♡ 22

12.4K 578 10
                                    

Malam kali ini lebih terasa indah karna diisi dengan suara Kiana yang tergelak dengan mainan boneka yang bisa bergerak yang baru saja Raka belikan di mall tadi. Kiana dengan heboh mengejar boneka barbie itu, saking serunya sampai liurnya keluar.

Nana mengabarinya jika ia akan menjemput Kiana agak telat, perkiraan ia tiba akan pukul 4 malam, itu pun jika sempat. Sebab urusan yang masih belum selesai membuatnya harus memaksimalkan waktu semaksimal mungkin. 

Membaca pesan Nana membuat Mira menjadi kasihan dengannya. Akhirnya ia memberi saran untuk Kiana bermalam disini.

Nana awalnya tidak enak, namun Mira berusaha membujuknya dan mengatakan tidak apa-apa dan fokus dulu ke pekerjaan wanita itu.

Dan ini lah akhirnya.

Kiana yang tidak sedikitpun lelah. Berlari kesana-kemari dengan suara tertawa yang khas. Energi yang masih full ditambah ia menghabiskan satu mangkok bubur ditambah ayam yang sudah di haluskan menambah staminanya untuk bermain.

Raka yang setia menemani keponakannya itu, mereka berdua tidak merasa lelah. Berbeda dengan Mira yang sudah tepar. Ia hanya memperhatikan om dan keponakannya yang asik dengan mainan itu.

Jangan salah, Raka juga tak kalah heboh. Suara teriakannya bercampur dengan Kiana yang tertawa benar-benar membuat malam ini terasa beda.

"Ini belum pada capek apa?" tanyanya.

"Belum," jawab Raka singkat tanpa melihat ke arahnya.

"Ebang, telbang," tunjuk Kiana ketika boneka itu terbang.

"Wih dia terbang lagi kia," sahut Raka.

Mira memutar bola matanya malas. Ia membuka handphonenya dan memfotokan Raka dan Kiana. Lagi.

Tak lupa ia mengirimkan kepada Nana sebagai update terkini mengenai anaknya.

"Beol," ucap Kiana.

"Beo?" ulang Raka.

"Beoll," ujar Kiana dengan muka yang berbeda.

Mira menengok. Ia mencium bau-bau tidak enak.

ASTAGA

"Kia eek ya?"

Seolah mengerti batita itu mengangguk.

Yang ia takutkan terjadi.

"Mas?" ucap Mira lemas. Ia sama sekali tidak berpengalaman dalam membersihkan eek bayi.

"Kita bersihkan sama-sama ya," Raka mengendong Kiana. "Tolong ambil pempers, bedong, sama kresek."

Setelah mengambil semua peralatan tempur, Mira membentangkan bedong itu. Raka menidurkan Kiana di tengah.

"Udah belum?" tanya Raka.

Lelaki ini melihat Kiana yang masih berusaha mengeluarkan sesuatu. "Belum ternyata."

Mira duduk di samping Raka, ia menengok ke arah lelaki itu dan Kiana bergantian, "Mas, jujur aku ngga bisa ganti popok bekas eek anak bayi. Dan aku juga ngga yakin kamu bisa. Kita lihat youtube dulu gimana?" Mira memberi saran.

"Enak aja bilang saya ngga bisa."

"Emang beneran bisa?"

"Ya bisalah."

"Masa? ngga usah kepedean begitu. Kalau ngga bisa bilang ngga bis-"

"BEOLLL," Kiana menangis.

Mira dan Raka gelagapan. 

Raka dengan sigap mengambil tisu basah, Ia membuka pempres Kiana.

Bau semriwing langsung merebak.

"Dibersihiin dulu ya," ujar Raka dan langsung membersihkan.

Mira menatap tidak percaya. Ternyata suaminya memang bisa.

"Kreseknya buka." 

"Buang?"

Raka hanya menatap Mira sebagai jawaban.

"Iya, iya, maaf."

***

"TIME FOR SLEEP!" Mira membuka pintu kamar lebar-lebar. 

Ia berjalan diikuti dengan Raka yang mengendong Kiana yang sudah mengantuk.

"Ntar kita atur posisi dulu ya," gadis ini memindahkan beberapa posisi bantal dan guling, "Kia di tengah."

"Di pinggir aja," timpal Raka.

"Heh enak aja!"

"Saya ngga bisa peluk kamu," Mira memutar bola matanya malas.

"Ngasal aja," protes Mira.

Raka meletakkan Kiana yang sudah setengah sadar. Mata sayunya lama-lama terpejam. 

"Pelan-pelan naik kasurnya," Mira memperingati dan ikut merebahkan dirinya di kasur.

Tak lama. Mira sudah tertidur.

Raka memperhatikan Mira dalam diam. Suara dengkuran halus gadis itu membuatnya terkekeh. Ada saja tingkah istrinya itu.

Puas memandangi wajah Mira, Raka pun ikut terlelap.

***
CUY SERIUS W G TW INI NULIS APAAN. POKOKNY MET BACA AJJ DEYH. OWH Y SORRY Y W JARANG UP SOALNU MAGER (KGK AD EANK PEDULI JG YY TRIMS)

~raa

Akhir dari kisahTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon