6 (육)

3.4K 283 9
                                    

"Woy!"

Jaemin terlonjak kaget. Jeno baru saja teriak padanya sembari melempar potongan cemilan yang membuat lamunannya buyar.

"Ngelamun aja lo, Na. Sini kuy ngemil!" ajak Jeno sembari melambaikan snack nya.

"Mikirin cewek yang tadi itu, ya?" timpal Haechan.

"Gak deh, apaan sih kalian!" ucap Jaemin mengelak.

"Jangan bilang cewek itu pacar lo, Na?" bisik renjun. Jaemin membelalak mendengarnya, ternyata Renjun sudah menduga nya.

"Apaan sih jun bisik-bisik segala. Ngerencanain apa lo hayo?" tanya Jeno berusaha menggodanya.

"Gak lah, jan suudzon jadi orang tuh!" balas Renjun membela diri.

"Makanya jun lain kali kalo bisik-bisik tuh bagi-bagi dong jangan di makan sendiri!" timpal Chenle.

"Nah, dengerin tuh!" kata Jeno

"Apaan sih ikan lele gak jelas amat. Emangnya nasi gitu bisa dimakan dan di bagi-bagi. Besok gw makan lo sekalian!"

"Temen makan temen, anjay!" seru Haechan.

"Emang gw apaan bisa lo makan?" tanya chenle

"Ikan lele," jawab renjun dengan lantangnya

"Ih, berisik amat sih lo pada! Gw gak bisa fokus nih main game nya!" sentak Jisung sambil memasang ekspresi marahnya. Yang lain sampai terkejut mendengarnya.

"Ngomong apa tadi? Gak sopan ya ama yang lebih tua!" ucap Jeno

"Iya, iya ichung salah, ichung minta maaf!" kata jisung sambil menundukkan kepalanya.

"Main game melulu gw jual tuh hp, sana anak kecil belajar dulu!" ujar Haechan.

"Selalu aja aku yang serba salah," jisung mengelus dadanya sendiri.

"Gw ke kamar duluan ya!" ucap Jaemin. Ia berlalu meninggalkan yang lainnya.

"Kenapa itu anak dari tadi murung mulu?"tanya Haechan heran.

"Tau tuh dari tadi," jawab Jeno sembari mengendikkan bahunya.


(Jaemin pov)

Aku masuk ke kamar dan langsung saja membaringkan tubuhku di kasur. Aku memejamkan mataku perlahan, bertanya pada diriku sendiri tentang perasaan yang seringkali membuatku tak mengerti ini. Namun, hatiku sendiri tak memberikan jawaban yang pasti.

Aku membuka mataku menatap langit kamar dan hanya bisa menghela napas berat. Sosok perempuan itu muncul di pikiranku begitu saja lebih sering dari biasanya. Entah kenapa aku tak bisa berhenti memikirkannya. Perempuan yang sejak beberapa bulan ini berstatus sebagai pacarku namun selalu ku tutupi.

Apa selama ini aku salah? apa selama ini aku telah menyakitinya? Ia slalu berusaha mendukungku ,menyemangatiku dan membuatku senang. Ia berusaha menemuiku, menghadang segala halangan. Dan aku? Apa yang aku lakukan selama ini? Keadaannya pun aku tak tahu ,dan ketika ia tersakiti apa yang aku lakukan? aku hanya diam seperti orang bodoh.

Aku bangkit dari berbaringku. Aku tak bisa diam saja seperti ini,aku harus menelpon nya untuk menjelaskan semuanya dan aku harus tau bagaimana keadaannya.

"Ayo angkat dong, angkat!" gerutuku kesal. Aku mulai tak sabaran menunggu ia mengangkat telponnya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif."

"Aish!" aku membanting ponselku sendiri ke kasur. Aku kesal, kenapa di saat seperti ini dia malah mengabaikanku.

Aku gak boleh putus asa. Aku meraih ponselku kembali dan mencoba menelponnya lagi.

"Ayo angkat telponnya, sebentar saja!"

Aku menurunkan ponselku dari telingaku. Sudah beberapa kali aku mencoba menelponnya namun hasilnya tetap sama. Dia sungguh tidak mau menerima teleponku, sepertinya sekarang aku harus mengirimkan pesan padanya.


|aku menelponmu, kenapa tidak diangkat?
|aku perlu bicara sama kamu.
|kamu marah ya?
|mianhae

Aku mondar mandir tak karuan sambil sesekali melirik ponselku. Aku berharap ia membalas pesanku namun beberapa menit berlalu sejak aku mengirimkan pesan itu dia tak kunjung membalas. Besok pagi aku akan kembali ke korea, bertemu dengannya mungkin sulit tapi setidaknya aku ingin mendengar suaranya sebelum aku pergi tapi, sepertinya tak bisa dan akupun tak bisa memaksakan apapun padanya.

(Jaemin pov end)






•••



Beberapa kali Jaemin menelponmu namun kamu mengabaikannya. Bukan tanpa alasan kamu menolak telponnya, hanya saja saat ini suasana hatimu sedang tidak mendukung meski hanya untuk sekedar menerima telpon.

Ini sudah lewat tengah malah tapi kamu tidak berniat untuk tidur sekarang. Kamu larut dalam tangismu sambil memeluk boneka beruang besar mu. Bayangan Jaemin terus berputar di pikiranmu, kamu semakin kalut dibuatnya.

Kamu cukup sadar kamu seharusnya tidak menangisi lelaki yang mungkin saja lelaki itu tidak menangis juga untukmu. Kamu tidak mengerti sebab apa kamu menangis seperti ini, kamu hanya paham jika hatimu benar-benar merasa kecewa.

Apa selama ini kamu salah? apakah kamu salah mencintai seseorang? Apakah mencintai orang yang juga dicintai banyak orang, itu termasuk kesalahan? Bahkan kamu pun cukup ragu jika harus percaya bahwa ia hanya mencintai dirimu.

Ponselmu bergetar kembali namun itu bukan panggilan telpon melainkan sebuah pesan dari orang yang sama. Kamu meraih ponselmu dan melihat pesan itu namun kamu bingung harus membalasnya tau tidak.





MyNana 💕


|aku menelponmu, kenapa tidak diangkat?
|aku perlu bicara sama kamu.
|kamu marah ya?
|mianhae




Itu? apa hanya itu saja yang mau ia katakan? dia bahkan tidak menanyai kabarku sama sekali. Dia dengan mudahnya hanya bisa meminta maaf begitu saja tanpa mengerti apapun.

Kamu berpikir untuk harus mencoba mengabaikannya mungkin saja setelah itu kamu mendapatkan jawaban dari setiap keraguanmu.












•••
Tbc..

My Nana (Jaemin X You) - [✓]Where stories live. Discover now