Apa arti rumah yang sebenarnya?
Jeno tidak tahu.
Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa.
Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu.
Jeno keh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoon Ha Jun.
Itulah namanya. Lelaki yang begitu Lia cintai. Juga Ayah dari bayi yang baru saja Lia temui walaupun hanya sebentar.
Jika ditanya tentang apa hadiah yang paling membuat Lia bahagia di dunia ini, tanpa ragu Lia akan menjawab.. bertemu dengan lelaki bernama Yoon Ha Jun.
Pertemuan mereka terasa seperti sebuah drama. Waktu itu Jun yang merupakan seorang kurir pengantar paket tidak sengaja menabrak Lia yang akan menyeberang. Bukan tabrakan besar, hanya tabrakan kecil karena Jun telat mengerem motornya dan membuat Lia terjatuh. Lucunya waktu itu sedang lampu hijau dan Lia malah memaksa untuk berlari agar ia bisa menyeberang karena ia sedang terburu-buru, Jun tidak salah sama sekali. Namun waktu itu ia langsung panik dan membawa Lia ke rumah sakit, lebih lucunya lagi Lia tidak luka sedikitpun. Ia hanya jatuh karena terkejut.
Muka paniknya saat melihat Lia juga saat ia berbicara pada dokter, benar-benar membuat kesan yang kuat untuk Lia. Lelaki itu terlihat sangat polos dan mempunyai hati yang tulus. Dan untuk pertama kalinya Lia jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
"Nama lo siapa?" Tanya Lia waktu itu.
"Jun. Ha Jun."
Kurva di bibir Lia terangkat keatas, "Gue boleh minta biaya ganti rugi kan?"
Jun mengangguk, "Gue minta maaf karena gue gak liat-liat. Gue bakal ganti rugi."
"Kalo gitu nih-" Lia menyerahkan ponselnya.
"Hng?"
"Nomor lo. Gue perlu tau nomor lo biar gue bisa kasih tau no. rekening gue."
"Ah, oke."
Lalu setelah itu semuanya terjadi begitu cepat. Lia terus mencari cara agar bisa terus bertemu Jun sampai akhirnya Jun mengerti dan ia pun merasakan hal yang sama dengan Lia.
"K-kita mau kemana, Jen?"
"Ketemu Jun." Jawab Jeno sambil tersenyum.
Lia memainkan jari kukunya sebagai tanda ia sedang gugup. Kenapa harus keluar rumah sakit untuk bertemu Jun? Bukankah seharusnya Jun juga ada di rumah sakit yang sama? Lia masih ingat Jun juga terluka parah saat di mobil. Atau jangan-jangan Jun berada di rumah sakit yang berbeda? Atau Jun ada di rumah karena ia tidak terluka?
Ketakutan Lia semakin besar begitu mereka berhenti di sebuah tempat pemakaman di Seoul.
"Kenapa kalian bawa gue kesini?" Lia tidak berhenti memainkan jari kukunya, kali ini begitu keras sampai tangannya memerah.
