♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.5K 185 30
                                    

"Hari Minggu itu weekend, tapi cinta aku ke kamu itu, will never end."
-Areinly Elasya Adelio-

Setelah dua hari tidak bersekolah karena kurang enak badan, dan akhirnya hari ini Elasya bisa bersekolah seperti biasa lagi.

Gadis itu telah siap dengan baju basket yang ia kenakan, karena hari ini hanya ada pelajaran olahraga, jadi anak anak bebas menggunakan baju olahraga bentukan apa saja, karena Elasya itu senior basket sama seperti Bundanya dulu, jadi gadis itu memutuskan untuk menggunakan baju basket saja.

Elasya turun ke lantai bawah, dilihatnya keluarga kecilnya yang telah berkumpul, dan sesekali bercanda ria.

"Teteh udah sembuh nak?" tanya Ailan yang sedari tadi sibuk menyuapi Altar makan.

"Udah yah, Teteh udah baikan kok." Ailan memang tidak pernah memanggil Elasya dengan sebutan El dari kecil, ia sudah biasa memanggil Elasya dengan sebutan Teteh yang pada akhirnya diikuti oleh Altar.

"Nanti pulang jangan minta jemput siapa siapa lagi Teh, biar Ayah yang langsung jemput kamu. Denger?" ujar Ailan yang tidak mau kejadian seperti waktu itu terulang lagi.

Walaupun bukan anak kandungnya, tapi Ailan menyayangi Elasya dan Alkio layaknya anak kandung sendiri, baginya, mereka berdua adalah anak anak yang telah Tuhan titipkan untuknya.

"Biar Abang aja yang jemput kalo Ayah masih ada kerja," saut Alkio yang sedari tadi hanya diam.

"Enggak usah, Abang kan mau pulang bareng ceweknya," goda Ailan yang membuat Alkio jadi tersipu malu.

Elasya menatap ke arah Alkio dengan tatapan penuh curiga, ia seperti tak rela jika kakak kembarnya mempunyai pacar. "Ga asik."

Alkio terkekeh dan merangkul Elasya tapi gadis itu masih cemberut karena belum sepenuhnya ikhlas jika Alkio harus berbagi perhatian dengan gadis lain nantinya. "Ayah bercanda itu, Abang ga punya pacar. Pengennya nanti, tapi langsung nikah."

"Hilih! Nanti juga pacaran!" ketusnya lalu melepaskan rangkulan Alkio. "Sana lo jauh jauh! Nanti cewek lo cemburu lagi sama gue!" Elasya langsung berdiri dari duduknya. Tak lupa mengambil beberapa susu kotak yang telah Lia siapkan untuknya.

Mood makan Elasya menjadi hilang saat mengetahui jika Abangnya sudah punya pacar. "Lah kok?" Alkio jadi bingung di buatnya.

Elasya tak banyak bicara dan langsung menyalami punggung tangan Ailan bergantian dengan Lia. Gadis itu berpamitan kepada keduanya. "Teteh berangkat, nanti Teteh telpon kalo udah pulang."

"Atar, salim lu sama gue! Ga usah jadi adik durjana lo Tar!" Altar yang bingung hanya bisa mnyalami punggung tangan Elasya yang tiba tiba kejam.

"Teteh kenapa?" tanya Altar bingung.

"Panas gue Tar!" balas Elasya ketus dan berniat langsung pergi, tapi tidak semudah itu saat Alkio memegang pundaknya.

"Hey, kenapa?" tanya Alkio pelan.

"Apasih Bang! Gue mau berangkat!" kesal Elasya mencoba melepaskan tangan Alkio dari pundaknya.

"Kenapa ga pamitan sama Abang...Hm?" tanya Alkio sambil tersenyum hangat.

Sial! Elasya ingin menangis rasanya.

Elasya segera menyalami punggung tangan Alkio dan pergi setelah laki laki itu mengecup singkat keningnya. "El berangkat."

"Dia kenapa Bun?" tanya Alkio pada Lia yang hanya tersenyum melihat tingkah Elasya.

"Dia tu cemburu, dia takut kalo kamu pacaran pasti ga punya banyak waktu lagi sama dia. Kamu tau lah seberapa lengket dia sama kamu," jelas Lia yang membuat Alkio terkekeh pelan.

KAY.EL STORY||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang