🌰JYM-36

17.6K 3.7K 867
                                    

"Manusia tuh paling gengsi sama yang namanya minta maaf dan berterimakasih. Padahal kata maaf dan terimakasih sangat sederhana, tapi kenyataannya cuma orang-orang tertentu yang bisa dan mampu melakukan itu."

Meriana Anggelica

==========================

Tiba-tiba datang perempuan berdiri tepat didepan Meri. "Maaf, aku mau ngomong serius sama kamu."

"Ngomong aja kali," balas Meri acuh.

"Tapi gak disini," ucap perempuan tersebut.

"Emang kenapa kalau disini? Toh cuma ada kita bertiga. Ribet amat tinggal ngomong doang." Sebenarnya bukan karena kedatangan gadis ini Meri ketus, tapi karena masih terbawa suasana saja.

"Aku malu kalau ada orang lain selain kamu," katanya.

"Ya udah Teh, kalau gitu Riana pergi dulu. Assalamualaikum," pamit Riana.

"Waalaikumsalam."

"Udah pergi kan? Gih ngomong," ujar Meri ketika tinggal mereka berdua.

Perempuan ini menatap Meri penuh sesal. "Aku mau minta maaf sama kamu."

Akhirnya yang ditunggu-tunggu muncul juga, ia memang sengaja membiarkan si biang keladi berkeliaran tapi bukan berarti bisa bebas darinya. Meri melipat kedua tangan didepan dada. "Untuk?"

"Untuk semua yang aku lakukan selama ini ke kamu. Maaf aku udah keterlaluan banget. Aku mohon jangan kasih tau semua ini ke orang tua aku." Perempuan ini menangis mengingat ancaman setiap hari selalu didapat karena ulahnya dulu. Bahkan kedua orang tuanya juga turut di ikut sertakan, ia benar-benar takut Meri akan mendatangi rumahnya dan memberitahukan semuanya kepada mereka.

"Boleh dijelasin kesalahan lo apa?" Nadanya tampak tenang namun mampu menghanyutkan sang pendengar.

Perempuan ini menarik napas dalam, menghembuskan pelan. Matanya terpejam sejenak. "Maaf aku salah. Aku yang udah lancang bajak hp kamu. Dan aku juga yang unggah video itu di instastory kamu. Maaf." Kepalanya semakin tertunduk.

"Seinget gue, kayaknya kita gak pernah ada masalah. Gue gak pernah ganggu kehidupan lo. Lo juga jarang interaksi sama gue. Kok bisa-bisanya lo ngelakuin hal kekanakan kayak gitu. Kalau gue ada salah sama lo, harusnya lo ngomong biar gue bisa minta maaf," ujar Meri membuat si perempuan semakin merasa bersalah.

"Lo gak akan ngelakuin hal semacam itu kalau gak ada masalah serius sama gue. Apa motivasi lo? Dan lo juga dapet darimana video itu? Gak mungkin lo sendiri yang ngevideo," sambungnya.

"Iya, emang bukan aku yang ngevideo. Aku dapat dari sepupu aku, dia gak sengaja liat kericuhan di taman. Tahu yang ribut anak pondok, dia video in terus dikirim ke aku." Ia menjeda kalimatnya.

"Karena aku gak suka sama kamu, dan aku pengen kamu keluar dari pondok ini makanya aku nekat masuk ke kantor keamanan buat ambil hp kamu."

"Alasan lo gak suka sama gue?" tanya Meri.

"Aku gak suka liat kamu deket banget sama Kevin." Suaranya tampak lirih, nadanya juga terseling sebuah getaran.

Sungguh, pernyataan dari Laila membuat mulutnya ternganga. Kepalanya menggeleng tak habis pikir. "Laila-Laila. Lo gak suka sama gue cuma karena lo cemburu liat gue sama Kevin?"

"Emang bener yang namanya cinta membutakan segalanya. Harusnya lo ngomong kalau suka sama Kevin, gak usah pake cara pengecut kayak gini. Sebenarnya lo cuma buang-buang tenaga berakhir dihantui dengan ketakutan. Lagipula prinsip gue dari dulu tetap sama, gak ada yang namanya balikan sama masalalu."

Jodohku Yang Mana? [End]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ