Bakugo tertegun, sejak kapan Izuku memanggilnya dengan nama aslinya? Biasanya Izuku akan memanggilnya 'Kacchan'.
"Kenapa kau--," kalimatnya terputus. Ia tak menemukan Izuku yang sedari tadi duduk didepannya, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, tidak ada. Izuku-nya tidak ada. Segera ia berdiri dan menghampiri Ochako yang sedari tadi sibuk menulis sesuatu di meja kasir.
"Kau melihat Izuku?." Ochako mendongak, menemukan Katsuki dengan raut tertekannya.
"Tidak, Izuku tidak pernah kesini." Ia lanjut mencoret bukunya, Katsuki sambung bertanya
"Tadi kan dia duduk bersamaku, masa kau tak melihatnya" nada suara Katsuki sedikit naik di akhir. Ochako menatapnya keheranan,
"Huh? Tapi bukannya kau--," belum sempat ia berbicara, Katsuki sudah berlari ke arah luar cafe. Ia terlihat seperti mengejar sesuatu. Ochako mengendikkan bahunya, pikirannya kembali tertuju pada catatannya itu.
_________________________
Katsuki tadi melihatnya, ia tidak salah lihat. Surai dark green-- Izuku, sudah pasti setiap orang yang melihat akan berpikiran sama dengannya. Sebelum bayangan itu hilang dibalik rimbunya pohon taman, ia mengikutinya.
"Oi Deku" langkah Katsuki dipercepat. Izuku tidak menoleh, ia terus saja berjalan kedepan.
Katsuki kesusahan karena semak rimbun yang menghalangi laju jalannya, ia benci ini. Ia menyibak tanaman ilalang yang menjuntai itu, sampai akhirnya ia terhenti-- tatapannya terpana, dihadapannya terbentang danau yang sangat indah. Sebelum katsuki semakin jatuh terpana, ia mendengar suara orang menangis samar.
Katsuki berjalan mendekat kearah suara itu berasal dengan mengendap – endap. Disibaknya ilalang panjang yang mengganggu pandangannya, ia melihatnya, rumah petak yang kumuh itu menarik perhatiaannya. Saat Katsuki mendekat, suara tangisan itu hilang. Aneh, Katsuki merasakan rasa familiar pada rumah kosong ini. Didorong rasa penasaran Katsuki berjalan kearah rumah itu.
'Kacchan'
"Deku!," Katsuki tidak salah dengar. Suara tadi itu suara Izuku-nya, suara orang yang ia cari - cari keberadaannya itu. Dengan langkah lebar ia menghampiri rumah itu, detak jantungnya meningkat diserai denyutan hebat dikepalanya. Barangkali tubuhnya menolak untuk pergi kesana karena sebuah alasan. Ia dengan mantap akan memutar kenop pintu itu sampai sebuah suara menginterupsi kegiatannya.
"Kamu siapa, ada urusan apa ke rumah ini?," ucap seseorang dari arah belakang Katsuki.
'Lari Kacchan' lagi, suara Izuku terdengar ditelinganya. Katsuki membalikkan badan,
"Saya mendengar suara seseorang dari dalam sini, suara tangisan lebih tepatnya," Katsuki melihat perubahan air muka lawan bicaranya.
"Didalam sana tidak ada apa – apa, kamu mungkin berhalusinasi karena kelelahan." Sang lawan bicara dengan cepat mengubah air mukanya lagi. Katsuki menatap curiga pada lawan bicaranya.
"Hal seperti itu tak mungkin terjadi, aku ini tak pernah—" perkataan Katsuki terputus, ia memegangi kepalanya yang berdenyut hebat.
'Lari Kacchan'suara Izuku kembali terdengar, sebelum Katsuki jatuh dalam kegelapan karena denyutan dikepalanya.
-----------------------------------
Iida baru saja akan masuk kedalam lift, sebelum suara dering ponselnya berbunyi. Ia beranjak pergi dari tempatnya ke tempat yang lebih tenang. Tertera nama 'Bakugo Katsuki' dilayarnya, dengan sigap ia mengangkat telpon itu.
"Ah,halo Bakugo kau bisa—" perkataannya terhenti kala mendengar suara asing yang memotong ucapannya.
"Ah, maaf tapi ini bukan Katsuki. Aku menelpon karena sang pemilik ponsel ini pingsan, apa kau bisa menjemputnya?" Interupsinya. Terdengar suara deheman dari sebrang telpon.
"Dimana lokasinya" Suara Iida sedikit khawatir.
"Danau cermin"
Panggilan itu diputus sepihak, Tubuh Iida menegang. Iida ingat betul tempat terkutuk itu,tempat dimana mayat dari pemuda bernama Midoriya Izuku ditemukan. Tempat dimana semua kegilaan bermula dan berakhir, dan sekarang menjadi tempat dimana kegilaan baru yang lebih besar terlahir. Iida berjalan cepat menuju ke parkiran rumah sakit, pikirannya kalang kabut.
"Sial, sial, sial, sial, sial, sial," Iida mengumpat selagi ia berkendara dengan kecepatan yang tinggi.
----------------------------------
Halo, fellas! bagaimana kabarnya? semoga baik semua ya.
Karena udah sejauh ini, pasti ada beberapa dari kalian yang bingung. Kalau ada silahkan tanyakan aja di inline comment ini.
Oh dan juga, mungkin ada beberapa dari kalian yang menganggap cerita ini tidak ada unsur BL/sho-ai nya. Jadi disini saya mau jujur kalau cerita ini adegan BL-nya minim banget, kenapa? karena Izuku-nya udah nggak ada hehe. jadi BL-nya bakal lebih bergantung ke adegan flashback, meskipun nggak ada manis - manisnya. Cerita ini lebih mendukung genre misteri-supranateralnya, jadi karena itu setelah cerita ini selesai bakal ada chapter bonus. Nah disitulah kita akan bertemu BL sesungguhnya.
Jadi, saya minta maaf untuk kalian yang merasa dibohongi.
Semoga hari kalian menyenangkan ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
よる|| Malam [COMPLETE]
FanfictionKatsuki terbangun tanpa Izuku disampingnya. Yang Katsuki tahu, Izuku bersamanya tadi malam. Ini sho-ai ya, buakan yaoi. Jadi yang cari adegan "gituan" nggak ada disini.