4. Berubah?

9 3 1
                                    

"Orang yang awalnya menolong bisa saja menjadi musuh karena lelah merasa dimanfaatkan oleh orang lain."

- Human Parasite -

***

Tarie terdiam cukup lama mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Rine. Otaknya memacu cepat untuk mengiyakan ucapan Rine, tapi hatinya justru berucap tidak.

"Lo pikir baik-baik deh sebelum ko menyesal." Rine menepuk bahu Tarie dan berlalu ke mejanya

Bibirnya melengkung, namun bukan senyum tulus yang ia tampilkan Senyum yang berbeda.

Di kantin, Anindihita sedang menunggu makanan pesanannya. "Ah apa gue beli aja ya makanan buat Tarie, dia kan udah baik sama gue," guman Anindihita.

Anindihita beranjak menuju penjual cilok. "Pak, ciloknya empat ribu ya," pesan Anindihita.

"Bentar ya, Neng."

"Nih Neng, ciloknya." Bapak cilok itu memberikan sebungkus cilok pesanan Anindita.

"Ini Pak."

"Neng, ini misonya udah jadi nih," panggil ibu kantin.

"Kembaliannya, Neng, makasih banyak." ucapnya sambil tersenyum

"Iya Bu, sebentar," jawab Anindihita.

Dengan perut yang sudah tak bisa menahan lapar, Anindihita langsung menyeruput misonya. Anindihita memakannya dengan sangat lahap membuatnya mendapat tatapan aneh dari orang-orang di sekitarnya.

Lima menit semangkuk miso di hadapannya ludes tak tersisa. "Huh ... enaknya."

***

"Tarie, nih gue beliin cilok buat lo," Anindita menyerahkannya di hadapan Tarie.

"Hah tumben? Kenapa?" tanya Tarie heran, Anindihita tak pernah memberikannya makanan.

"Gue cuma pengen ngasih itu sebagai ucapan terima kasih, karena lo sudah baik banget sama gue," jelas Anindihita sebagai balas jasanya yang sering dibantu oleh Tarie.

"Terima ya?" lanjutnya.

"Iya, makasih."

Sepuluh menit keduanya saling diam. Tarie masih merasa aneh akan perlakuan Anindihita kepadanya.

"Ayo anak-anak ganti baju dan saya tunggu di lapangan ya!" Terdengar suara teriakan dari luar kelas.

Suara itu adalah suara Pak Jo -guru olahraga. Pak Jo termasuk guru yang humble kepada siswanya, maka dari itu banyak yang menyukai jam pelajaran olahraga.

Siswa-siswa langsung sibuk mengambil baju olahraga mereka dan berlarian menuju toilet agar tidak mengantre nantinya.

"Yuk ke toilet," ajak Anindihita yang sudah melihat Tarie selesai memakai ciloknya.

"Iya bentar."

Tak ada yang harus dikejar untuk berlomba-lomba memasuki toilet. Anindihita dan Tarie memilih giliran paling akhir, karena malas berdesak-desakan dengan siswa lain.

Dari arah belakang ada seseorang laki-laki yang berlari tanpa melihat arah yang membuatnya menabrak bahu Anindihita. Anindihita yang kehilangan keseimbangan pun terduduk di lantai.

"Eh sorry-sorry, sini gue bantu." Laki-laki itu mengarahkan tangannya ke arah Anindihita.

Anindihita menerima uluran tangan dari laki-laki itu, "Makasih, lain kali lihat-lihat kalau jalan," ujar Anindihita sambil menunduk tak memandang lawan bicaranya.

Human Parasite✅ (End)Where stories live. Discover now