Prolog

66 7 0
                                    

















Kinan aku mau bicara!” suara datar nan dingin masuk ke telingaku, aku tau siapa pemilik suara ini, Kak Samudra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kinan aku mau bicara!” suara datar nan dingin masuk ke telingaku, aku tau siapa pemilik suara ini, Kak Samudra. Aku yang sedang duduk menikmati senja di sekolah menoleh ke arahnya, raut wajahnya sangatlah serius, wajahnya memang selalu serius tapi aku merasa ada yang berbeda dengan dirinya

“Kenapa kak?” jujur aku sangat penasaran ada apa dengannya

“Aku mau kita putus” suara lembut dan tegas itu keluar dari mulut kak Samudra dengan santai, aku kaget sedangkan dia masih memasang wajah santainya, dengan segera aku menetralkan wajahku, aku menyesal penasaran ada apa dengannya

“Kak, kenapa kakak mau kita putus?”suara ku sudah mulai terputus putus

“Aku capek Nan, kamu terlalu fanatik dengan korea, dan kamu juga terlalu dekat dengan laki laki, aku nggak suka, setiap aku kasih tau kamu buat nggak deket deket sama yang lain kamu bakal bilang iya tapi ujung ujungya terulang Kembali!" terang kak Samudra menatapku dalam

“Kak kita bisa ulang dari awalkan kak? Nggak usah putus” tanya ku sesak, ya aku tau aku terlalu dekat dengan laki laki teman sekolahku, tapi dengan Korea menurutku aku sama dengan perempuan pada umumnya kalau melihat laki laki lain akan kepincut tapi tidak akan lama

“Maaf Nan, aku nggak bisa” jawabnya lesuh dan memalingkan wajahnya kearah lain menghindari mataku yang sudah berkaca kaca, dengan cepat aku mengedipkan mata sengaja membuat air mataku jatuh dan dengan segera menghapusnya

“Baiklah kak, kita putus” Kak Samudra menghadap wajahku, menatapku kaget. Apakah dirinya tidak percaya atau lainnya, atau dia pingin aku mengemis minta maaf?

“Aku juga sama kak, aku juga capek dengan kakak, aku capek mengalah terus menerus, aku capek dengan sikap kakak, dan aku juga sakit hati sama kakak yang selalu mementingkan ‘dia’ duluan dari pada aku sampai aku harus menunggu dan harus mengalami kejadian yang aku nggak mau-

Entah kenapa aku merasa sesak yang sangat mendalam, mencoba supaya air mataku tidak turun saat itu juga, aku sambung lagi perkataanku

-mencoba menahan sakit hati karena rela melakukan hubungan cinta sepihak karena kekasihnya sendiri mencintai sahabat kekasihnya selama tiga tahun” aku hanya menghela napas, aku berdiri dan melepaskan jaket dan liontin yang dia beri di hari aniversery kita yang kedua, lalu memberikannya kepadanya, kak Samudra keget dengan ucapanku dan mengembalikan barang yang pernah ia berikan kepadaku

“Makasih buat tiga tahunnya,kenangan buruk dan baik yang kamu berikan kepada saya, dan semoga tuhan tidak mempertemukan kita kembali!"

“Makasih buat tiga tahunnya,kenangan buruk dan baik yang kamu berikan kepada saya, dan semoga tuhan tidak mempertemukan kita kembali!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KembaliWhere stories live. Discover now