[4] 1st Year

1.4K 184 36
                                    

1 Tahun berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 Tahun berlalu..

Waktu tak terasa berlalu begitu cepat. Bulan-bulan terberat berhasil Lia lalui. Mengurus seorang bayi adalah hal tabu bagi Lia dan ia benar-benar kesulitan. Mama juga tidak ada disampingnya untuk membantunya. Wajar, Lia mungkin sudah tidak dianggap anak lagi sejak dulu.

Untunglah Jeno dan Haechan selalu ada bersamanya. Mereka selalu mengunjungi rumah Lia setiap hari, membelikan mainan untuk Alea dan memastikan kebutuhannya tercukupi. Awalnya mereka mempunyai ide, katanya akan lebih baik jika mereka tinggal saja di rumah Lia. Namun dengan tegas Lia menolak, bagaimana mungkin ia membiarkan 2 lelaki ini tinggal bersamanya.

Keduanya tidak kehabisan akal, mereka membeli rumah di samping rumah Lia agar tidak terlalu jauh darinya. Padahal mereka mempunyai Apartemen yang bagus, bisa-bisanya mereka lebih memilih untuk tinggal di rumah kecil. Katanya sih bukan demi Lia, tapi mereka hanya tidak bisa jauh dari Alea.

Alea sendiri kini sudah berusia 1 tahun, ia juga selalu dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Alea tumbuh dengan cantik dan sehat. Walaupun dulu ia terlahir prematur.

Tingkahnya yang lucu, pipi gembulnya, rambut hitam yang lebat membuat siapapun selalu ingin berada di dekatnya, terutama Jeno.

Jeno benar-benar jatuh cinta pada Alea. Ia sangat menyayangi Alea. Dibandingkan Haechan yang selalu pulang lebih lama, Jeno menjadi orang yang paling tahu bagaimana perkembangan Alea, bagaimana perjuangan Lia mengurus Alea dengan baik. 

Lia pernah tertidur di kursi dengan Alea di pangkuannya, ia juga pernah tidak tidur saat Alea rewel, Lia sering melewatkan makannya saat Alea tidak mau jauh-jauh darinya.

Ia juga pernah mengalami baby blues. Saat pertama kali membawa Alea pulang ke rumah. Lia menjadi mudah marah saat Alea menangis, namun setelah itu ia akan merasa bersalah sampai menangis sesegukan, ia bahkan tidak mau menemui Alea karena terlalu merasa bersalah.

Saat itu Jeno dan Haechan yang tidak tahu apapun panik. Ia takut Lia mengalami depresi, namun untunglah tetangga sebelah kiri rumah Lia memberitahu mereka. Ryujin, istri dari Na Jaemin memberitahu jika Lia hanya mengalami baby blues.

"Kalian gak usah khawatir paling lama cuma 3 hari dia kaya gitu. Tapi coba bantu dia, temenin, lakuin apapun yang pengen dia lakuin." Ujar Ryujin waktu itu.

Setelah diberitahu seperti itu, Jeno menitipkan Alea pada Ryujin. Lalu lelaki itu menemani Lia yang sejak pagi menangis di kamar. Jeno berjongkok, menengadah untuk menatap Lia lembut. Tangannya terulur untuk menggenggam kedua tangan Lia, "Karelia."

Gadis itu masih terisak.

"Lo inget gak? Dulu lo suka banget sama cheese cake. Apalagi di cafe deket kampus kita. Lo mau gak nemenin gue makan di sana?"

Lia menggeleng.

"Hmm, atau lo mau eskrim? Gue beliin rasa kesukaan lo ya?"

Lia kembali menggeleng, "Gue gak mau apapun, Jen. Gue gak tau. Rasanya gue ngerasa takut, tapi gue gak tau apa yang bikin gue takut. Lo mungkin gak ngerti, tapi gue juga gak tau kenapa gue pengen nangis terus."

Jeno mengangguk sambil tersenyum, "Gue ngerti, Li. Gue tau rasanya. Makanya lo bisa ngebagi itu semua ke gue. Kalo lo sakit bilang, gue bakal cari obat yang paling bagus biar lo sembuh. Kalo lo mau nangis bilang, gue bakal nemenin lo nangis. Kalo semuanya terlalu sulit bilang, gue bakal ganti semua itu sama kebahagiaan."

Jeno membenarkan anak rambut Lia, "Lo nggak sendiri, Karelia. Gue sama Haechan gak akan ninggalin lo. Jadi, gak usah takutin apapun, oke?"

Lia mengangguk. Kemudian setelahnya Jeno membawa Lia kedalam pelukannya.

Rasa hangat yang menjalar dari tubuh Jeno seolah mengusir semua ketakutan Lia, dan usapan lembut jemari Jeno di rambutnya seolah memberikan Lia kenyamanan.

"Lo laper kan? Kita dinner di luar mau? Berdua aja gak usah ajakin Haechan, lo tau kan dia itu rakus. Kalo ada dia makanan diambil semua sama dia."

Lia tertawa.

"Abis dinner, kita beliin baju baru buat Ale. Kita jemput Ale di rumah Jaemin, bareng ya?"

Lia mengangguk.

"Anak baik." Jeno mengusak puncak kepala Lia.

Berkat Jeno, Lia berhasil melewati masa baby bluesnya dengan cepat.

"Jen lo masih dimana sih? Ini bentar lagi acaranya mulai, Ale juga udah nangis terus." Ujar Haechan di seberang telepon.

"Bentar lagi nyampe. Gue bawa cake nya dulu."

"Buruan atau lo tidur di luar nanti malem." Haechan memang selalu berlagak seperti seorang istri setelah mereka tinggal berdua.

10 menit kemudian Jeno sudah tiba di rumah Lia. Hari ini mereka merayakan pesta kecil di rumah karena Alea tepat berusia 1 tahun. Acaranya hanya dihadiri Jeno, Haechan dan juga Jaemin beserta istri dan anaknya.

"Je.. je.." Alea menangis dan berteriak memanggil Jeno, gadis kecil itu masih belum bisa bicara namun ia sering berceloteh dengan bahasa bayi. Ia sudah bisa memanggil Ma-ma, Je-Je untuk Jeno dan Caa untuk Haechan.

Jeno langsung menggendong Alea, "Astaga Ale, kamu itu bintangnya buat acara hari ini. Kenapa nangis terus, hmm? Kan nanti jadi jelek."

Alea tidak berhenti menangis walaupun Jeno sudah berusaha menenangkannya. Akhirnya Jeno memilih untuk membaringkan Alea di sofa. Ia membenarkan rambut Alea dan menghapus air matanya, "Ale, udah dong nangisnya, ya? Jeje minta maaf ya tadi udah telat terus bikin kamu kesel. Udahan ya nangisnya ya?"

Namun Alea masih terus menangis.

"Hngg.. Oke kalo kamu nangis terus, Je bakal pake cara lain."

Setelah itu Jeno mulai menggelitiki Alea, membuat tangisnya perlahan-lahan berhenti dan digantikan oleh tawa.

"Ampun gak?"

Masih dengan sisa tawanya Alea menggelengkan kepalanya gemas.

"Oke!" Jeno kembali menggelitiki Alea sambil menghujani pipi tembam Alea dengan ciuman. Tawanya terdengar begitu menyegarkan memenuhi setiap sudut rumah. 

Setelah itu acara digelar dan berjalan dengan lancar. Jeno dan Haechan memberikan banyak sekali mainan untuk Alea membuat gadis kecil itu kegirangan. Aeera, putri Jaemin memberikan boneka barbie yang sangat cantik.

Sedangkan Lia hanya berharap diulang tahun putrinya yang ke 1 tahun ini semoga Alea selalu dipenuhi kebahagiaan. Walaupun tidak ada orang yang bisa ia sebut Papa, tapi Lia ingin Ale tahu jika ia mempunyai 2 lelaki yang sangat menyayanginya lebih dari apapun. Semoga setelah besar nanti Alea tidak akan merasa sedih dan kesepian karena tidak ada Jun disisinya.

Selamat Ulang Tahun Im Alea!

Selamat Ulang Tahun Im Alea!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Find Your Home (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang