Mari Melakukan Sesuatu Yang Merepotkan

17 1 2
                                    

Seorang iblis tengah duduk didalam goa penjara yang gelap gulita. Ia bersenandung dengan nada yang aneh untuk melepas kebosanan.

Samar-samar terdengar langkah kaki yang mendekat, suara itu dengan cepat ditangkap oleh kedua telinganya. Sepasang tanduk itu pun menyala semerah bara api. Ia melihat kearah mulut goa dengan mata ungunya yang tajam, kemudian berdiri untuk menyambut siapa yang membawa suara itu.
"Coba lihat siapa yang datang! Ternyata itu adalah Yang Mulia Raja Iblis, dan anaknya yang sepertinya.. Terlihat imut," sambutnya pada Raun, dan Lahn yang datang menemuinya.

Angin tiba-tiba berhembus kearahnya. Mengacak poni hitam itu ketika mata merah kekuningan memelototinya.
"Ayolah jangan seperti anak kecil! Pikiranmu tidak ikut mengecil seperti tubuh itu kan?" tegurnya pada Lahn yang berdiri disamping Raja Iblis.

Dengan nafas yang berat, Raun pun menegur sikapnya,
"Sudah cukup Rakka!"

Iblis itu pun mengangkat kedua tangannya.
"Oke oke, baiklah aku akan berhenti kalau Yang Mulia meminta," jawabnya.

Rakka pun berjalan maju kearah mereka.

Bagaikan dinding yang tidak terlihat, ia tidak bisa melewati mulut goa itu.
"Kau membutuhkanku tapi tidak melepaskan ini?" tanyanya pada Raun.

Lahn melipat kedua tangannya ke dada.
"Dia akan melepaskanmu jika kau berjanji untuk mengikat sumpah darah denganku," jawabnya.

Rakka pun beralih menatapnya.
"Hah? Apa aku tidak salah dengar? Kau ingin aku membuat sumpah darah denganmu?" tanyanya heran.

Raun pun menjawab,
"Benar, aku ingin kau bekerja padanya dibawah namaku untuk mencegah bersatunya para kesatria!"

"Bekerja dengannya untuk mencegah kesatria yang akan bersatu? Kenapa tidak langsung menyerang Arkadia, dan menculik putri, serta pangeran itu?" usul Rakka menatap Raun sambil melentangkan kedua lengannya.

Lahn membuang tatapannya kesamping.
"Itu mudah untuk orang yang belum pernah menghadapi mereka," sindirnya.

Mendengar kata-kata itu, Rakka dengan cepat berbalik menatap Lahn.
"Ooh benar! Aku lupa kalau merekalah yang membuatmu menjadi seperti ini," jawabnya.

Jawaban itu membuat Lahn naik pitam.
"Kau terus meledekku iblis hina! Bagaimana kalau aku masuk kedalam sana untuk memberikanmu sebuah pelajaran?" tantangnya.

Rakka pun melangkah mundur. Ia menundukkan tubuhnya sambil melentangkan tangannya kebelakang.
"Silahkan," sambutnya.

Lahn mendekati mulut goa itu, dan menarik udara yang kemudian menghancurkan pembatas antara mereka.
"Pastikan kau menghiburku!" serunya.

Lahn pun melesat dengan tinjunya yang menghancurkan dinding dibelakang Rakka.

"Ups, hampir saja," sambut Rakka yang berhasil menghindari serangan itu.

"Kecepatanku berkurang? Sial! Tubuh ini benar-benar merepotkan!" sadar Lahn kemudian berbalik menghadapi Rakka yang telah bersiap menangkapnya! Namun dengan tubuh kecilnya, ia berhasil menghindar dengan mudah.

Rakka mendecit geram.
"Kau ingin main kejar-kejaran yah?" ia pun melukai tangannya pada dinding goa, lalu menciptakan sebilah belati dari darah yang keluar di lukanya.

Lahn melihat kebelakang. Memastikan bahwa Ayahnya tidak akan ikut campur.

Melihat hal itu, Raun pun meneriakinya,
"JANGAN BERPALING!"

Lahn lekas berbalik mendengar peringatan itu, namun Rakka sudah menikamnya! "Kau benar-benar jadi anak-anak!" ucap Rakka kemudian mencabut belati itu, dan berjalan mengitari Lahn. Ia berhenti dibelakangnya, kemudian mengangkat tangannya kedepan.

Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang