Chapter 1 : Sebuah Kepulangan

188 29 11
                                    

"Harabeoji, aku ingin membantu membersihkan gudang ya?" pinta seorang lelaki berusia sekitar 18 tahun pada seorang pria tua yang tengah menyandarkan punggungnya di sandaran kursi goyangnya. Pria itu pun mengangguk seraya mengusak surai si remaja.

Perkenalkan, remaja dengan mata sipit dan pipi mochi itu bernama Park Lilac. Ia dan orang tuanya sedang berlibur ke busan sekaligus mengunjungi rumah kakeknya. Mumpung waktu liburan dan memang sudah lama mereka tidak pergi ke rumah kakek. Lagipula tidak ada salahnya pulang kampung saat liburan. Apalagi rasa rindu yang menumpuk pada suasana pedesaan pinggir pantai yang asri. Lilac juga rindu rasanya bermain main di pinggir pantai bersama ayahnya. Dan yang paling utama, dia rindu pada kakeknya.

"Baiklah, tapi berhati hati nee? Harabeoji menyimpan banyak benda aneh yang bisa menyakitimu." Setelah berkata demikian pria tua itu tertawa jenaka. Lilac hanya tersenyum lalu membalas ucapan kakeknya itu.

"Harabeoji tenang saja. Aku sudah hapal apa barang yang sering harabeoji koleksi. Aku tidak akan terluka sama sekali."

Harabeoji pun hanya tertawa menanggapi ucapan Lilac. Lalu remaja itu berlari menuju gudang tua milik kakeknya. Dia merasa sangat antusias. Pasalnya kakeknya itu sering mengoleksi benda-benda aneh namun unik, dan Lilac sangat suka saat memainkan benda itu tanpa sepengetahuan ayahnya.

Namun ada kalanya koleksi-koleksi kakeknya itu justru membuat dirinya sendiri terluka. Sebut saja lempengan logam berbentuk cakra yang ujungnya benar benar tajam. Dulu Lilac tidak sengaja menyenggolnya dan membuat lengannya tergores. Ditambah cakra itu jatuh dari meja dan menyebabkan pergelangan kakinya terluka cukup dalam. Hingga saat kembali ke Seoul, Lilac harus absen dari sekolah selama seminggu. Walau begitu, Lilac sama sekali tidak kapok untuk menjelajahi gudang kakeknya.

Lilac pun membuka pintu gudang kakenya. Senyum jumawa terpatri di wajahnya. Senang akhirnya bisa bertemu dengan benda-benda kesayangan kakeknya lagi. Juga, senang mengunjungi TKP kecelakaan pertamanya. Lilac suka mengenang memori lama.

Sebenarnya, Lilac tidak benar-benar ingin membersihkan gudang kakenya. Dia hanya menggunakannya sebagai alasan agar bisa melihat lihat koleksi kakeknya. Jika dia mengatakan ingin melihat lihat saja mungkin gudang itu sudah akan di paku oleh ayahnya. Dan kakek pun tidak akan bisa menolak. Toh dia sudah tidak peduli dengan gudang tua itu. Maka dari itu Lilac harus menggunakan siasat agar bisa masuk ke gudang dengan mulus.

Lilac itu keras kepala dan tipe orang yang tidak pernah kapok melakukan sesuatu. Walau sudah berkali kali terluka dikarenakan benda-benda aneh kakeknya, tapi ia tetap bersikeras menjelajahi gudang kakeknya itu dari ujung ke ujung. Padahal orang tuanya sendiri khawatir kalau kalau Lilac sudah berjalan memasukinya.

"Wah, gudang, aku merindukanmu," gumam Lilac bungah, lalu tertawa geli sendiri. Dia pun melangkahkan kaki memasuki gudang itu, menjelajahinya lebih jauh. Seperti biasa, ada banyak barang aneh yang tersimpan di dalam gudang kakeknya.

Mata Lilac berbinar, senang saat ia akhirnya bisa melihat simpanan unik kakeknya lagi. Bagai surga tersendiri bagi dirinya.

Kaki pendek itu membawanya berlari kecil menuju sebuah model patung yang terbalut baju zirah logam yang terlihat sangat keren. Lilac sampai hampir meneteskan air liur saat melihatnya. Disebelahnya, terdapat sebuah meja, tergeletak beberapa objek aneh diatasnya. Ada belati, jarum yang panjangnya lima sentimeter, pedang dan juga borgol.

Lilac terkekeh lalu mengangkat borgol tersebut. Dia ingat, saat dirinya mendapatkan benda itu. Saat itu Lilac yang masih kecil dan ayahnya sedang jalan-jalan berdua di sekitaran kota dan tidak sengaja berpapasan dengan penjahat. Dan dengan berani, ayah Lilac mengejar lalu menangkap penjahat tersebut. Membuat polisi begitu takjub dan menawarkan sesuatu untuk diberikan kepadanya sebagai apresiasi.

Grandpa's Key [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang