Chapter 13

899 165 21
                                    

~Di rumah~

"Pertama, kau harus memeriksa seluruh email yang masuk padaku hari ini. Kalau tidak salah Kamei bilang akan mengirimiku file yang harus dicek," kata Haru. "Setelah itu, kau pergilah ke taman belakang dan tanam bibit tulip yang kubeli dari Belanda," lanjut Daisuke. "Heh?! Bukankah pelayanmu bisa melakukannya?" protes (y/n). "Hari ini sebagian pelayan meminta libur karena ingin pergi ke rumah keluarga mereka, lalu pelayan yang tersisa harus bekerja di dalam rumah," kata Daisuke. "Argh, pasti mereka sengaja!" seru wanita itu dalam hati.
"Ah ya, setelah menanam, kau ambilkan paket-paketku, lalu antarkan ke kamar, ya. Aku membeli banyak barang dan katanya akan sampai hari ini," Daisuke berkata lagi. "Ngomong-ngomong soal barang, aku baru sadar kalau sol sepatuku lepas saat kita mengatasi kasus pembunuhan berantai itu. Tolong belikan yang baru, ya. Uangnya akan kuberikan nanti," sambung Haru.

(Y/n) mengerjapkan matanya beberapa kali selagi kedua pria itu memberi tugas padanya. "I-ini... serius harus kulakukan semuanya?" pikirnya. "Nah, itu saja. Kau mengerti, kan? Kalau mengerti, cepat kerjakan sana," perintah Daisuke. (Y/n) refleks mengangguk, lalu balik kanan. "Haah... baiklah, aku kerjakan saja daripada dikeluarkan dari rumah ini. Itu lebih menyeramkan," batinnya pasrah. Ia menuju kamar kakaknya dan membuka laptop yang tergeletak di meja kerja. Seperti dugaannya, banyak sekali file yang harus ia cek.
Tiga jam kemudian, ia selesai memeriksa seluruh file. "Haahh... akhirnya.." ia menghela napas lega. Ia bangun dari duduk, kemudian meregangkan tubuhnya. "Oke, sekarang menanam,"

Ia pergi ke taman menggunakan salah satu pintu. Ia sendiri tidak tahu itu pintu yang mana. "Nah, dimana bibitnya, ya?" tanyanya pada diri sendiri. Taman itu besar sekali, ia tidak tahu harus pergi kemana. "Ah, (y/n)-sama!" panggil seseorang. Wanita itu menoleh ke belakang dan melihat Suzue melambaikan tangannya. Setelah ia cukup dekat dengan (y/n), ia bertanya, "sedang apa kau disini?"
"Aku disuruh menanam tulip oleh Kambe," jawab wanita itu sambil cemberut. "Ooh, kebetulan sekali. Aku juga ingin menanamnya," ujar Suzue. "Syukurlah, aku ada temannya," batin (y/n). Suzue berjalan menuju sebuah gudang berisi bibit tanaman diikuti (y/n). Mereka pun mulai menanam di lahan kosong yang sudah disediakan. "Kudengar kau kalah taruhan, ya?" celetuk Suzue selagi menggali tanah. "Ya, begitulah. Aku akan jadi babu kakak dan Kambe untuk dua minggu kedepan," jawab (y/n) seraya memutar bola matanya. "Oh, begitu. Kalau kau butuh bantuan, bilang saja padaku. Aku akan dengan senang hati membantu," kata Suzue lagi. (Y/n) mengucapkan terima kasih dengan terharu. Ia tidak menyangka akan ada yang mau membantunya di tengah kekejaman hidup ini.

~Time skip, sore hari~

(Y/n) berjalan gontai menuju kamarnya. Ia telah selesai mengerjakan hal-hal yang disuruh oleh kedua pria itu. "Lelah sekali... mereka benar-benar tidak kasih kendor, ya..." gumamnya. Saat ia baru mau membuka pintu kamarnya, ponsel yang berada di sakunya berdering. Ternyata Daisuke menelepon. Wanita itu pun mengangkatnya. "(Y/n), kau sudah selesai, kan. Sekarang aku ingin kau memasangkan seprai baru di kasurku," ucap Daisuke langsung ke intinya. "Heh, nanti aku nyasar lagi," protes (y/n). "Aku akan memandumu. Sekarang kau dimana?"
Akhirnya Daisuke memandu wanita itu sampai ke kamarnya melalui telepon.

Sesampainya disana, (y/n) mematikan ponsel dan membuka pintu. Ia melihat Daisuke berdiri disamping kasurnya sambil menyilangkan kedua tangan. "Akhirnya sampai juga," katanya. "Itu seprai barunya, tolong kau pasang. Aku mau mandi," ia menunjuk seprai diatas sofa. (Y/n) membulatkan matanya. Ia baru ingat bahwa kasur Daisuke sangat besar, bagaimana ia akan mengganti seprainya?
"Oi, jangan melamun. Cepat kerjakan," perintah Daisuke sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi. "Huuh... dia kira aku pelayannya, apa?" gerutu (y/n). Ia melepas seprai lama dan membuangnya ke lantai. "Ugh, baunya seperti Kambe," batinnya. Ia kemudian memasang seprai baru. Itu sulit karena ukuran kasur yang besar. Akhirnya, setelah beberapa waktu, ia berhasil memasangnya. "Fyuh... terpasang juga," kata (y/n) lega sambil mengusap dahinya.

|| How Much? [Daisuke x Reader] ||Where stories live. Discover now