30 (삼십)

1.9K 129 61
                                    

Tidak ada yang bisa di bilang baik-baik saja. Tangis mu mulai mereda, meski hati mu masih berdenyut nyeri. Lagi pula untuk apa membuang air mata demi dia yang tak pasti menangisi mu kembali. kamu menghapus bekas air mata di pipi mu, kemudian memejamkan mata dengan rapat berharap esok hari ketika mata mu kembali terbuka di situ jugalah semua kembali baik-baik saja.

Di lain sisi, Mila tak pernah lepas memperhatikan mu. Tak perlu bertanya kenapa? Mengapa? Tentu saja dia memahami dan mengerti mu meski kata orang 'seseorang tidak akan memahami sebelum dia mengalami' tapi tidak dengan Mila, ia turut serta akan apa yang kamu rasakan. Kekhawatiran padamu yang selalu ia rasakan sebelum nya, kini telah terjawab sudah.

Awal nya Mila berniat segera tidur sebelum suara pintu terdengar di ketuk berulang kali dengan keras. Takut suara nya mengganggu penghuni kamar sebelah, lantas mau tak mau Mila beranjak dari tempat tidur nya berniat membuka pintu. Berhubung hari sudah malam dan mila tak tahu siapa yang mungkin datang, ia pun membuka perlahan pintunya dengan sedikit takut.

Ia terkejut sesaat kala mendapati pria tampan menjulang tinggi dengan setelan berwarna serba gelap nya dengan wajahnya yang nampak gusar tak karuan. Mengetahui siapa orang tersebut, ia berusaha bersikap biasa saja meski nyatanya ingin sekali mengomeli nya sepanjang malam. Tapi cukup, ia tak ingin buang-buang tenaga untuk itu.

"Ada apa, ya?"

"Teman mu ada di dalam, kan? Apa boleh aku bertemu dia sebentar?" tanya nya sambil melirik kecil ke dalam ruangan.

Mila melipat tangan nya di dada, menampilkan gestur malas, "Gak bisa, dia udah tidur!" Jawabnya.

"Aku mohon, sebentar saja!" Bujuk nya, raut kecewa nampak di wajah nya. Mila yang mendengar itu merotasikan matanya kesal.

"Kamu pikir aku bohong, gitu? Udah aku bilang kalo dia tidur sekarang!" Seru Mila dengan suara yang cukup menaik.

"Gak bisa banget, ya?" Tanya nya penuh harap.

"Ya mau gimana lagi, orang nya juga udah tidur. Masa mau di bangunin, kasian tau!"

"Dia baik-baik aja, kan?"

Mila mendengus pelan, "Menurut mu?"

Jaemin kini menunduk dalam sembari menghela napas berat, "Pasti sedih banget, ya?"

"Lah itu tau, ngapain tadi nanya?" Sungguh, mila cukup kesal karena jam tidur nya sedikit terganggu dengan harus meladeni orang di hadapan nya ini dan sekarang ia di buat kesal dengan semua ucapan nya.

"Oke, kalo gitu. Aku bakal kesini lagi besok."

"Gak nanya. Buruan pergi sana! Ganggu orang mau tidur aja!"

Setelah nya, mila menutup pintu dengan kasar, membuat Jaemin seolah tertampar dengan dentuman keras nya.

Jaemin pergi dengan bimbang. Rasa bersalah dan penyesalan mulai ia rasakan. 'Apakah ini ujung nya?', 'Siapa yang harus ku pertahankan kan?', 'Apa aku pantas mendapatkan nya?', 'Harus bagaimana kah aku?' Pertanyaan itu kini terus berputar di pikiran nya dan ia tak tahu di mana kah harus ia cari jawaban nya.

•••

Jaemin pergi ke apartemen Lia, ia tau perempuan itu pasti sedang kacau juga sekarang. Lia pulang dengan rasa kecewa setelah jaemin mengungkap kan apa yang sebenarnya, ia bahkan tidak mengantarnya pulang atau sekedar menahan nya. Saat itu hingga kini, ia masih bingung harus memilih siapa.

Tepat ketika pintu di buka, kekhawatiran yang ia pikirkan benar terjadi. Apartemen nya berantakan, barang-barang tergeletak tak beraturan dan tak sedikit pun yang rusak.

My Nana (Jaemin X You) - [✓]Where stories live. Discover now