♡ 5

21.2K 1K 21
                                    

"AYAH UDAH BILANG, JAGA SIKAP KAMU MIRA!"

"MIRA CAPEK YAH. SELALU DISALAHIN. AYAH NGGA PERNAH MIKIRIN KEBAHAGIAN AKU KAN? AYAH NGGA PERNAH YAH," ah sial. Mengapa ia menangis lagi.

"SHANTI MARAH SAMA AYAH KARNA KAMU. MAU DITAROK DI MANA MUKA AYAH, AYAH NGGA PERNAH NGAJARIN KAMU BUAT JADI ORANG SEPERTI INI MIRA!"

"APA YANG PERNAH AYAH AJARIN KE AKU? APA YAH! AYAH BAHKAN NGGA PERNAH PEDULI SAMA AKU. AKU NGGA PERNAH AYAH ANGGAP SEBAGAI ANAK PEREMPUAN AYAH. AYAH CUMA FOKUS SAMA VANYA? SEMENTARA AKU?"

Mira menatap Bam, "AKU JUGA PENGEN AYAH TANYAIN GIMANA SEKOLAHKU, APA YANG ADA GANGGU AKU DI SEKOLAH, AYAH NGINGETIN AKU MAKAN, AKU JUGA PENGEN AYAH UCAPIN SELAMAT MALAM. AKU NGGA PERNAH DAPET ITU YAH. YANG AKU DAPAT CUMA BENTAKAN DARI AYAH, TUNTUTAN DARI AYAH!"

PLAK

"Tampar aku yah!"

PLAK

"AYAH EGOIS. DULU SIAPA YANG MAKSA AKU BUAT NIKAH? SEKARANG BUKAN SALAH AKU KAN KALAU AKU GINI? AYAH NGGA PERNAH TAU KAN GIMANA PERLAKUAN RAKA KE AKU? AYAH NGGA PERNAH TAU"

"KURANG AJAR KAMU MIRA!"

BUK

Kali ini perutnya yang menjadi sasaran. 

"Uhuk-uhuk," Mira tersentak.

"Ayah udah yah!" perkataan Tari tidak didengar.

"Kamu tau kan, sampai sekarang ayah bisa hidup karna bantuan dari keluarga itu. Tapi kamu malah buat orang yang membantu kita marah!"

"Iya. Bahkan keluarga ini bisa bertahan karna kalian ngejual aku kan?"

BUK

"AYAH!"

"SETAN KAMU!"

Mira menangis tersedu-sedu. Ia tau apa yang ia katakan tidak baik, tapi ia ingin meluapkan semuanya hari ini.

"ELANG TAHAN AYAH!" teriak Tari ketika Bam ingin kembali memukul Mira,

"YAH UDAH YAH!"

"SAYA NYESAL NGEBESARIN ANAK SEPERTI KAMU. NGGA SUDI SAYA!"

Rasa sakit dari pukulan itu tidak seberapa, perkataan Bam tadi lebih sakit rasanya.

"Minta maaf ke Shanti atau kamu tidak saya anggap anak lagi?!" Bam berujar serius.

"Ayah jahat," isak Mira. Ia mengambil tas dan kunci mobilnya. Lalu ia melangkah keluar.

"MIRA!" panggil Bam keras.

Air matanya tak berhenti menetes. Dadanya sungguh sesak.

"MIRA CEPAT KESINI SAYA BELUM SELESAI BICARA! SIALAN KAMU!"

Mira menutup pintu mobilnya dan langsung saja menjalankan mobil.

"Ayah jahat," ujarnya berulang kali. 

"AAAAKHH," Mira memukul stir. Ia lega dan ia juga sedih. Tidak menyangka Bam akan berkata seperti itu. 

Keadaan Mira sangat kacau. Rambut berantakan, mata sembab, pipi merah, dan terdapat lebam di perutnya.

Sesuai dugaannya, Shanti melaporkan perihal kemarin kepada Bam. Dan hari ini, ia disuruh Bam untuk datang ke rumahnya dan itulah yang terjadi.

Mira melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Isak tangis yang mengisi kesunyian mobil menemaninya sepanjang jalan pulang ke rumah.

Ia mengklakson mang Sueb. Setelah di buka, ia langsung saja meng-gas mobil itu.

Mira membuka pintu dengan kasar. Perkataan Bam sangat membuatnya kecewa dan itu membuat dirinya tak berhenti menangis.

Akhir dari kisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang