15

30K 3K 84
                                    

Faretya sedang memandangi gadis yang sedang tertidur di kasurnya. Entah kenapa Faretya merasa jika Dia pernah melihat warna mata yang sama dengan gadis itu.

"Enghh"

Terdengar lenguhan seorang gadis yang sedang tidur itu, sepertinya Ia akan sadar dari tidurnya.

Mata kuning keemasan itu terbuka, dan secara tiba tiba gadis tersebut langsung duduk dengan posisi ketakutan.

"Kau tidak apa apa di sini... Boleh aku tau siapa namamu?" tanya Faretya.

"Is-sabel-la Ka-kausal" ucap gadis itu terbata bata.

Faretya pun langsung mengingat dimana Ia pernah melihat warna mata yang sama. Waktu umurnya 15 tahun, Ia dikirim untuk berperang Divas Kausal adalah ketua pasukan satu.

"Kau kenal Divas Kausal?" tanya Faretya.

"Itu kakak ku" jawab Isabella.

"Dimana dia sekarang?"

"Mereka menangkap kita, lalu membakar rumah ku dan kakak, kakak disiksa sampai akhir" ucap Isabella dengan tidak bersemangat.

Faretya yang mendengarnya pun terkejut. Pasalnya Divas Kausal yang dikenalnya adalah seorang prajurit yang tangguh, Divas juga akan dihadiahi gelar Baron tapi Divas menolak.

"Baiklah kau bisa istirahat di sini terlebih dahulu, kau ada tujuan mau kemana?" ujar Faretya.

Isabella hanya menggelengkan kepalanya.

"Baiklah kau bisa ikut denganku, setelah penyerangan ini selesai, ikut pulang kekediaman ku. Akan ku perkenalkan kau kepada Istriku, mungkin kalian akan cocok" ujar Faretya.

Bodo banget ini laki dah gk pulang². Sekali pulang bawa ciwi

Isabella yang mendengarnya pun hanya bisa terdiam. Faretya merasa Isabella perlu waktu Ia pun pergi keluar dari tenda.

"Istrinya?"

----+----

Arabella, kedua putranya, dan juga Eros sedang makan malam bersama dengan keadaan hening. Biasanya ruang makan akan dipenuhi dengan ocehan kedua putranya, tapi ini benar benar tidak ada yang mau buka suara sekali pun.

"Ekhemm... Ara bagaimana dengan perkembangan bisnis tambang dengan Baron Jeskel?" ucap Eros.

"Dia benar-benar akan rugi. Baron Jeskel benar benar tidak tau jika di dalam gua itu terdapat Batu Kristal yang banyak memiliki mana besar. Baron malah menjualnya... Jika Ia mengelola sendiri mungkin keuntungannya sangatlah besar" ujar Arabella.

Eros hanya mengangguk kan kepalanya. Adiknya ini benar benar tau bagaimana mengelola segala hal. Jika Arabella tidak mengetahui suatu hal Ia akan benar benar mencari titik terangnya. Benar benar Faretya Bajingan yang beruntung bisa mendapatkan seorang istri seperti Arabella.

Sebetulnya Eros juga sedih dengan keadaan adiknya. Selama Ia hidup, Eros tidak akan membiarkan adiknya tersayang ini menangis apa lagi terluka. Tapi saat Ia menginap di kediaman adiknya ini, Eros memergoki adiknya tengah menangis dengan menatap lukisan Faretya. Benar benar Eros ingin menghajar Faretya jika pulang nanti.

Eros pun akhirnya memilih untuk tinggal di kediaman Faretya hingga suami bajingan adiknya itu pulang. Eros juga tidur bersama adiknya, seperti waktu kecil dulu. Ia benar benar tak ingin melihat adik tersayangnya merasa sendiri.

"Ibu aku minta maaf" ujar Axeous sambil menatap kebawah dengan penuh penyesalan.

"Kau sudah tau apa kesalahan mu? Menurut Axeous hukuman apa yang cocok untuk Axeous?" Tanya Arabella sambil menatap putra bungsunya. "Bagaimana jika Axeous mengambil kelas Viscount untuk belajar ilmu Sejarah?".

Axeous hanya menganggukkan kepalanya. Arabella langsung mengangkat putra bungsunya dan mendudukkan dirinya di pangkuannya.

----+----

Hai:)

Jangan lupa vote dan komen

Have a nice day 🥰

Stepmother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang