cemburu

1 1 7
                                    

  "Nera-ssi, kau sedang makan apa?" Tanya Taehyung.

"Roti. Kau mau?" Tawar ku.

"Mau, tapi singkirkan, pinggirannya itu." Ucap Taehyung.

Aku ingat, Taehyung tidak suka pinggiran roti tawar. Tapi, aku tidak bawa pisau apapun. Kini ide menghampiri kepala ku.

Aku menggigiti setiap pinggir roti. Setelah selesai, aku memberikannya pada Taehyung.

"Apa kau sudah sikat gigi?" Tanya Taehyung, menatap ku.

"Tentu, kau pikir."

Taehyung mengambil roti yang ku pegang. Dia melahapnya dengan biasa saja.

"Kau tidak jijik?" Tanya ku. Pasalnya, dia tidak banyak komentar, dan langsung melahapnya.

"Tidak. Aku percaya, mulut mu bersih." Ucapnya.

Aku terkekeh, dia sangat mudah percaya pada orang. Bagaimana jika aku bohong, dan belum membersikan mulut ku.

"Oppa...."

"Apa?"

"Aku ingin minum."

"Lalu, apa aku harus mengambilnya?" Tanya Taehyung.

"Tentu! Aku sudah memberi mu roti ku."

"Ya! Kau tidak ikhlas?"

"Jika kau tidak mau, maka bilang saja."

"Aku tidak mau."

"Baiklah," ucap ku lalu bangkit.

Taehyung, menahan tangan ku.
"Apa?" Tanya ku.
Aku sudah berpikir, dia akan bilang, biar aku saja. Aku sangat percaya diri.

"Sekalian untuk ku." Ucapnya tersenyum, menampilkan deretan giginya.

Sial. Aku salah duga. Dasar pria tidak peka. Sungguh, aku sangat kesal sekarang.

"Ambil sendiri." Ucap ku lalu pergi.

Saat aku membuka pintu, Jimin sudah berdiri di sana. Tidak lupa, dengan senyumnya, yang selalu terlihat menawan. Dia menatap ku.
"Kau ingin minum?" Tanya Jimin.

"Nee oppa." Jawab ku.

"Ini." Jimin memberi air mineral kemasan pada ku.

"Wah, kau sangat baik oppa. TIDAK SEPERTI PRIA YANG SUDAH MEMINTA ROTI KU, TAPI TIDAK MAU MEMBANTU, BAHKAN MENGUCAPKAN TERIMAKASIH PUN TIDAK!." Ucap ku lalu mengambil air mineral itu. Tidak lupa dengan suara ku yang keras, bermaksud menyindir Taehyung.

"Ya! Kau menyindir ku?" Ucap Taehyung dari dalam.

"Ada apa?" Tanya Jimin bingung.

"Taehyung Oppa, dia sangat menyebalkan. Oppa tau? Dia meminta roti ku, dan sudah ku bantu memakan pinggirannya. Tapi dia tidak mau mengambil minum, malah menyuruh ku." Adu ku pada Jimin.

Jimin terkekeh, menepuk kepala ku pelan.

"Kalian seperti anak kecil." Ucapnya lalu menarik ku masuk lagi.

"Kau tau Jimin? Dia mengambil pinggiran roti ku, dengan giginya." Ucap Taehyung.

"Lalu? Tidak ada pisau disini." Bantah ku.

"Apa kau memakannya?" Tanya Jimin.

"Tentu."

"Hahaha! Kalian sangat lucu." Ucap Jimin tertawa. Tawanya sangat indah, dengan matanya yang tertutup, membentuk bulan sabit.

Melihat itu saja, sudah membuat ku bahagia.
Dia adalah pria berhati lembut, dan baik hati. Dia punya hati yang cukup sensitif. Saat dia melihat orang bersedih, maka dia akan merasakannya juga.

They Are Dream ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang