09

1.3K 207 6
                                    

✧ 🦅🐧 ✧

-Happy reading-

-----------------------------------------------------------

Jay rebahin badannya di sofa. Lumayan nguras tenaga keliling dan naik macem-macem wahana dipasar malem. Sunghoon ikut duduk trus naro tasnya dideket Jay, dia lirik jam dinding. Jam 10, ternyata lama juga mereka main.

"Gue berat-berat bawa payung taunya gak ujan," keluh Sunghoon. Jay yang lagi meremin matanya ketawa kecil.

"Gapapa, kalo ternyata beneran ujan udah siap bawa payung," Jay dudukin dirinya. "Btw, ceritain kenapa lo tau-tau bisa temenan sama Taehyun. Lo amnesia apa gimana si?" ya dia bingung aja, dia tau gimana parahnya Taehyun kalo gangguin Sunghoon, bahkan yang terakhir aja sampe bikin muka Sunghoon luka.

"Taehyun udh tobat, dia juga udah minta maaf sama gue," kata Sunghoon. Jay nungguin Sunghoon lanjut ngomong tapi gak lanjut-lanjut.

"Udah gitu doang?" ttanya Jay sambil natap Sunghoon dengan ekspresi bingung. Sunghoon ngangguk.

"Beneran? Gak ada yang lainnya gitu? Alesan dia bully lo kenapa? Trus kenapa tiba-tiba dia tobat?" Sunghoon geleng. "Yaudah lah. Gue mau mandi dulu," Jay beranjak dari tempatnya ninggalin Sunghoon yang terus natap sampe akhirnya Jay masuk ke kamarnya. Sunghoon lega karena ternyata Jay gak nanya-nanya lagi. Agak aneh juga sih, karena biasanya Jay ini kepoan, tapi karena dia gak mau ambil pusing dia gak pikirin. Sekarang dia juga mau mandi, badannya lengket banget.

.

.

.

.

.

.

.

Sunghoon maupun Jay udah mulai sekolah seperti biasa. Upacara yang selalu di adain tiap Senin pagi kali ini ngga ada karena lapangan yang biasa dipake upacara lagi di renovasi, jadi gak bisa dipake. Anak-anak sudah jelas seneng karena mereka gak perlu panas-panasan dan pegel-pegelan karena setengah jam berdiri di lapangan.

Jay sama Sunghoon juga ngerasa bersyukur pagi ini gak ada upacara karena bisa tiduran lebih lama dikelas. Mereka baru sampe di Jakarta jam 2 pagi gara-gara kejebak macet. Alhasil sekarang masih pada ngantuk. Untung aja gak kesiangan.

"Hoon, lo dipanggil pak Samsul," kata Haruto, temen sekelasnya.

Sunghoon yang lagi rebahin kepalanya dimeja langsung bangun. "Kenapa To?" yang ditanya ngangkat bahunya.

"Gak tau gue," karena takut pak Samsul nungguin lama dia akhirnya berdiri. Sebelum pergi dia sempet liat Jay yang juga lagi tiduran di mejanya, bahkan Jay sampe ngiler bikin Sunghoon gelengin kepalanya. Jorok bener jadi orang.

"Permisi," ucap Sunghoon sambil buka pintu ruang guru. Sunghoon nanya ke guru perempuan yang kebetulan posisinya deket pintu, dia nanya tempat duduk pak Samsul. Dan setelah ditunjuk dia nyamperin meja pak Samsul.

"Kenapa ya pak?" tanya Sunghoon setelah salim.

"Kamu tolong anter ini ke gedung SMP ya, kasih aja ke guru yang piket disana," kata pak Samsul sambil nyerahin amplop coklat yang lumayan tebel. Sunghoon bingung, padahal dia bukan termasuk anggota organisasi kelas, kok tiba-tiba disuruh begini?

JayHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang