5

98 32 2
                                    

—Fira's

"Abis ini..... yes! Makan siang!" gue memekik kegirangan setelah membaca rundown yang tertempel di Ruang Panitia.

Hari ini ospek jurusan hari pertama. So far so good, dan semoga aja seterusnya begitu. Hari ini agendanya lebih banyak di dalam ruangan. Nanti sore, agenda terakhir, ada games di luar ruangan. Sebenarnya agenda ospek jurusan gue ini nggak terlalu melelahkan secara fisik. Paling ngantuk dikit waktu dengerin talkshow dari Dosen seputar kesempatan pertukaran pelajar dan beasiswa.

"Konsum, ada yang bisa dibantu?" gue menawarkan bantuan ke anak-anak Konsum yang lagi ribet ngatur nasi kotak yang baru datang.

"Lo modus biar dapet nasi kotak duluan kan?" selidik Tara.

Enaknya jadi Perizinan tuh gini. Waktu hari H gak banyak direpotin. Buktinya sekarang gue lagi bersantai di Ruang Panitia sambil bantuin anak Konsum nyortir nasi kotak buat makan siang.

Ribet banget ternyata, tahun ini banyak maba yang alergi. Ada yang alergi cokelat, telur, protein tinggi, aneh-aneh aja pokoknya. Tara sempet pusing juga kemarin.

"SPIDOOOLLL!" Iman, satu-satunya lelaki di divisi Konsum, berteriak heboh nyari spidol buat ngasih tanda ke kotak khusus buat menu alergi.

"Nih," gue nyodorin spidol yang tergeletak di samping kaki gue. "Perlu dibantu nulis gak, Man?"

"Boleh bangeeett. Tolong yang ini ditulisin Queensha kelompok—GUYS, Queensha kelompok mana?"

Gue cuma ketawa liat Iman heboh sendiri. "Serius namanya Queensha?"

"Ho'oh," angguk Iman sambil baca kertas daftar nama maba yang alergi. "Tulisin Fir, Queensha kelompok Orion."

Ohiya, tema ospek jurusan gue berbeda tiap tahunnya. Tema angkatan gue Greek Mythology, jadi nama kelompoknya pakai nama dewa-dewi Yunani. Tahun sebelumnya pakai tema laut. Tahun ini kita pakai tema luar angkasa, dan nama kelompok buat mabanya berdasarkan nama rasi bintang.

Setelah nasi kotak terdistribusikan dengan baik, kita semua ikut makan siang. Sebagian ada yang di Aula WS Rendra, tempat Maba berkumpul, dan sebagian lainnya di Ruang Panitia. Gue ikut senang waktu lihat nasi kotaknya aman terkendali, dan rasanya gak zonk. Pasti Tara dan anak-anak Konsum lega luar biasa.

"Ra, gak zonk nih!"

Tara menoleh ke arah gue, "Ohya? Thanks God. Selamat menikmati!"

"Yoi Ra, layak konsumsi nih," timpal Tyo. Pemuda jangkung yang satu itu duduk di sebelah gue lalu melepas kameranya supaya lebih leluasa untuk makan. Kemudian disusul oleh teman-teman panitia yang lain ikut bergabung dan membentuk lingkaran. Makan siang bersama ceritanya.

"Eh, tadi ada maba pingsan karena sarapan roti kadaluwarsa katanya. Beneran?" Ian, salah satu teman gue dari divisi Acara membuka obrolan.

"Siapa?" tanya gue.

"Siapa ya... gue lupa anaknya siapa. Kalau gasalah gue liat nametagnya kelompok Cygnus. Siapa tuh trainernya?"

"Oohh iya gue denger juga tuh tadi," timpal Silvi, koor divisi Dana Usaha. "Pas gue minta minyak angin ke Medis, si Maba itu lagi dikasih teh anget."

"Cygnus kelompoknya Ilham deh kayaknya," kata Tyo sambil sibuk motong perkedel. "Anaknya si Ilham ada-ada aja deh kelakuannya. Kemarin tuh pas upload mission pertama, anaknya dia ada yang pake foto abis sunat anjrit."

"Sumpah?" pekik yang lain.

"Ada gilanya sih gue liat-liat. Lu bayangin masang foto abis sunat tit—joni lu dalam keadaan terekspos. Mana buat tugas osjur."

Maybe, ProbablyWhere stories live. Discover now