A - 20

739 211 3
                                    

Setelah insiden tadi, Jaehyuk merawat kaki Jeongwoo yang terluka parah. Beruntung di setiap kamar asrama terdapat kotak p3k. Hyunsuk memang penuh persiapan, Jaehyuk salut jadinya.

"Udah di perban. Masih sakit?" Jaehyuk bertanya memastikan.

Jeongwoo merasakan kakinya sebentar sebelum menjawab. "Udah gak pa-pa. Thanks Kak."

Jaehyuk mengangguk saja. Dia seperti merasakan ada yang ingin dia lakukan tadi.

"Jae, Lo gak jadi ke kamar mandi?" Asahi bertanya. Jaehyuk yang sadar tujuannya ke kamar Asahi langsung pergi terbirit-birit ke kamar mandi sebelum malu-maluin. Sontak Asahi menggeleng kepala heran, harusnya dia terbiasa melihat kelakuan Yoo Jaehyuk.

Tatapan Asahi beralih ke Jeongwoo. Pemuda Han itu kesakitan meski wajahnya terlihat biasa saja. Tatapannya teralih ke pintu. Dia benar-benar dendam dengan pintu itu. Karena pintu kamarnya, ini semua terjadi.

Awas saja pintu itu, Asahi balas nanti.

"Kayanya kaki gua udah gak pa-pa. Kita lanjut aja lagi." Ajak Jeongwoo sambil berdiri. Dia bangun mungkin terlihat susah, tapi rasa sakitnya benar-benar berkurang karena Jaehyuk.

Asahi ikut bangun. Dia menatap datar Jeongwoo. "Yakin? Bisa lari?" Asahi bertanya membuat Jeongwoo menelan ludahnya.

"Lari sih ... Gua gak tau bisa apa nggak. Tapi gua usahain gak bakal ngerepotin."

"Sebenarnya Lo ke lantai dua mau ngapain? Di kamar Lo ada apa?" Asahi bertanya penasaran. Kenapa Jeongwoo mau susah-susah ke lantai dua? Awas saja kalau tidak penting, Asahi injak-injak kakinya.

Jeongwoo tampak terdiam mendengar pertanyaan Asahi. Sepertinya Jeongwoo tidak bisa memberi tau Asahi maupun Jaehyuk. Mungkin ... Bagi mereka bisa saja barang itu tidak berguna. Berlainan dengan Jeongwoo yang menganggap itu barang berharga.

Asahi paham itu. Jadi dia tidak akan mendesak Jeongwoo untuk menjawab. Semua pasti punya barang berharga. Ntah pemberian dari siapa, ataupun kenangan lewat pemberian. Asahi pun sudah mengambil barang berharganya, sebuah foto polaroid.

"Huh... Lega..." Jaehyuk datang dari kamar mandi dengan sumringah di wajahnya. Tapi saat melihat Jeongwoo, pemuda Yoo itu menganga terkejut. "Loh? Lo udah bisa.. bangun?" Jaehyuk bertanya. Dia sangat terkejut.

Jeongwoo mengangguk yakin. "Ayo lanjut." Ajak pemuda Han itu namun Jaehyuk menahan tangannya.

"Lo yakin?" Jaehyuk menatap kaki Jeongwoo sekilas. "Kaki lo―"

"Gua gak apa-apa Kak." Ucap Jeongwoo sedikit geram. "Gua kuat sumpah. Janji gak bakal jadi beban buat―"

"Sampe Lo ngatain diri Lo beban, gua jitak Lo Woo." Kata Jaehyuk tajam membuat Jeongwoo mengatup bibirnya rapat-rapat.

Asahi melihat interaksi keduanya. Kemudian dia berjalan ke arah pintu. "Ayo." Ajak Asahi diangguki Jeongwoo dengan semangat. Jaehyuk hanya menghela nafas kecil, sebelum akhirnya ikut keluar dari kamar Asahi.

[II] ALIVE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang