18

713 132 1
                                    

Jungkook melajukan mobilnya dengan kecepatan 85 km/jam. Tidak peduli jika polisi bisa saja menilangnya, toh dini hari seperti ini bahkan tidak ada kendaraan yang berlalu lalang selain mobilnya seorang. Dan itu sangat aneh bagi Jungkook.

Di kursi tengah ada Taehyun yang tak sadarkan diri dan Jimin yang masih merintih kesakitan. Jungkook yang fokus mengemudi sesekali melihat hyung dan dongsaengnya itu dari keca spion di atas.

“Kita sampai hyung, kita sampai,” ucap Jungkook saat ia memakirkan mobilnya tepat di depan pintu rumah sakit. Suaranya terdengar bergetar, menahan tangisnya sedari tadi.

Jungkook keluar dari mobil dan berteriak di dalam rumah sakit memanggil suster dan dokter. Tanpa berlama-lama, sekitar enam orang suster datang.

Jungkook membantu mengangkat Jimin dan menidurkan hyungnya itu di ranjang rumah sakit yang segera di bawa oleh suster masuk, begitupula dengan Taehyun.

Jungkook mengikut di belakang, persetan dengan mobilnya yang belum ia parkir pada tempat yang seharusnya. Setelah Jimin dan Taehyun di tangani, Jungkook duduk di bangku rumah sakit. Untungnya, Jimin dan Taehyun di tangani di ruangan yang saling berhadapan.

“Haah...” Lolos satu helaan nafas, lolos pula air mata Jungkook yang sedari tadi ia tangan. Pandangannya melihat jam di tangannya sekilas, pukul 2 dini hari.

Wush...

Jungkook menyeka pipinya yang basah dan melihat ke kanan dan ke kiri. Lorong rumah sakit tampak gelap, hanya di terangi lampu-lampu dengan jarak tidak terlalu jauh.

“Itu hanya angin Kook,” monolog Jungkook saat tadi merasa ada angin yang menghembus tepat dj wajahnya.

Lorong yang sepi, temaram, dan dingin. Membuat Jungkook tak ingin berlama-lama ada di rumah sakit dan duduk sendirian seperti sekarang ini. Dalam hati berdoa agar Jimin dan Taehyun mendapat penangan yang cepat.

Wush...

Jungkook merasa arah angin itu berasal dari sisi kanannya. Perlahan Jungkook menolehkan kepalanya ke kanan dan...

Dia tidak sendiri lagi sekarang.

•••

“Hyung awas!” Teriak Kai dan dengan cepat mendorong tubuh Seokjin.

Keduanya menghela nafas lega kala pisau yang terarah pada Seokjin dapat dihindari. Namjoon menatap penuh emosi kepada Yeon dan Yuun, dua hantu yang benar-benar aarrgh! Namjoon tidak bisa mendiskripsikannya.

Sayangnya, saat Namjoon mengarahkan tangannya untuk memukul Yeon, ia lupa. Bahwa Yeon dan Yuun bukan makhluk yang sama sepertinya.

Tangan Yeon kini digunakan untuk mencekik leher Namjoon kuat. Seokjin yang melihat itu berusaha melepaskan cekikan Yeon pada leher Namjoon.

Dan Kai kini berhadapan dengan Yuun seorang diri. Kai terus mundur, dan Yuun terus maju mendekatinya. Hingga Kai berhenti karena punggungnya merasakan dinding di belakangnya.

“Ka-kau mau apa?!” tanya Kai mencoba berani.

Yuun tidak menjawab, namun bibirnya menyunggingkan sebuah seringaian yang mengerikan.

Kai mengambil barang apapun yang ada di dekatnya dan melemparkannya pada Yuun. Tapi semuanya bisa ditangkis oleh Yuun dengan baik. Apa dulu semasa hidup Yuun itu sabuk hitam taekwondo?

“HYUUNG! TOLONG AKU AAAA!” teriak Kai sekuat tenaga dengan mata terpejam kuat.

Creepy Bangtan Dorm 2 | Bts &TxtDonde viven las historias. Descúbrelo ahora