Bab : 15. Maaf ya.

89 78 8
                                    

HALLO, MELLOVERS? 🌷
Ketemu lagi di new chapter as part 15.
Nikmati, resapi dan imajinasikan ‼️

- Salam manis semanis gelato tiramisuu.

HAPPY READING.

"Oke, sekarang sudah selesai pelajaran Matematika hari ini. untuk pertemuan selanjutnya kita akan membahas tugas yang bapak berikan tadi, Ingat kerjakan dirumah!" Ucap Pak Didik guru mata pelajaran Matematika di sekolah Cakrawala.

"BAIK PAA...!" Seru para murid.

"Ayo siapkan" Pak Didik.

"Sikap berdo'a dan beri salam!" Perintah KM di kelas Ilenee seraya menitah para temannya untuk melakukan sikap. Akhirnya para murid pun berdo'a dan juga mengucapkan salam penutupan pada guru di jam tersebut.

"Ya sudah untuk yang tidak dijemput sebaiknya tunggu saja, hujan nya masih besar nanti kalo udah reda, baru boleh pulang," titahnya sebelum pergi meninggalkan kelas.

"Yeeeyy, akhirnya hujaann!" Teriak Zea dengan senang.

"Kalo udah sakit baru tau rasa!" ujar Shireen yang baru saja menggendong tasnya.

"Emm takut enggak ya? Hehe. Oh iya hari ini Zee mau pulang sama Alvin, Soalnya udah janji. Alvin juga mau ajak kerumahnya, sekalian nemuin mama mertua,"

"Iya iya terserah lo deh!" Kyla dengan wajah malasnya.

"Pantesan enggak bawa sepeda" Sinis Shireen.

"Hmm, Eh itu Ilenee" Zea berbisik.

Ilenee datang dan tersenyum melambaikan tangannya "Hai."

"Hai juga Len," Shireen tersenyum.

"Iyaaa Lelenn," Zea nyengir.

Kyla membuang muka dan fokus melihat ke arah lain, dan melirik Shireen, "Ya udah, ayo cabut!"

Ilenee hanya merenung sedih dan melihat ke area parkir yang hanya ada satu sepeda yang dia kenal, lalu dimana sepeda lainnya?.

"Len, sorry ya. Si Zea enggak bawa sepeda hari ini, Dia pulang bareng Alvin, atau kalo mau bisa bareng Arkan aja, Dia kan bawa motor?" Shireen tersenyum.

Ilenee hanya mengangguk dan mengacungkan jempolnya "Okeeh, sama Arkan aja hehe." ucapnya sambil tersenyum pada Shireen.

Tidak lama Zea pergi dengan Alvin, lalu Kyla juga pergi tanpa bicara pada Ilenee sedikit pun, Kyla pergi dengan memboncengi Shireen.

"Huft, enggak masalah kok Ilenee, tungguin Arkan aja." Gumamnya menyemangati diri sendiri sambil tersenyum lalu jalan menuju gerbang sekolah, tidak pedulikan jika seragamnya harus basah karena air hujan, jaketnya tidak sempat dia bawa apalagi jas hujan.

Setelah 15 menit bahkan hampir setengah jam Ilenee menunggu Arkan di depan gerbang sekolah, bahkan tidak ada orang lalu lalang, sekolah pun mulai sepi. Ilenee memicingkan kedua matanya melihat ada seorang siswi yang cukup dikenal olehnya, dia adalah teman sekelas Arkan, pacarnya. Walau Ilenee tidak terlalu akrab dengan siswi itu dia berusaha untuk mendekati dengan berniat menanyakan sesuatu tentang Arkan.

"Permisi," Ilenee menepuk pundaknya.

"Ohh Iya, eh kamu?"

"Iya, kamu itu temen sekelas Arkan, ya?"

"Iya bener, kita memang sekelas. Btw ada apa ya?"

"Arkan ada? Kamu liat dia enggak?" Ilenee

"Oh gitu, kebetulan kelas kita udah pulang lebih awal sebelum bel, karena mau nengok guru yang sakit, emangnya kamu enggak tau?" jelasnya dengan ramah.

I'M ILENEE Où les histoires vivent. Découvrez maintenant