Mozaic 6 : Vain

69 21 13
                                    

"Sepertinya kita harus membawa dia ke rumah sakit, Yoo Seonsaeng-nim," kata guru kesehatan setelah memeriksa Geonu yang masih pingsan di klinik sekolah.

"Separah itu kah?! Kalau begitu cepat panggil ambulans!" jawab Yongha

"Aku sudah menelepon ambulans, mereka akan segera tiba."

"Shin Yechan kau apakan dia?!" tambahnya sembari menatap tajam murid berbadan tinggi di sampingnya.

"Aku bersumpah hanya memukulnya satu kali!" kata Yechan.

"Satu kali, tapi dengan kekuatan penuh seorang alpha dari clan Shin?" sinis Yongha.

"Tidak, sungguh. Aku belum mengeluarkan kekuatanku!" sanggah Yechan.

"Menurut hasil pemeriksaanku Geonu pingsan bukan karena dipukul, tapi memang dia sedang dalam kondisi kelelahan yang cukup parah," sela guru kesehatan untuk meluruskan keadaan.

"Dengar? Ini bukan salahku, Saem," kata Yechan.

Yongha melirik Yechan dan guru kesehatan itu bergantian. Sebelum ia menarik tangan Yechan dan menyeretnya keluar dari klinik.

"Tetap saja kau akan dihukum karena terlibat keributan. Ikut aku!"

Akhirnya pemuda bermarga Shin itu hanya bisa pasrah. Ia membiarkan guru itu menyeretnya hingga tiba di ruang konseling.

"Kali ini apa? Aku akan diskors sehari?"

"Skors sama dengan liburan bagimu, bukan begitu? Maka hukumanmu adalah menulis dua puluh lima lembar surat permintaan maaf dan membersihkan seluruh kamar mandi di lantai tiga," titah Yongha, mutlak.

"Tapi Saem.."

"Tidak ada tapi-tapi. Kertasnya ada di sana," kata Yongha sembari menunjuk ke salah satu sudut ruangan.

"Apa lihat lihat?! Kerjakan hukuman pertamamu sekarang!" tambahnya saat mendapati Yechan hanya melongo sembari menatap wajahnya.

"Saem, kau cantik."

Bukan wajah merah malu-malu, tapi tatapan datar nan dinginlah yang Yongha berikan sebagai respon.

"Sungguh, wajahmu mengingatkanku pada ibuku, sangat cantik!"

"Kau ingin hukumanmu ditambah?"

🔥🔥🔥



Geonu hanya pingsan dua jam, kemudian sadar. Tapi kondisinya tidak baik-baik saja. Tubuhnya sangat kelelahan dan ia seperti orang yang terkena tekanan mental. Kini sudah seminggu ia dirawat di rumah sakit.

Maka sudah seminggu pula Doyum ada di sana mengawasi. Harusnya ia senang, tapi misi balas dendamnya belum sepenuhnya selesai sampai sini. Ya, Jihan. Gadis itu belum datang untuk menunjukkan wajah memelas yang khawatir, atau semacam perasaan takut kehilangan orang yang dicintai. Karena itulah tujuan utama Doyum.

"Puas kau sekarang, hah?!" bentak Geonu pada sosok Doyum yang melayang di hadapannya.

Doyum hanya terdiam sembari berpikir. Kemarin lusa teman-teman sekelasnya sudah datang menjenguk. Tepat kemarin bahkan Yechan datang bersama Yongha untuk menjenguk. Tapi Jihan kekasihnya sama sakali tidak terlihat. Dimana dia?

"Belum," jawab Doyum pada akhirnya.

"Kau benar-benar setan yang tidak waras! Bunuh saja aku sekalian! Bunuh!"

Doyum menggeleng.

"Sepertinya cara balas dendamku yang satu ini akan sia-sia. Bagaimana kalau ternyata gadis yang membuatmu bahkan rela mati itu sebenarnya tidak mencintaimu sama sekali? Sial clan Han memang sulit dipercaya," kata hantu itu lebih seperti menggumam, tapi Geonu masih bisa dengar.

Keduanya hanya saling diam, larut dalam pikiran masing-masing. Hingga tiba-tiba pintu terbuka, memunculkan sosok orang yang Doyum tunggu selama ini.

"Oppa!"

Geonu tersenyum dengan bibir pucatnya. Ia senang akhirnya kekasih yang sangat ia cintai itu datang menjenguknya.

"Oppa, aku ingin kita putus saja!"

Terkejut? Jelas. Bahkan Doyum juga sama terkejutnya. Ini jauh melebihi ekspektasinya.

"Tapi, kenapa?!" tanya Geonu.

"Aku malu punya pacar lemah sepertimu. Bagaimana bisa kau langsung jatuh pingsan hanya karena satu pukulan?" kata gadis itu.

"Kejadiannya tidak seperti itu! Aku bisa jelaskan!" sangkal Geonu.

"Ck gadis tidak tahu diri. Dia sampai aku buat masuk rumah sakit juga karena ingin melindungimu dariku!" kata Doyum meski hanya Geonu yang bisa mendengarnya.

"Aku tidak perlu penjelasan. Aku juga mulai bosan padamu. Pokoknya kita putus!"

Setelah berkata begitu, Jihan pun pergi begitu saja. Meninggalkan Geonu yang tidak tahu harus apa. Bersama Doyum, yang mendadak murka dan ingin mengejarnya, tapi Geonu menahannya.

"Hentikan saja rencana balas dendammu itu, tidak ada guna..."

Doyum yang sudah hampir keluar menoleh dan berbalik. Geonu tiba-tiba hilang kesadaran.

"Astaga bagaimana caranya aku memanggil dokter?!"

****

A/n.

Makin aneh ga sih?







RevengeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon