Katsuki keluar dari apotek, ia menatap lamat sebotol obat yang sekarang tengah ia pegang.
"Jika kamu ingin mengambil obat serupa tolong bawa resep dokternya, tuan."
"ini obat untuk pengidap halusinasi, digunakan untuk mengurangi efek halusinasi, tuan"
Perkataan apoteker yang tadi melayaninya terus berputar bagai kaset rusak. Katsuki masih tak percaya dengan apa yang ia dengar, untuk apa Iida memberinya obat halusinasi. Ia terus memutar otaknya sampai ia mendapatkan titik terang-Izuku. Sedikit banyak obat ini menjelaskan kenapa 'Izuku' tak kunjung muncul. Katsuki ingat, beberapa bulan terakhir ia jarang meminum obat pemberian sahabatnya itu. Ia lebih memilih untuk menyimpan obat itu di dalam laci nakas, sampai pada suatu malam 'Izuku' datang-memarahinya karena tak meminum obatnya.
Dada Katsuki bergerumuh, Katsuki merasa sangat bodoh karena membuat Kirishima dan Iida kesusahan. Ia jelas - jelas ingat saat dimana Izuku hilang dua tahun yang lalu. Ia jelas tahu bahwa perasaan yang tak mendasar di hatinya itu adalah kerinduan-ketidak terimaannya atas kepergian Izuku. Katsuki merasa sangat payah. Lantas ia menekan beberapa nomor dan menghubungi Kirishima.
"Halo... Bakugo. Ada apa?" Ucap Kirishima dari ujung sana.
"Aku ingin ke rumah Deku-ke rumah terakhirnya. Kau tahu itu dimana kan, Kirishima?" jelas Katsuki. Hening tercipta beberapa saat
"Kau dimana Bakugo?" Tanya Kirishima.
"Di lobby apartemenmu"
過去から逃げられると思いますか?
Jalanan terlihat senggang, mobil yang di tumpangi Kirishima dan Bakugo melaju peran. Matahari yang bersembunyi di balik awan memberikan kesan suram yang kentara, seakan semua orang melewati hari yang berat. Kirishima beberapa kali mencuri pandang Katsuki-khawatir sahabatnya menunjukkan ekspresi menyedihkan, meskipun pada kenyataannya tidak.
"Berhenti menatapku, aku tahu aku tampan" sindirnya. Kirishima mengernyit mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Kok bisa ya Izuku pacaran dengan manusia narsis sepertimu." Cela Kirishima. Bakugo tertawa,
"Tentu saja itu Karena aku tampan" dengan wajah sok nya.
"Dih" cibir Kirishima. Dia berpikir lagi kenapa dia bisa berteman dengan mahkluk seperti Katsuki. Katsuki menatap pemandangan yang tersaji dari balik jendela mobil itu, melihat pepohonan rindang yang menemani jalan mereka-sesekali membentuk siluet orang atau hewan.
Setelahnya mereka masuk ke kota yang terlihat lebih indah dengan warna abu - abu dan biru yang mendominasi. Katsuki merasa tidak senang, kenapa Izuku berada jauh darinya padahal dia itu kekasih Izuku.
"Kenapa jauh sekali sih, Aku dan Deku tidak pernah terpisah sejauh ini tahu" geramnya. Kirishima menatap sahabatnya itu dengan pandangan jenaka.
"Hehhh, Aku tak percaya. Izuku mana mau bersama denganmu. Kau kan narsis" ejek Kirishima
"Ulangi lagi kata - katamu sialan, Aku dan Deku itu sudah dekat bahkan sejak dalam kandungan tahu!" sergahnya. Setelahnya muka Katsuki merah padam, dia sedikit malu mengatakan hal seperti itu
"Besan sejak kecil ya?" ucap Kirishima yang sedari tersenyum seperti idiot-sebagai ganti dari menahan tawanya.
Muncul perempatan imajiner di dahi Katsuki, ia memilih untuk kembali melihat jalanan yang lenggang. Tapi tak beberapa lama ia buka suara lagi.
"Deku itu, sudah bersama ku sejak kecil... dulu kami sering mencari kumbang di bukit. Ah, dan dia itu cengeng sekali-aku ingat saat itu kami tersesat, dia menangis tapi masih saja mengatakan 'jangan takut Kacchan, ada aku di sini. Kita pasti akan bertemu dengan desa-atau jalan sebentar lagi' padahal tangannya gemetar hebat" ujar Katsuki. Kirishima tersenyum membayangkan kejadian itu terjadi di depan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
よる|| Malam [COMPLETE]
FanfictionKatsuki terbangun tanpa Izuku disampingnya. Yang Katsuki tahu, Izuku bersamanya tadi malam. Ini sho-ai ya, buakan yaoi. Jadi yang cari adegan "gituan" nggak ada disini.