Four Seasons - 28

2.4K 394 27
                                    

Hinata tak tenang berada di dalam kamar. Beberapa penjaga menahannya untuk tidak keluar dari rumah apapun yang terjadi. Hinata semakin panik ketika mendengar suara tembakan. Ingin sekali ia menembus pertahanan dari penjaganya. Tetapi ia sadar, kekuatannya tak sebanding dengan mereka, "Apa yang terjadi?"

"Maaf Hinata-sama, Anda tidak boleh keluar untuk saat ini,"

Hinata menggeram, "Tetapi itu suara tembakan! Aku takut terjadi sesuatu pada suamiku!"

Kedua penjaga itu saling berpandangan, "Maaf Hinata-sama. Kami hanya menjalankan perintah dari Sasuke-sama,"

Hinata di tenangkan oleh Nenek Chiyo. Ia memang membawa Nenek tua itu bersamanya di kediaman yang baru, "Tenanglah, Hinata-sama. Tidak akan terjadi apapun,"

Hinata menurut ketika Nenek Chiyo membawanya duduk di ruang tengah. Kakinya terus bergerak, bukti bahwa ia merasa tak tenang, "Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Sasuke, Nek?"

Nenek Chiyo mengusap punggung tangan Hinata yang lembut, "Tidak akan terjadi apapun. Percayalah pada suamimu," Hinata mengangguk. Ia masih sedikit resah. Ia menyalurkannya dengan cara menggigit bibir bawahnya.

Bermenit-menit berlalu, para penjaga itu membuka jalan dan terbukalah pintu masuk rumahnya menampilkan Sasuke dengan langkah tegasnya mendekati Hinata. Gadis itu segera menghampiri Sasuke dengan tergesa, "Kau baik-baik saja?"

Sasuke tersenyum, "Seperti yang kau lihat,"

Hinata meneliti Sasuke dari ujung rambut hingga ujung kuku kakinya. Ia membulatkan matanya ketika melihat tangan Sasuke berlumur cairan merah, "Sasuke! D-Darah! Kau terluka?"

Sasuke melihat tangannya. Ah, ini darah Naruto. Ia menekan luka Naruto hingga darahnya berada di telapak tangan Sasuke, "Bukan darahku,"

"Apa yang terjadi?"

Sasuke bungkam. Apakah Hinata akan marah jika ia berkata, ia telah membidik kaki Naruto dengan senjata api? Terutama, Naruto adalah cinta pertama Hinata. Apakah Hinata akan marah padanya? Memakinya? Memukulinya karena telah menyakiti Naruto?

Hinata menangkup wajah Sasuke, "Katakan padaku! Apa yang terjadi?"

Sasuke menghela nafas. Sorot mata Hinata terlihat mengharapkan penjelasan, "Aku melukai kaki Naruto,"

"Dengan senjata api?" Sasuke hanya mengangguk sebagai jawabannya, "Astaga, Sasuke! Apa yang kau lakukan?"

"Kau marah padaku karena melukainya?" Sasuke menatap lekat pada manik bulan milik isterinya.

Hinata menggelengkan kepalanya lemah, "Aku tidak marah. Aku hanya takut kau terluka. Syukurlah kau tak terluka," tubuhnya melemas dan Sasuke menangkap tubuh Hinata sebelum bersentuhan dengan lantai. Ia mengangkat tubuh Hinata, membawanya dengan bridal style.

Sasuke membawa Hinata ke kamar mereka berdua. Ia meletakkan Hinata di atas ranjang, "Kau baik-baik saja?"

Hinata menyeka air matanya, "Aku hanya takut," Hinata menepuk kakinya beberapa kali untuk menguatkannya. Ia beranjak berjalan pelan ke toilet. Mata Sasuke terus mengawasi gerak gerik isterinya. Hinata kembali membawa kain bersih yang sudah di basahi. Ia mengusap tangan Sasuke, "Jangan melakukan itu lagi, Sasuke. Bagaimana jika Naruto ingin balas dendam setelah apa yang kau perbuat?"

Sasuke memperhatikan Hinata yang terkadang masih meneteskan air matanya. Akhir-akhir ini, gadis yang sudah menjadi isterinya itu lebih mudah mengeluarkan emosinya, "Itu tidak akan terjadi,"

Hinata menatap Sasuke marah, "Bagaimana jika itu terjadi? Apa yang akan kau lakukan? Kau akan meninggalkanku sendirian dan menyandang status janda? Kau menyukainya?" Sasuke terkekeh membuat Hinata semakin jengkel, "Apa perkataanku ini lelucon untukmu?"

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang