ALGRA: 5-Bakso

29 11 0
                                    

happy reading pren-pren kuh!

happy reading pren-pren kuh!

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


-||Bakso

..🍆..

KELAS yang awalnya ramai, seketika kicep dikarenakan kedatangan seseorang berkumis panjang, menggunakan kacamata, kemeja dan celana kain yang ia pakai, juga buku-buku yang di bawa dengan tangan kanannya. Aura-aura tidak mengenakkan pun melekat.

"Pagi anak-anak. Hali ini tita atan-eh, sekalang kimia tan, ya. Buta butu tatet laman lapan." Ya, ini yang aneh, atau lucu(?) Pak Sudri. Guru dengan aura killer itu sebenarnya, cedal dan tidak dapat bicara dengan jelas. Entah karena faktor lambatnya kejelasan dalam pengucapan, eh eh, kalo kelambatan masa sampe tua gitu sih? Gatau ah pusing, intinya gitu, lo mudeng-mudeng-in aje ye.

(Pagi anak-anak. Hari ini kita akan-eh, sekarang kimia kan, ya. Buka buku paket halaman delapan)

Pelajaran berlangsung dengan tidak jelas, ini sudah biasa terjadi. Udah paham sama ucap-icip pak Sudri. Jadi ya udah, gue bingung mau ngetik apa lagi.

Blablaalaaa

Akhirnya....

Kringg...kringg....kringg

"ISTIRAHAT YEY!"

•••

"MBA TIK, BAKSO PAPAT YO!" Ino berteriak memesan.

Ia dan sahabat-sahabatnya duduk di bangku pojok kantin, dengan memakan es krim dung-dung yang tadi gerobaknya kebetulan lewat depan sekolah. Hanya es krim gocengan, dengan gelas plastik, dan sendok plastik.

Mba tutik-penjaga kantin, mengangguk mengiyakan, "siap No, sek yo!" Ino mengangguk dan membentuk jarinya menandakan "ok".

"MBAK TIK! AKU BAKSO SATU!" Suara seorang gadis terdengar nyaring. Grazi, gadis itu sedang berdiri sendirian di dekat stand milik mba Tutik.

Mba Tutik mengangguk, "sip Graz, sek ya. Mau bikin punya itu." Dagunya terangkat mengarah meja yang di tempati Algha dan dayang-dayang pengikutnya.

Grazi ikut menoleh, "aku duluan yang di bikinin ya mbak." Gadis itu sedikit berbisik, meskipun saat ia berbicara normal, tetap tidak akan terdengar karena keramaian kantin.

Mba Tutik yang mendengar mengangguk kecil dan tersenyum jahil.

"Grazi kenapa sih?" dahi Ino berkerut heran memperhatikan Grazi yang senyum-senyum sendiri.

ALGRAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt