MYM #16

922 90 19
                                    

Tahun silih berganti begitu cepat. Tidak menyangka waktu kepulangan Sakura sudah tiba.

Konoha.

Desa ini tidak banyak perubahan setelah tiga tahun, begitu juga dengan perasaannya yang masih tertuju pada pria perak itu.

Sakura tidak begitu terkejut melihat wajah Kakashi ada di deretan patung Hokage. Saat berkelana untuk mencari tumbuhan-tumbuhan untuk medis, Naruto dan teman-teman lain Sakura selalu mengirim surat kepadanya. Bahkan setelah kenaikan Kakashi menjadi Hokage, Naruto menuliskan surat berisi hatinya yang iri melihat Kakashi menjabat sebagai Hokage.

----------

Sakura dan Shizune memasuki gedung Hokage yang tidak ada bedanya dari tiga tahun yang lalu.

"Yo, Sakura dan Shizune-san ohishasiburi," ucap Shikamaru dengan mata malas 'khas' nya itu.

"Ohh, hai Shikamaru." Ucap Sakura agak canggung. Sejujurnya ia rasanya ingin pura-pura ikut dengan Shikamaru tanpa harus bertemu Kakashi.

"Kalian sudah ditunggu rokudaime."

"Arigatou Shikamaru." Ucap Sakura dan Shizune bersama.

Cklek

Shizune membuka pintu ruangan Hokage perlahan.

Sakura menyapu pandangannya sampai terlihat Kakashi yang sedang mengerjakan tumpukan dokumen yang tingginya hampir menyentuh langit-langit ruangan.

"Yo, ohihashiburidesu."

Sambut Kakashi dengan mengangkat tangan kanannya ke udara, menimbulkan euforia pada Sakura. Oh tidak, biarkan Sakura bernapas lagi Kami-sama.

"Roku--"

"Panggil saja aku seperti biasa, aku risih dengan panggilan itu." Sela Kakashi sebelum Shizune menuntaskan pembicaraannya.

"Sakura, kau berikan laporan itu pada Kakashi-sama," ucap Shizune berbisik seraya mendorong lengan Sakura agar mendekat ke meja milik Kakashi.

Sakura memberi tatapan yang seolah berbicara 'kenapa harus aku?' Tetapi bukannya menanggapinya Shizune malah tetap mendorong Sakura.

Perlahan Sakura mendekati meja Hokage, dia sangat berusaha untuk mengendalikan chakra nya yang tidak stabil saat semakin mendekat ke arah Kakashi.

Kakashi mengambil laporan yang diberikan Sakura, sampai sebuah nada bariton mengalun di telinga Sakura "Kau terlihat sangat cantik Sakura." Bisik Kakashi lembut.

Sakura dan Kakashi sama terkejutnya sampai wajah mereka memerah, beruntungnya Kakashi menggunakan masker kalau tidak wajah bodohnya itu akan terlihat dengan jelas.

---------

Setelah kepergian Sakura dan Shizune Kakashi mengacak rambutnya, ia sedikit memaki kecil di dalam hatinya.

Sejujurnya saat Sakura mendekat untuk memberikan laporan itu padanya, Kakashi ingin mengatakan maaf tapi entah mengapa lidahnya dengan spontan mengatakan bahwa Sakura terlihat cantik.

Kakashi mengakui Sakura--mantan muridnya itu terlihat lebih dewasa dan mempesona, bahkan jarak dekat mereka membuat lidah Kakashi kelu susah bicara.

Sejak berita kepulangan Sakura dan Shizune, Kakashi sudah kalang kabut sendiri harus bertindak seperti apa saat bertemu. Layaknya seseorang yang ingin bertemu pujaan hatinya.

Selama 3 tahun tidak bertemu Kakashi terus-terusan menyuruh teman-teman Sakura untuk bertukar pesan padanya. Kakashi cukup gengsi untuk mengirim surat sendiri pada Sakura.

---------

"SAKURA! JANGAN MELOMPAT SEPERTI ITU, KAU MAU MEMBUAT ROBOH RUMAH KITA?!" Teriak Mebuki memperingatkan anak gadis semata wayangnya itu untuk tidak melakukan hal bodoh.

Sakura seketika berhenti melompat mendengar suara teriakan ibunya dari bawah. Sakura segera saja merebahkan tubuhnya yang lelah tapi tidak dengan hatinya yang berbunga-bunga.

Nada bariton yang selama 3 tahun tidak didengarnya kembali mengalun indah ditelinganya. Mulai dari sambutan sampai bisikan berisi pujian yang membuat Sakura sangat bahagia.

Sakura seakan melupakan kejadian 3 tahun lalu yang membuat dirinya sangat terluka. Oh, Kami-sama bolehkah Sakura berharap pada si pria perak itu lagi?

TBC

Hai, vomenn jangan lupa yaa biar aku tambah semangat nulisnya😁

Salam hangat,
Icechan_

Bubay










Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang