Kembali Ke Arkadia

23 1 2
                                    

"Zain awas!" teriak Clara, yang memperingatkannya.

Zain segera menggenggam pedang waktu, dan memperlambat pengelihatannya untuk menahan serangan itu.

"Oh, kau sudah bisa menggunakannya?" puji Rakh padanya.

"Apa yang terjadi? Bukankah itu terlalu cepat?" batin Arif, yang masih bergeming ditempatnya, sambil melihat Rakh yang sudah menyerang Zain sebelum ia membalas jawaban lelaki itu.

"Apa maumu? Aku tidak ingat pernah punya masalah denganmu!" tanya Zain.

Rakh pun berhenti menyerang, dan menjaga jaraknya.
"Kau sudah membuat masalah denganku sejak kau mendapatkan pedang itu!" jawabnya, sambil menunjuk pedang waktu yang Zain pegang.

"Hah?" jawab Zain keheranan.

"Keturunan kami dikutuk dengan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan waktu sepenuhnya, dan Aku tidak bisa menerima kenyataan itu! Dan ketika Aku tahu bahwa ada pusaka yang bisa mengendalikan waktu sepenuhnya, dan aku tidak bisa memilikinya, maka itu membuatku kesal!" jelas Rakh memberitahu alasannya.

"Hah?! Cuma karna itu doang?!" batin Zain.
"Cuma karna itu? Kau ingin membunuhku?" tanyanya lagi.

"Tentu saja tidak! Ketika Aku sudah berhasil membunuhmu, dan pendeta itu, maka Aku akan menjadi satu-satunya orang yang bisa mengendalikan waktu didunia ini!" jawab Rakh, sambil mengacungkan kepalan tangannya.

"Kau bahkan tidak menyebut nama kakakmu sendiri... Apa yang telah dia perbuat sehingga membuatmu ingin membunuhnya?" tanya Zain yang kini mulai geram karna lagi-lagi ada orang yang mengincar orang terdekatnya.

"Apa aku juga perlu memberitahumu? Kau jadi terdengar menjijikan karna terus bertanya!" jawab Rakh.

Arif pun berlari untuk menyerangnya dari belakang.
"Jangan hiraukan aku!" sahutnya.

"Rif, Jangan!" panggil Zain yang memperingatkannya.

Rakh menggeser tubuhnya dengan mudah, dan menangkap lengan Arif.
"Aku akan ambil tanganmu," ucapnya, kemudian menghilang, dan kembali didepan mayat Kasim.

"Tanganku?!" ucap Arif yang panik, dan menjatuhkan Exalibur.

"Rif, lu gak apa-apa?" tanya Clara yang berlari mengahmpirinya.

"Aku gak tau! Tiba-tiba tanganku melemah, dan jadi kayak gini!" jawab Arif, sambil terus memegangi lengannya yang mengeriput.

"Aku tahu dia berbahaya!" ucap Zain yang melihat hal itu.

Ia ingat dengan kata-kata Raft bahwa orang yang mempunyai sihir waktu bisa jadi sangat berbahaya.

Ia pun berlari kearah Rakh untuk menyerangnya, namun sebuah cermin besar tiba-tiba muncul dan memantulkan dirinya yang menyerang balik kearahnya.

"Apa itu?!" ucap Zain setelah berhasil menghancurkan bayangan itu dengan petirnya.

"Maaf mengganggu bos, tapi kami sudah boleh keluar kan?" tanya seorang perempuan yang datang bersama dua orang lainnya yang mengikuti dari belakang.

"Ya, ya, ya, kalian sudah boleh keluar," jawab Rakh kemudian menghancurkan cermin yang melindunginya.
"Tolong jangan suka menaruh cerminmu ditempat sembarangan Jingzi!" lanjutnya.

Perempuan itu menundukkan tubuhnya.
"Maafkan Aku bos,"

"Jadi Kau sudah bersiap menyergap kami yah!" tebak Zain.

"Ah, aku baru ingat!" ucap Rakh.

"Anda selalu terbawa suasana, tolong tahanlah diri anda bos!" ucap seseorang dibelakang perempuan itu, jubah yang ia pakai hampir tidak bisa menutupi seluruh tubuh besarnya.

Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang