Alina | 09

686 110 15
                                    

Panglima TNI memimpin langsung pencarian KRI Nanggala 402 memberikan support pada tim penyelamat dan pencarian kapal selam kebanggan Indonesia yang dijuluki monster laut itu.

Berita tentang hilangnya KRI Nanggala 402 masih menjadi trending topic dalam pencarian berita baik di internet maupun di televisi. Banyak chanel televisi yang mengulas tentang keberadaan KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di sebelah utara Laut Bali saat akan melaksanakan latihan penembakan torpedo. Alina masih enggan bangkit dari ranjangnya. Tubuhnya tiba-tiba saja lemas dan suhu tubuhnya menghangat. Ia masih menggenggam ponsel pintarnya sambil sesekali meneteskan air mata. Sesekali pula Alina mengirimkan pesan singkat melalui WhatsApp namun tak kunjung mendapat balasan dari Raya. Jangankan balasan, pesan yang ia kirimkan hanya bercentang satu. Artinya kemungkinan besar ponsel Raya sedang tidak aktif atau dalam keadaan mati.

Alina masih berharap Abang pulang. Alina masih pengen sama sama Abang.

Alina kembali mengusap wajahnya kasar, ia kembali mendongak saat Karina dan Heaty masuk ke dalam kamarnya sembari membawa nampan berisi makanan.

"Lin, baiknya kamu makan dulu," ucap karina seraya meletakkan nampan itu diatas nakas. Alina bangkit dari tidurnya dan bersandar di kepala ranjang. Matanya nambak bengkak dan wajahnya sembab. Ia kembali menggelengkan kepalanya. Nafsu makannya menguap entah kemana. Alina merasa tidak lapar sama sekali.

"Nak, kamu sudah dari kemarin nggak makan, nanti sakit, dek," ucap Heaty seraya mengusap lembut puncak kepala Alina. Alina masih menggelengkan kepalanya berbarengan dengan itu air mata Alina kembali luluh. Heaty yang tidak tega melihat putri tercintanya menangis pun segera memeluk dan merengkuh tubuh lemah Alina kedalam pelukannya.

"Alina mau Bang Raya, Bu. Alina mau Bang Raya," ucap Alina pada sela-sela isak tangisnya. Heaty terdiam sejenak. Berusaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak ikut tumpah.

"Do'akan sama sama Bang Raya agar dapat segera bisa ditemukan dengan selamat bersama dengan seluruh awak, ya. Semoga Bang Raya dan rekan rekan masih bisa berkumpul kembali dengan keluarga mereka," lirih Heaty. Alina mengangguk lemah. Netranya menatap ke arah foto yang berada diatas nakas. Foto saat Alina menghadiri pembaretan dan pelantikan Raya saat masuk dalam korps Hiu Kencana tersebut. Alina melepaskan pelukan Heaty dan menatap nanar foto Raya yang nampak gagah mengenakan pakaian serba hitam dengan baret hitam dan brevet Hiu Kencana.

"Wira Ananta Rudira. Tabah Sampai Akhir. Ini cita-citanya sejak lama, ini keinginannya sejak lama. Bang Raya pernah bercerita kalau dirinya ingin menjadi salah satu anggota pasukan khusus armada laut Kapal Selam Hiu Kencana. Bang Raya sangat bahagia saat ia berhasil bergabung dengan Korps Hiu Kencana. Suatu kebanggaan dan kehormatan katanya dapat bertugas di Korps Hiu Kencana itu. Tiap tiap orang dididik dan ditempa untuk dengan setia lahir, batin, jiwa dan ragauntuk menjalankan tugas mereka sampai akhir. Bang Raya pernah bilang kalau dia ingin menyelam semakin dalam jika kapal selam itu mulai menyelam, ingin mengeksplorasi kedalaman laut Indonesia sembari menjaga dan berpatroli. Apa semua ini adalah akhir dari tugasnya, Bu?" tanya Alina dengan suara bergetar. Ia kembali menatap foto Raya dan memeluk foto itu dalam dekapannya.

"Bang Raya bilang Alina harus selalu siap saat ditinggal bertugas sama halnya dengan dirinya yang selalu siap saat menerima tugas dan mengemban amanah. Tapi ---- kalau Alina harus berpisah dengan Bang Raya untuk selamanya ---- Alina nggak siap, Bu."

Alina kembali menangis pilu dalam pelukan Heaty. Kini Heaty sudah tidak kuasa menahan air matanya. Ia kembali mendekap tubuh lemah Alina dalam pelukannya.

ALINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang