Prolog.

34 28 40
                                    

" vote & comment this prolog
Don't forget guys!!"

" vote & comment this prologDon't forget guys!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

************************************

"Mengapa harus kembali, jika hanya ingin membuka luka dalam itu lagi?"
>GaMa<

************************************

Tap..tap..tap..tap

Dentuman langkah kaki seseorang mengiringi langkah pemiliknya. Mimik datar dan rahangnya yang mengeras, tercetak jelas dipermukaan wajah itu.

Mata tajam bak elangnya juga membuat orang-orang yang ia lewati bergidik takut.

Namun, setelah kakinya melangkah menjauh dari mereka. orang-orang itu malah membisikkan kata-kata yang membuat telinga sang pemilik mata tajam itu seakan ingin meledak.

"Tampan sekali, tapi gua takut mendekatinya"

"Udah kaya, tampan, segudang prestasi, most wanted lagi, makin demen dah! Tapi... gue gak berani buat dekatin lo! biar lo tau aja sih, lo tuh kayak iblis bertopeng pangeran"

"Aduh... andai dia cowok humoris, gue epet trus tuh cowok. sayangnya... dia gak humoris tapi monster! gue jadi takut berada di dekatnya."

"Tampan sekali eperybadeh, but gue gak suka sama sifatnya"

"Hei cogan, sini jadi pacar aku. tapi sifatnya di cairin dikit dong, biar anget-anget ya, kan?"

"Hm... mayanlah"

Mendengar kata terakhir yang tak sengaja terdengar oleh telinganya, ia memberhentikan langkahnya secara mendadak.

Membuat orang-orang yang tadinya memandang kagum punggung kokoh pria monster namun tampan itu, gelagapan tak menentu.

Kepalanya memaling tegas memamerkan mata dan tatapan tajamnya, mencari pemilik kalimat itu.

Ia membalikkan badannya perlahan tanpa mengalihkan tatapannya. Hal itu membuat orang-orang yang berada di belakangnya ketakutan dengan keringat mengucur keluar dari dahinya, padahal jam dan hari masih menunjukkan bahwa saat ini masih pagi.

Mata tajam bak elangnya menyusuri setiap wajah orang-orang yang sedang bergerumul di belakangnya, dengan siswi yang lebih mendominasi di sana.

Tidak ada yang mencurigakan, ia hanya menangkap wajah takut dan kagum secara bersamaan dari wajah siswi-siswi di hadapannya itu.

LOVE IN DRUGWhere stories live. Discover now