☁️YaGas-6☁️

12.1K 1.4K 133
                                    

Haii semuaaa, jangan lupa vote ya sayang💕. Tolong jangan pelit vote❤ makasihhh atas apresiasinya bagi yang sudah memberikan Vote❤💕.

Happy Reading❤
.
.

YARA meringis pelan saat Doni terus menangis tanpa henti sembari memanggil ibunya, entahlah sejak 20 menit yang lalu selesai diobati.

Dia terus nangis memanggil ibunya.

Yara mau tak mau harus memeluk dan menenangkannya, sementara Agas em..dia nangis dalam diam aja, sakit hatinya.

"Mamiiiii huaaaaaaaa idung Do sakiittt..hiks..huaaaaaaa mamiiiiiii!!"

Pihak sekolah sudah menelepon Mami nya Doni dan katanya akan segera sampai.

Tapi kapan!? Itu cowoknya Yara udah nangis sambil nahan sesek dihatinya.

"B-bunaaa...hiks...ugh..hiks..Bunaaa jangan peluk dia Buna..hiks..Agas gak suka.." isaknya melirih dan amat pelan, dia memegang ujung kaus olahraga Yara.

Duh Yara bingung harus apa. "Iya bentar ya sayang, aku nenangin Doni dulu." ujar Yara lembut.

Agas menggeleng ribut, dia melepaskan pelukan Doni dipunggung Yara dengan kasar.

"JANGAN PELUK BUNA AGAS!!" jeritnya histeris, dia langsung nenarik Yara menjauhi Doni dan memeluknya erat.

Tak membiarkan Yara dekat-dekat Doni. Doni sendiri masih sesenggukan, matanya memerah dan sembab.

"Mami aku..hiks..mami akuuu!!" pekik Doni seraya turun dan berusaha menarik Yara agar mendekat.

Namun Agas mengerahkan tenaganya untuk menahan Yara dipelukannya, dia menggeleng kuat dan menatap Doni marah.

Pipi chubbynya memerah karena emosi. Rambut yang diikat malah tuing-tuing segala, jadinya salpok.

"Dia Buna-nya Agas..hiks..dia Buna-nya Agas!! hiks..jangan tarik Buna Agas.." tangisnya tersendat karena menahan isakan.

Doni makin kejer, sampai akhirnya pintu UKS terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian formal khas pekerja Kantor.

"My baby!" serunya panik dan segera berlari kearah Doni yang masih menangis. Doni menoleh, dia langsung merentangkan tangannya dan menangis lagi.

"Mamiiii Gitaaaaa huaaaaaaa..hiks..Mamiiiiii." tangisnya kuat dan langsung saja menerjang gadis 22 tahun dengan pelukan.

Yara memilih untuk menggendong Agas ala koala dan menenangkannya, elusan lembut terus dia berikan dipunggung Agas. Agar cowoknya ini tenang.

"Buna mau pergi..B-buna mau diambil orang..hiks..Buna mau ninggalin Agas..hiks..Buna..Buna mau pergiiii..hiks..Bunaaaaaa.."

"Sst, tenang sayang. Aku gak kemana-mana.." bisiknya ditelinga Agas.

Agas mulai meracau yang tidak-tidak.

"Maafkan saya Kak, saya gak sengaja ngenain bola Volli ke wajah Doni." sesal Yara pada gadis bernama Gita itu.

Gita ternyata juga tengah menggendong Doni, dan ada pacifier dibibir Doni saat ini.

"Tak apa, saya mengerti. Tolong rahasiakan ini dari siapapun, Doni punya kelainan. Sindrom Little space, jadi jangan heran saat lihat dia pakai pacifier seperti ini." ujar Gita panjang.

Yara mengangguk. "Em, kalau boleh tau. Kakak siapanya Doni?" tanya Yara.

Gita tersenyum tipis, dia mengelus punggung Doni dan mengecup pipinya.

"Saya Istrinya, kami menikah belum lama ini. Tolong rahasiakan ya." ujarnya lembut.

Yara mengulas senyum tipis, kemudian mengangguk.

"Baik Kak, sekali lagi maafkan saya. Saya permisi keluar." ujar Yara sopan.

Setelah mendapat anggukan Gita, Yara langsung keluar dari UKS. Tasnya dan tas Agas sudah dipakainya, jam pelajaran sudah selesai.

Maka dari itu mereka mau pulang.

Sementara Gita, dia tengah menenangkan Doni yang masih sesenggukan.

"Mami..hiks..idung Do sakiit..hiks.." adunya sesenggukan.

"Nanti diobati di rumah ya sayang."

"Do mau..hiks..mumu..hiks..Do mau mumu Mamiiii..hiks.."

"Nanti di mobil Mami kasih sayang."

Yah, Mumu yang Do maksud adalah, jawabannya ada di book Preman Manja.

☁️Bersambung☁️























Childish Agas [END]Where stories live. Discover now