04. PERTEMUAN TAK DI SENGAJA

8.6K 650 26
                                    

Tok.. tok.. tok..

"Aurel!! Bangun! Sekolah!" Teriak mama Aurel dari balik pintu.

Aurel masih asik bergelung dengan selimutnya bahkan ia tambah mengeratkan pelukannya pada guling, tak terganggu oleh teriakan sang mama di luar sana.

"Aurel! Bangun atau mama sita motor kamu?" Ancam Viona sambil menggedor-gedor pintu kamar Aurel.

Aurel berdecak lalu bangun dari tidurnya, ia menguap lebar, sungguh, suara mama nya ternyata sampai ke alam mimpi nya itu.

"Aurel bang--"

"IYA MA! AUREL BANGUN INI!"

"Mama tunggu di bawah! Buruan!"

Aurel duduk di pinggir ranjang dengan mata yang sesekali terpejam karena masih mengantuk.

"Ck! Mama ganggu aja, emang jam berapa sih?" Monolognya.

Aurel berbalik lalu mendongak menatap jam dinding, seketika matanya membola terkejut.

"WHAT!! Jam 7?! Mampus telat!"

Aurel dengan tergesa gesa lari ke arah kamar mandi karena sudah telat, ia pun memulai ritual mandi pagi hari nya.

•••••

"Bun, Abang berangkat," Kata Alaska setelah menyelesaikan acara makannya.

Riska mengangguk. "Iya," Ucapnya lalu berdiri sambil membereskan piring piring kotor.

"Abang!" Panggil Caca alias adik bungsu Alaska.

Alaska menoleh menatap sang adik. "Kenapa, Ca?"

Caca menyodorkan tangan kiri nya pada Alaska membuat Alaska tersenyum lembut. "Mau Salim?" Tanya nya.

Caca dengan antusias mengangguk.

Alaska terkekeh, ia berjalan ke arah adik nya itu lalu mengambil tangan kanannya dan di tempatkan pada bibir Caca. "Kalo Salim harus pake tangan kanan, oke?"

Caca mengangguk polos. "Huum.."

Alaska mengusak rambut Caca membuat sang adik tertawa senang. "Abang mau berangkat dulu, jangan nakal di rumah," peringatnya.

Caca hanya bergumam sambil bertepuk tangan.

Saat Alaska berbaik ia sudah di sodorkan dengan tangan mulus khas perempuan. "Ayo! Salim sama gue adik maniezz," Ucap Mita tengil sambil mengedipkan matanya genit.

"Ogah!" Ketus Alaska. Kalo aja Kita itu bukan kakak serahim nya, udah dari dulu Alaska hajar sampe masuk UGD bener deh.

Mita berdecak lalu mengambil tangan kanan Alaska agar menggenggam tangannya, ia membawa punggung tangannya ke bibir Alaska dengan gerakan cepat tangan itu menempel. "Nah, ya udah sana berangkat, jangan mampir di janda sebelah!"

Alaska mendengus lalu pergi meninggalkan Mita yang terbahak melihat raut wajah Alaska. "Komuk adek gue anjir!"

"ALASKA!" Teriak Lano dari arah tangga sambil menenteng tas kerjanya.

Alaska mendengus kasar, ia berbalik menatap datar sang ayah. "Apa?"

Lano berjalan ke depan Alaska. "Kamu belum Salim sama Ayah, ayo Salim!" Dengan gaya pongah Lano selaku ayah kanda Alaska menyodorkan tangan kanan nya ke hadapan wajah sang anak.

Alaska memutar bola matanya malas namun tak urung ia menyalimi tangan sang ayah. "Aska berangkat."

Lano mengangguk lalu mengibaskan tangannya. "Dah sana,"

Alaska rasanya ingin menceburkan diri sekarang juga, mengapa ia mempunyai Ayah dan kakak yang sangat menjengkelkan?

Dengan kesal Alaska berjalan keluar rumah dan langsung menuju motornya, tanpa banyak bicara ia langsung menancapkan kunci motor itu dan memutarnya.

Alaska (SELESAI)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن