29. Curhat

3 1 0
                                    

"Sahabat yang baik adalah pendengar yang baik."

- Human Parasite -

***

Setelah Bu Nindi cukup tenang dari isakannya. Anindihita memberikan segelas air putih untuk menenangkannya.

"Ibu mau cerita?" tawar Anindihita.

Bu Nindi mengangguk. "Sebelumnya ibu minta maaf sekali sama kamu. Ini semua karena ibu. Kalau bukan karena ibu, ibu dan ayah kamu enggak akan pergi."

"Ibu enggk salah, Bu," sahut Anindihita.

"Ibu salah, tadi pagi ibu ... lihat di televisi ada berita pembunuhan dan ... korbannya ... orang tua kamu, Anindihita," lanjut Bu Nindi menutup mulutnya.

Mata polos Anindihita membulat sempurna. "Ibu enggak salah lihat? Enggak mungkin ayah sama ibu." Suara Anindihita terdengar sedikit bergetar.

Anindihita masih tak bisa percaya, orang tuanya menjadi korban pembunuhan. Juni dan Parto pergi untuk mencari pekerjaan dengan upah yang lebih baik agar bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka dan berakhir dengan tidak bahagia.

"Bu, itu mungkin bukan ayah sama ibu. Cuma mirip iya cuma mirip," ucap Anindihita meyakinkan dirinya jika orang tuanya masih hidup.

"Itu benar ibu dan ayah kamu. Ibu sudah lihat dengan jelas pemberitaan di televisi, Nak," ulang Bu Nindi.

"Enggak Bu, mereka masih hidup, Bu!" jerit Anindihita yang masih tak terima.

Bu Nindi yang melihat Anindihita histeris langsung memeluk tubuh mungil Anindihita serta terus mengelusnya.

"Maafin Ibu, Nak. Ibu yang salah," ujar Bu Nindi.

"Kenapa ayah sama ibu ninggalin, Anindihita? Ayah sama ibu enggak sayang sama Anindihita ya?"" racau Anindihita.

"Mereka sayang sama Anindihita. Enggak mungkin enggak sayang," sanggah Bu Nindi agar Anindihita tak terus merasa kehadiran dirinya adalah sebuah kesalahan.

"Kalau ayah sama i ... ibu pergi, terus Anindihita sama siapa? Anindihita butuh te ... teman." Anindihita menangis sesenggukan di dalam pelukan Bu Nindi.

"Sst ... Anindihita nangis boleh nangis. Ibu temenin," sahut Bu Nindi yang memberikn Anindihita sedikit ruang untuk kesedihannya.

Bahunya bergetar, tak kuasa menahan Isak tangisnya. Orang yang paling ia cintai pertama kali harus pergi dengan meregang nyawa. Bahkan Anindihita belum sempat membalas jasa kedua orang tuanya.

Anindihita masih ingin berbakti pada orang tuanya. Ia masih ingin melihat senyum sang ibu yang begitu tulus menyayangi dirinya. Elusan yang selalu diberikan ibu padanya, kini hilang tak berbekas.

Tak pernah membayangkan orang tuanya akan kembali kepada sang Pencipta secepat ini. Rasanya Anindihita ingin memutar waktu untuk mengulang semua peristiwa agar tak terjadi seperti ini.

"Bu, terus ayah sama ibu gimana?" tanya Anindihita setelah lebih tenang dair sebelumnya.

"Mereka ... ditemukan dengan luka sobekan dan juga ... organ dalam yang tidak lengkap," jawab Bu Nindi tak tega untuk menceritakan semuanya pada Anindihita.

"Ya ampun, ibu, ayah. Maafin Anindihita," ucap Anindihita.

Ia merasa menyesal dan gagal untuk menghalangi semuanya terjadi.

"Kita harus ke kantor polisi untuk membawa bukti-bukti agar pelakunya bisa dipenjara.seberat-beratnya," sambung Anindihita dengan tatapan yang sulit diartikan antara sedih dan diselimuti oleh amarah.

Human Parasite✅ (End)Where stories live. Discover now