MYM #9

983 83 10
                                    

"Rieyu, Tora." Panggil Arnius pada dua anak buahnya itu.

"Ha'i, Arnius-sama." Ucap Tora.

"Dimana Rieyu?"

"Mungkin sedang ke toilet," Ucap Tora acuh tak acuh.

"Rieyu!" Teriak Arnius, Rieyu seketika gelagapan saat mendengar suara teriakkan dari Arnius.

"Ha-ha'i, Arnius-sama."

"Lebih baik kita percepat pengambilan sharigan itu dari Hatake Kakashi, aku punya firasat buruk terhadap Maiko." Ucap Arnius dengan nada khawatir.

----------

'Apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan sensei?' Batin Sakura.

"Sakura-chan!"

"Naruto? Ada apa?"

"Kau perlu ikut aku." Ucap Naruto seraya menarik pergelangan tangan Sakura.

Sakura mendadak gugup, ia melihat air muka Naruto yang terlihat khawatir. Ternyata, Naruto mengajaknya ke kamar penginapan Kakashi.

"Ke-kenapa kau mengajakku ke kamar Kakashi sensei?"

"Kakashi sensei tidak sadarkan diri, dan juga sharingannya hilang,"

Tubuh Sakura kaku dan lidahnya kelu untuk bicara, sejak kapan Maiko melancarkan serangannya pada Kakashi. Mengapa ia dan Naruto tidak menyadarinya?

Sakura perlahan mendekati tubuh Kakashi di atas kasur, tangannya menggapai badan Kakashi dan menyalurkan cahaya hijau ke badan Kakashi.

Sakura ingin sekali menangis tapi ini bukan waktu yang tepat untuk menangis, ia hanya bisa di cap sebagai gadis cengeng. Tetapi, tetap saja lagi-lagi air matanya tidak bisa diajak untuk berkompromi.

"Ini pasti ulah Maiko." Ucap Sakura dengan nada bergetar.

"Ma-maiko? Siapa dia Sakura?" Ucap Naruto dengan nada agak meninggi, ia sangat khawatir pada senseinya itu.

Naruto menemukan Kakashi tak sadarkan diri di dekat kolam ikan dengan darah yang menetes dari mata sebelah kirinya. Dan seketika itu juga ia langsung memanggil Sakura.

"Maiko itu adalah Azumi."

"Azumi-san yang kau maksud? Jika yang kau maksud adalah dia aku akan membunuhnya karna telah menyakiti Kakashi sensei. Aku tidak peduli ia wanita ataupun pria, jika sudah menyakiti orang-orang terdekatku." Ucap Naruto seraya melangkah keluar ruangan.

"Naruto, jangan!" Teriak Sakura, tangannya kini mengenggam tangan Naruto agar berhenti.

"Lebih baik kita membawa Kakashi sensei ke rumah sakit terdekat, aku sudah memberinya pertolongan pertama, dan terakhir kita harus membawanya ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang layak."

Naruto mengangguk dengan pasrah.

----------

Kini Kakashi telah mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit desa Umamigakure.

Sakura menceritakan awal dari dia mengetahui bahwa Azumi adalah Maiko yang merupakan salah satu dari kelompok Gakudo. Sakura menceritakannya kepada Naruto sambil mencari keberadaan Maiko.

"Kenapa kau tidak memberi tahuku dari awal Sakura-chan?"

"Aku tidak mau kau bertindak bodoh Naruto. Kita butuh rencana mereka bukan sembarang kelompok Naruto, ia telah banyak meresahkan negara api."

"Tapi setidakny---"

Sakura menutup mulut Naruto, lalu mereka bersembunyi dibalik pohon. Mereka menemukan Maiko, ia sedang berbicara dengan laki-laki berambut hijau. Dan Sakura mengingat laki-laki itu, ia adalah Rieyu.

"Naruto, kau bisa kan melawan laki-laki berambut hijau?"

"Kau meremehkan calon hokage-dattebayo?" Ucap Naruto dengan smirknya.

"Baiklah, aku akan menghadapi Maiko. Kita hanya perlu memisahkan mereka berdua."

"Shannaro!!!"

Tanah dipukul oleh Sakura, dengan terbelahnya tanah memudahkan Rieyu dan Maiko berpisah, disaat itu juga mereka berlawanan.

----------

"Kau?!" Ucap Maiko setengah teriak.

"Kau pasti ingin merebut ini kan?!" Ucap Maiko sambil menunjukkan sharigan didalam botol.

"Kembalikan mata sharigan milik Kakashi-sensei!" Ucap Sakura seraya meraihnya.

"Milik Kakashi? Apa kau tidak tau sharigan ini milik sahabatnya yang sangat berharga itu Uchiha Obito?" Ucap Maiko sambil tersenyum smirk.

"Sudah kuduga kau hanya sekedar menyukainya tapi kau tidak mengetahui apa-apa tentangnya. Sakura kau memang bodoh ya!"

Sakura membenarkan perkataan Maiko, ia memang tidak tau apa-apa tentang Kakashi.

"Aku akan tetap mengambil sharigan itu darimu. Karna mata itu sangat berharga bagi Kakashi-sensei, aku rela mengorbankan nyawaku dengan merebutnya dari tangan kotormu itu."

"Wah, aku terharu betul Sakura. Tapi apakah kau akan tetap mengorbankan nyawamu pada Kakashi, jika kau mengetahui Kakashi pernah membunuh sahabatnya?" Ucap Maiko dengan senyum smirk.

Lagi-lagi Sakura terdiam, ia benar-benar tidak tau apa-apa mengenai masa lalu dari Kakashi. Ia memang bisa disebut 'stalker' Kakashi, tetapi kalau masa lalunya Kakashi, ia tidak pernah mendengar apapun, seakan tertutup begitu rapat seolah orang lain tidak boleh mengetahuinya.

"Pa-pasti sensei membunuhnya karna ada suatu alasan, a-aku yakin!"

"Mengapa kau begitu yakin?"

"Karna ia adalah senseiku." Ucap Sakura seraya meneguhkan hatinya.

Maiko hanya tersenyum angkuh.

"Kau tadi bilang sharigan ini berharga bukan, bagaimana jika aku hancurkan ya?" Ucapnya sambil merapalkan jurusnya.

"JANGAANNN!!" Teriak Sakura seraya meraih botol berisi sharigan itu.

Tetapi, Sakura terlambat meraihnya dan pada akhirnya sharigan itu hancur lebur seperti tisu yang dibakar. Sakura tidak menyadari bahwa ia diserang habis-habisan oleh jurus milik Maiko, setelah itu Maiko pergi menghilang kedalam rimbunan pohon.

Sakura tidak sadarkan diri setelah jurus gabungan petir dan air milik Maiko menyerangnya.

'Aku harus kabur, pasti Arnius akan membunuhku karna aku telah menghancurkan sharigan itu, aku harus kabur secepatnya.' Batin Maiko.

TBC

Mohon maaf gaes baru bisa update FF-nya lagi setelah berminggu-minggu lamanya wkwk, semoga bisa lebih semangat lagi menulisnya.

Kalau ada saran boleh komen...

Salam hangat,
Icechan_

Bubay💙💙

Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang