8-Putus?

14 9 21
                                    

Jangan lupa vote+komen, teman❤️

Dukungan dari kalian adalah penyemangat bagi saya.

°°°°°°

H A P P Y R E A D I N G....

°°°°°°

“Menangis lah, jika mulut mu tak mampu berucap.”

—Samudra Kusuma

*******

Disinilah Samudra membawa Renata, yaitu ruang UKS. Akibat tamparan keras dari Alwi, membuat pipi gadis itu menjadi merah. Dan Samudra hendak mengompres pipi gadis itu dengan air hangat.

“Ren, gue kompres ya. Pipi lo merah tuh,” ujar Samudra dengan tangannya yang membawa semangkuk air hangat dan tak lupa lap bersih.

Renata menggeleng. “Gak usah, pipi gue gak papa kok.” tolak gadis itu sangat lembut.

“Gak papa gimana? Pipi lo sampek merah gitu lo bilang gak papa? Udah gak waras lo!”

Renata tak menghiraukan ucapan Samudra. Tatapan gadis itu menatap terus ke depan dengan matanya yang berkaca-kaca. Hatinya sangat perih melihat perlakuan kekasihnya terhadap dirinya sendiri. Tak menyangka, jika Alwi akan bermain tangan dengan Renata.

Samudra yang melihat raut wajah gadis itu tak tega, dan dia berkata. “Ren, kalo mau nangis, nangis aja gak papa. Pumpung di UKS cuma ada gue sama lo.” katanya.

Renata sempat menoleh kearah Samudra, dan kemudian pandangannya ke depan lagi.

Lalu, Samudra langsung membawa Renata dalam pelukannya. Ia memeluk Renata sangat erat.

“Nangis aja Ren, nangis sekeras lo. Jika mulut tak mampu berucap, maka air mata lah yang akan menjadi pengganti.” tutur Samudra sangat lembut.

Renata pun langsung menangis terisak-isak dalam dekapan laki-laki itu. Air matanya terus menerus membasahi pipinya.

“Kenapa Alwi tega sama gue Kak? Kenapa?” ucap Renata sangat lirih. “Sebenarnya gue kurang apa sih? Sampek sampek Alwi tega nyakitin hati gue.” imbuhnya.

“Lo gak kurang apa apa Ren. Alwi saja yang gak bisa melihat ketulusan yang lo punya.” balas Samudra.

“Dulu, Alwi gak pernah main tangan kaya gini. Dan kenapa sekarang Alwi malah bermain tangan Kak?”

Samudra bungkam. Ia tak tau harus menjawab apa. Ia belum tau betul tentang hubungan mereka. Laki-laki itu melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah cantik milik Renata, lalu Samudra menghapus air mata gadis itu.

“Udah ya, jangan nangis. Ntar cantiknya hilang,” ucap laki-laki itu.

“Apa gue kurang sempurna?” tanya Renata tiba-tiba.

Samudra menggeleng. “Lo tau, manusia gak ada yang sempurna Ren. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik sang pencipta. Yaitu Allah,” jawabnya.

“Tapi Kak-”

“Udahlah Ren, gue gak mau lihat ada air mata yang keluar dari mata lo. Dan sekarang mendingan gue antar lo ke kelas ya, bentar lagi bel.” potong Samudra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENATA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang