|| - 8. MANIPULASI LUSIA

6.4K 926 1.2K
                                    

"Inget batasan lo! Bintang cewek gue dan nggak seorang pun yang boleh nyakitin dia!"

Galaksi

***

Helow gengz ^_^

Gimana hari ini?

Udah bahagia?

Semoga selalu, ya.

Makasih, ya, yang selalu support Buni dalam bentuk apapun. Mau itu via dm, chat, bantu promosi, apapun itu terimakasih.

1k komen for next chapter. Fighting!

Happy satnight & happy reading ^_^

****

"Tadi malem Suster ngasih selimut si Bayi, 'kan? Haha, gue foto diem-diem terus gue kirim ke Galak. Lucu banget, sih, kalian," ujar Venus pada Lusia. Keduanya mengobrol santai. Venus sangat merasa cocok dengan Lusia. Selain baik, Lusia sangat menyenangkan. Juga santun. Venus sangat menyukainya.

"Iya, Ve, aku lagi cek kamu, 'kan. Terus aku liat Galaksi kedinginan. Jadi aku inisiatif."

"Nggak apa, Sus. Terusin! Gue seneng kalian deket," kata Venus. "Daripada sama cewek nggak jelas, mending Galaksi sama lo."

Venus bisa Lusia jadikan senjata untuk mendekati Galaksi. Lusia sadar Galaksi sudah punya tunangan. Tapi tidak ada salahnya 'kan berusaha? Menyukai itu bukanlah tindakan kejahatan. Tidak melanggar hukum juga.
"Sebenarnya ada yang mau aku ceritain ke kamu, Ve."

"Apa tuh?" Venus penasaran.

"Tadi malem 'kan Galaksi kebangun. Jadi aku nggak jadi masuk nunggu dia tidur. Terus dia ditelfon dan aku nggak sengaja denger. Kayaknya itu pacarnya."

"Terus?"

"Kayaknya pacarnya itu nyuruh Galaksi pulang padahal udah jam satu malem. Jahat banget nggak, sih? Dan parahnya aku denger transfer-transfer gitu. Kayaknya pacarnya minta uang."

"Seriusan, Sus?" Rasanya Venus makin benci Bintang. Ini sebenarnya apa yang dilihat Galaksi sampai ia mau bertunangan dengan Bintang? Sinting!

"Aku nggak bisa pastiin, sih, Ve. Karena nggak jelas juga dengernya. Tapi kurang lebih gitu. Kasian banget Galaksi. Kan bahaya kalau pulang tengah malem. Papanya aja nggak pernah marah kalo Galaksi nginep jagain kamu. Kenapa pacarnya kayaknya sewot, ya? Padahal kamu 'kan sahabat Galaksi. Harusnya dia ngerti. Nggak boleh egois."

"Ish sumpah, ya, najis bangsat sama tuh cewek!"

Venus dan Lusia menoleh begitu pintu terbuka. Alam masuk membawa bungkusan plastik berisi boba kesukaan gadis itu. Suster Lusia beranjak begitu Alam masuk. Sebelum Lusia keluar, Alam melayangkan tatapan tidak suka. Lusia menunduk takut cepat-cepat pergi.

Venus langsung menerima boba itu dengan riang begitu Alam memberikannya. Setelahnya, Alam duduk dikursi yang semula di duduki Lusia.

"Mars, tuh bayi sejak kapan, sih, tunangannya? Bukannya dia pacaran sama Bulan, ya? Napa tunangannya sama Bintang? Najis tuh cewek sok kecakepan!"

Alam menghela nafas berat. Susah sekali rasanya menjelaskan pada Venus. Tak sekali dua kali Venus menyuruhnya menjauhkan Galaksi dan Bintang dengan alasan yang tidak masuk akal. Alam takut Venus menyesal nantinya.

Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️) Where stories live. Discover now