Chapter - 31

59 16 8
                                    

"Dokter Abian..."

Merasa terpanggil Bian langsung menoleh ke sumber suara. Ia menemukan seorang berseragam sama sepertinya. Dengan senyum ramah ia menghampiri teman seprofesinya itu. mereka bersalaman dan saling melempar senyum.

"Dokter Daru kapan pulang ke Indonesia?" tanya Bian basa-basi

"Sepekan lalu, hari ini mulai kerja lagi disini" jelas dokter bername tag Nandaru Hamizan tersebut.

Bian mengangguk paham, "Ah, bagaimana perkembangan pasien yang waktu itu dokter tangani?" tanya Bian mendadak membuat tubuh Daru membeku, ia terdiam sejenak lalu mencoba mengatur napasnya.

"Siapa namanya, Sheryn Luna Arkanza?" Bian mencoba mengingat-ingat kembali.

"A—ahh, itu" Daru gugup

"Oh, seingat—," perkataan Bian terhenti, matanya terbuka lebar menandakan terkejut "Ah, benar. itu dia," gumam Bian kemudian.

"APA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA...?"

Kalia sontak menutup mata beserta telinganya. Teriakan kakaknya itu sungguh membuat gendang telinganya ingin mengungsi untuk meminta pertolongan.

"Kak, jangan teriak-teriak gitu ah! Udah mirip monyet ragunan" cibir Mika tak senang.

"Kemarin cowok ganteng itu datang dan bilang mau ngelamar Kalia" ujar Bunda dengan sangat gamblangnya.

"Tunggu, tunggu! Jangan bilang dia cowok yang udah buat kamu minggat dari Indonesia!" Azra mewanti-wanti dengan ekspresi wajah yang tidak enak sekali untuk di pandang.

Kalia menatap Azra dengan ekpresi dan mata kuncingnya lalu mengangguk takut. Mulut Azra sontak terbuka sangat-sangat lebar. Tidak habis pikir, ia kira adiknya ini sudah move on, ternyata itu semua hanya imajinasinya saja.

"Wahhhhh, HEH!" Bentak Azra. Mika, Bunda dan Kalia sontak tersentak kaget. Suara wanita itu sungguh besar dan menggelegar seperti toa masjid.

"Kak, kenapa sih?" sinis Mika

"Anaknya baik kok, jangan sensi gitu dong. Dia juga udah jelasin semuanya sama Bunda. Bunda paham kenapa dia bisa melakukan hal itu, itu adalah hal yang wajar. Apa lagi mereka ini masih muda" bela wanita paruh baya itu.

Kalia bisa bernapas lega, namun sesaat. Tatapan mematikan itu belum lepas dari pandangan matanya. Ia hanya bisa tersenyum, cengegesan, tertawa, lama-lama dia gila.

"Bang Raka udah tau?" tanya Azra

Kalia mengangguk pelan, "Kak Shua sendiri yang ngomong ke dia" jawabnya kemudian.

"Terus reaksi dia gimana?" Mika penasaran

Kalia mengangkat kedua bahunya, ia sendiri belum mendapatkan kabar dari Joshua sejak beberpa jam lalu ia meminta izin untuk berbicara dengan sang kakak tertua. Bagaimana kalau Raka membunuhnya..?

Hey J! || J°S 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang