.4K 128
                                    

Mobil milik Jeno berhenti melaju, keduanya memasuki area taman. Jeno keluar lebih dulu kemudian disusul oleh Jaemin. Pemuda itu tampak bingung saat Jeno justru membawanya ke taman.

Jemari Jeno bertaut pada jemari Jaemin. Dia menarik kekasihnya untuk masuk kedalam taman. Belum ada pembicaraan selama keduanya berjalan menyusuri taman.

Jaemin sesekali menoleh kearah Jeno, pria itu tersenyum pada Jaemin dan Jaemin membalasnya.

Jeno melihat sebuah kursi panjang didekat lampu taman lantas mengajak Jaemin untuk duduk di sana.

“Kenapa kau mengajakku ke taman?” Tanya Jaemin

“Acara itu tidak cocok untuk kita. Kita tidak perlu ada disana” Jawab Jeno mencoba menghibur kekasihnya

“Jeno...” Panggil Jaemin

“Ya...”

“Maaf, sepertinya aku membuatmu malu”

Jeno mengutuk Haechan atas tindakannya di acara tadi. Sekarang melihat wajah bersalah Jaemin. Itu sangat membuat hati Jeno terluka. Melihat air matanya hampir saja berlinang.

“Tidak Sayang, itu bukan kesalahanmu. Haechan yang memulainya lebih dulu” Ucap Jeno, kedua tangannya menangkap pipi Jaemin. Ibu jari kanannya bergerak mengusap pipi Jaemin.

“Sekarang semua orang tahu latar belakangku seperti apa, aku takut...”

“Seperti apa? Karena ucapan Haechan? Aku yang lebih tahu dirimu dibanding mereka”

“Lagipula rekan kerjaku orang pintar dan berpendidikan. Ini tidak akan berpengaruh pada Bisnisku sayang. Haechan hanya ceroboh, mereka tidak akan mencampuri masalah pribadi dengan bisnis, jangan khawatir”

“Tapi tetap saja aku membuatmu malu dengan pertengkaran itu”

“Aku justru suka kau melakukan itu pada Haechan. Sesekali dia memang harus tahu diri” Sahut Jeno tersenyum

Jeno menarik Jaemin kedalam pelukannya karena melihat kekasihnya masih saja murung. Jaemin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jeno.

Tanpa Jaemin sadari tangan Jeno masuk kedalam saku celananya dan meraih sebuah cincin, lalu menyematkannya pada jari manis sang kekasih.

Jaemin nenarik dirinya saat merasakan sesuatu menyentuh jarinya dan terkejut mendapati sebuah cincin melingkari jarinya.

“Jeno...” Gumam Jaemin, pria itu tersenyum manis

“Kau... ini dari mana?”

“Kau ingat saat aku pamit untuk ke toilet kemarin? Aku menemukan sebuah cincin yang indah saat kita memesan cincin untuk pernikahan. Aku kira akan sangat bagus jika kau memakainya jadi... aku kembali untuk membelinya” Jawab Jeno

Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan berlutut dihadapan Jaemin. Dia menggenggam kedua jemari Jaemin. Keduanya beradu pandang. Ini pertama kali Jaemin merasakan debaran jantung yang luar biasa

“Karena kita akan langsung menikah, jadi anggaplah ini sebagai lamaranku terhadapmu” Ucap Jeno

“Terima kasih pada akhirnya kau memilihku, awalnya mungkin aku kelihatan brengsek dimatamu”

“Jeno....”

“Ya Sayang”

“Ini...”

“Kenapa? Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, dengan keluarga kecil kita. Bisa kan kau mewujudkan keinginanku yang sederhana ini?”

Jaemin terdiam menatap Jeno yang masih berlutut dihadapannya, pria itu tersenyum amat tulus dan itu membuat Jaemin luluh.

“Kalau aku katakan tidak bagaimana?” Jaemin justru balik bertanya. Jeno melepas genggaman tangannya dan memutar bola matanya jengah, dia kembali mendudukan tubuhnya dikursi dan sang kekasih meghadiahi dengan gelak tawa.

COMPLICATED🔞 [NOMIN] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang