3. Dekat

217 19 0
                                    

Raka membersihkan apartemen dengan serius, sebisa mungkin berusaha tidak ada debu sedikitpun yang tersisa.

Jemarinya dengan lincah menata kembali perabotan sesuai dengan tempat asal.

Rambut coklat keemasan Raka mulai terlihat basah oleh keringat.

"Hah, sudah cukup segini saja."

Bagaikan robot yang tidak diisi baterai, Raka pun berjalan sempoyongan memasuki kamar.

Raka mau tidur, begitu inginnya.

Di kala hari Minggu memang enak untuk istirahat, seperti tidur seharian mungkin?

Makan sudah, mandi sudah dan menonton juga sudah.

Namun, semua menjadi buyar tatkala ia melihat ponsel miliknya menyala.

Raka dengan semangat mengambil ponsel tersebut dan membukanya, ternyata ada sebuah pesan.

Dari Alin, sang pujaan hati yang jauh di sebrang.

Senyum tak bisa terbantahkan, Raka dengan cepat menelpon Alin.

"Halo, Ka? Hehe, maaf kalau ganggu."
"Sama sekali tidak, aku mauuuuu! Ayo kita bermain!"
"Haha siap, pakai aplikasi apa?"
"Aplikasi apa ya yang bersih ketika video call? Aku juga bingung, Lin."
"Sebentar, aku cari dulu."

Raka terkekeh, "Skype kamu punya kan? Pakai itu saja bagaimana?"

Alin jadi ikut tertawa, padahal dia punya Skype.

"Yuk, Skype saja ya."
"Siap!"

Dengan tergesa Raka berlari ke dapur untuk mengambil kerupuk, kali ini dia dan Alin akan lomba makan kerupuk.

Sesuai dengan salah satu lomba yang selalu ada di setiap perayaan 17 Agustus.

Raka jadi teringat, dulu mereka satu sekolahan dan selalu pergi kemana-mana berdua.

Eh, sekarang jadi hubungan jarak jauh karena kuliah.

Di tahun 2019, Alin dan Raka harus siap berpisah pulau.

Alin ke Jawa, Raka ke Bali.

Susah memang awalnya, apalagi dengan perbedaan jam. Lumayan, beda satu jam lebih cepat juga mempengaruhi waktu tidur Raka. Belum lagi adaptasi di tanah rantau.

Raka sering kali sudah tidur di saat Alin baru saja selesai belajar.

Di Alin jam 10 malam, di Raka sudah jam 11 malam.

Alhasil, tidak bisa telponan bucin.

Raka membawa satu kerupuk, dia yakin Alin juga sama dari segi bentuk dan jenis dengan kerupuk miliknya.

Menggunakan jemari kiri, Raka memulai video call.

Selagi menunggu Alin, Raka mengambil pita merah putih yang sudah terpotong untuk diikatkan ke kepala.

Siap, Raka mau menang lomba lawan Alin intinya.

Dari sisi lain, Alin terlihat dengan kerupuk yang sama persis seperti punya Raka.

Oh, bahkan Alin juga mengikat pita ke kepala. Benar-benar ikatan batin.

"Pemenangnya adalah yang duluan habis!"
"Boleh, hahaha. Siapa takut."
"Bersama ya dihitungan ketiga kita mulai lomba."

1
2
3

Alin memulai makan kerupuk dengan santai, berbeda dengan Raka yang berambisi untuk menang.

Alin tersenyum melihat bagaimana tingkah Raka seolah benar-benar sedang lomba makan kerupuk.

Dengan sengaja, Alin memakan kerupuk dengan gigitan besar. Menyebabkan posisi mereka imbang, sama-sama sudah habis setengah.

Melihat itu, Raka memakan kerupuk lebih cepat lagi sampai kedua matanya ikut terpejam.

Kesempatan ini digunakan Alin untuk sengaja mengalah membiarkan Raka memakan kerupuk lebih cepat dan banyak.

Ia lebih memilih fokus ke wajah serius milik Raka. Kedua alis Raka seolah bersatu, pipi yang kembung berisi kerupuk dan mulut yang tak bisa berhenti mengunyah.

Raka masih terus berusaha, supaya Raka tidak curiga Alin pun ikut memakan kerupuk sedikit demi sedikit.

Kerupuk di tangan Raka sudah tinggal sedikit dan dia membuka mata.

Untungnya, Alin tidak lupa menggembungkan pipi seolah sedang mengunyah.

Pekikan senang keluar dari Raka tatkala kerupuk miliknya habis.

"Yeay! Raka menang!"
"Ah, kamu memang doyan kerupuk. Aku bakalan kalah."
"Hehehe, salah sendiri menantang Raka si juara lomba makan kerupuk tak terkalahkan."
"Iya saja biar cepat."
"Hahaha."

Baik Alin dan Raka, langsung meminum air mineral untuk membersihkan sisa minyak.

Raka ingin bertanya banyak hal, terutama kantung mata Alin yang mulai terlihat menebal. Hm, apa Alin sering begadang belakangan ini?

Dengan pembahasan ringan yang mereka lakukan, sedikit demi sedikit Raka paham. Ternyata Alin sedang sibuk ikut organisasi.

"Jangan sampai kurang tidur... Kantung mata mu sudah mulai terlihat jelas, jangan lupa minum air mineral yang banyak, makan sayur dan buah juga. Masker jangan lupa setiap keluar kost, ingat ya dua masker!"
"Siap laksanakan kapten, sendirinya juga jangan lupa sama pesan yang dikasih ke aku."

Jujur, hubungan jarak jauh begini terkadang membuat Raka ngeri-ngeri sedap. Mengingat, Alin aktif mengikuti organisasi dan pastinya banyak mengenal orang lain.

Jika membahas pertengkaran, hubungan mereka juga sering mengalami itu. Hanya saja, semakin lama mengenal satu sama lain semakin bisa memahami baik dan buruk dari diri pasangan.

"Alin, kamu tidak punya siapa-siapa kan?"
"Maksudmu?"
"Tidak ada "aku" yang lain kan di sana?"

Alin menggelengkan kepala, "Tentu saja tidak ada, kita bisa saja hubungan jarak jauh berbeda pulau begini. Namun, kita dekat di hati dan pikiran. Percaya kata-kata ku."

Raka yang mendengar itu tersenyum, untuk apa juga dia ragu terhadap Alin ya?

"Raka sayang Alin!"
"Alin juga sayang Raka!"

-

Hai ^^
Ini pernah aku post untuk ikut lomba menulis di kapalxfess huhu, tapi sayang belum menang huaaaa. semoga kehibur ya!!

Anw, seneng banget drabble GuanRen ini lumayan banyak dimasukin ke daft library reader🥺 terima kasih banyak ya!!

Drabble And Prompt | LIFE [GuanRen]Where stories live. Discover now