Teruruai

45 10 11
                                    

Lambat laun waktu terus berjalan seiring bergantinya siang dan malam. Tanpa terasa sekarang sudah memasuki awal bulan Agustus di tahun 2021. Tinggal 4 bulan lagi, kita udah menyambut tahun yang baru di tahun 2022.

Terkadang, kita serasa terbuai dengan fakta yang ada. Waktu yang berjalan terlalu cepat, atau kita yang terlambat menyadari bahwa waktu yang berlalu tidak bisa terulang kembali.

Aku cukup senang, masa lalu menjadikan sebuah pelajaran juga pengalaman untuk hari yang akan datang. Tentang apa yang sudah dialami, tentang apa yang sudah terjadi, tentang semua orang yang pernah singgah, atau bahkan menetap selamanya. Semuanya punya peran yang penting untuk mendewasakan diri.

Bulan Mei, bulan kelahiranku. Kupikir di usia 20 tahun ini akan memberikan kesan yang berarti, dan ternyata benar. Mungkin esok di bulan Mei yang akan datang, aku sudah lebih tegar dan tersenyum dengan ikhlas tentang suatu arti yang telah tergantikan.

Abang :)
Akhir Mei dirimu cukup berarti. Voice Note yang Abang kirimkan, sekarang telah kuarsipkan. Dari sini aku belajar tentang arti kedewasaan, tentang ego, juga masa depan orang yang aku sayang.

Perlahan, aku merasakan perlahan-lahan perasaan ini pudar. Bukan hilang, atau berhenti untuk sayang. Tetapi, semua yang berawal dari memaksakan sekarang berakhir dengan serius mengiklaskan.

Benar kata orang. Terkadang yang datang sebenarnya bukan ditakdirkan untuk kita, hanya saja itu sebuah pengalaman berharga yang mahal harganya.

Kalau kemarin aku bilang aku tetap di sini, dan tidak akan pergi, mungkin itu benar. Aku masih ada di sini.
Kapanpun jika Abang butuh, tinggal tengok ke belakang aja, Sisil ada selangkah di belakang Abang sebagai Adek yang peduli dengan Abang.

Sampai kapanpun, Abang adalah peran yang pernah penting di hidup Sisil. Dua bulan berlalu, Bang, tanpa terasa. Aku juga mulai ikhlas dengan semua yang ada.

Kata temanku, aku terlalu egois untuk terus bertahan, berdiri dalam titik keegoisan yang hanya memaksakan apa yang aku inginkan. Sekarang aku paham, Bang. Aku nggak boleh egois, aku nggak boleh menyakiti orang yang aku sayang dengan terus seperti ini.

Btw, aku sudah menemukan orang yang kurasa tepat, Bang. Support System yang bisa kembalikan aku dari keterpurukan. Dia bukan orang yang spesial, dia hanya orang baik yang tidak sengaja aku temui. Dia bukan laki-laki sempurna, bahkan kita juga dipisahkan jarak juga kota yang berbeda. Tetapi, dengan begitu kita sama-sama melangkah. Saling support untuk kembali pulih dari luka yang sama.

Orang yang kita cintai mencintai yang lain :"
Sakit, dan amat terasa di hati juga ingatan yang nyata. Namun, ternyata ini takdir Semesta. Kita dipertemukan dan disatukan.

Aku nggak pernah tau bagaimana alur Semesta membawa kita, sekalipun Abang masih jadi yang teristimewa untuk saat ini entah sampai kapan akhirnya.

CINTA VIRTUALWhere stories live. Discover now